Prof Dr Asriyana, Inspirator yang Rendah Hati: Perempuan Sultra Harus Berani Memimpin
Erni Yanti, telisik indonesia
Selasa, 24 Juni 2025
0 dilihat
Prof. Dr. Asriayana., S.Pi. M.Si, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari. Foto: Ist.
" Dalam dunia akademik yang penuh tantangan dan kompleksitas, nama Prof. Dr. Asriyana, S.Pi., M.Si. muncul sebagai salah satu ikon kepemimpinan perempuan Kota Kendari "

KENDARI, TELISIK.ID - Dalam dunia akademik yang penuh tantangan dan kompleksitas, nama Prof. Dr. Asriyana, S.Pi., M.Si. muncul sebagai salah satu ikon kepemimpinan perempuan Kota Kendari.
Asriyana adalah Guru Besar di bidang Pengelolaan Sumberdaya Perairan sekaligus Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari.
Asriyana tak hanya mencetak ratusan lulusan sarjana, tetapi juga menginspirasi ribuan perempuan lewat nilai-nilai dan prinsip hidup yang ia pegang teguh.
Lahir di Ujung Pandang (sekarang Makassar), 11 Desember 1976, Asriyana tumbuh besar di Kendari. Pendidikan formalnya ditempuh dari SD hingga SMA di kota ini.
Dia kemudian menuntaskan gelar S1 di UHO dan melanjutkan S2 serta S3 di Institut Pertanian Bogor. Di balik prestasi akademiknya yang cemerlang, Asriyana menekankan bahwa kesuksesan bukanlah hasil instan.
Baca Juga: Sosok Eks Panglima Perang GAM Muzakir Manaf, Tinggalkan Mantu Jokowi dalam Perundingan 4 Pulau Dicaplok Mendagri
“Semua ini hasil dari ketekunan, kerja keras, dan dukungan keluarga. Tidak ada kesuksesan yang instan, apalagi bagi seorang perempuan yang harus menjalani banyak peran sekaligus,” tuturnya.
Kini, ia mengampu berbagai mata kuliah strategis dari program S1 hingga S3, serta telah membimbing lebih dari 200 mahasiswa S1, 30 magister, dan 13 doktor.
Menggabungkan peran sebagai ibu dari tiga anak, istri dari seorang akademisi, dan pemimpin fakultas di institusi negeri, Asriyana memiliki prinsip hidup yang mencerminkan keseimbangan dan kepekaan sosial.
Integritas, disiplin, dan keteladanan menjadi fondasi dalam kepemimpinannya, yang diterapkan dalam berbagai aspek, baik sebagai dosen, pemimpin fakultas, maupun ibu rumah tangga.
“Tidak ada keseimbangan yang sempurna antara karier dan keluarga, yang ada adalah prioritas yang fleksibel. Terkadang saya harus memilih pekerjaan, kadang keluarga, dan itu bukan berarti saya gagal sebagai ibu atau profesional,” katanya.
Meniti jalan di lingkungan akademik yang masih didominasi budaya patriarkis bukanlah hal mudah. Namun bagi Asriyana, dari situlah seorang perempuan bisa tumbuh lebih kuat.
“Kita sering diuji, dianggap emosional atau tidak cukup tegas. Tapi saya percaya, kerja nyata akan lebih kuat dari stereotip,” tegasnya.
Ia juga menolak anggapan bahwa perempuan hanya cocok di ranah domestik.
“Saya ingin membuka jalan dan membuktikan bahwa peran sebagai ibu rumah tangga tidak menghalangi kesuksesan profesional. Justru sebaliknya, bisa saling menguatkan,” tuturnya.
Sebagai tokoh perempuan yang berakar kuat di tanah Sultra, Asriyana menyuarakan harapan besar untuk masa depan generasi perempuan di wilayah ini.
Ia mendorong agar perempuan Sultra berani bermimpi dan bertindak, mulai dari pendidikan tinggi hingga posisi kepemimpinan.
“Perempuan Sultra harus berani memimpin, melek teknologi, dan mandiri secara ekonomi. Tidak ada alasan untuk tertinggal, kita punya potensi luar biasa,” ujarnya.
Asriyana menyoroti pentingnya menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi perempuan, serta mendesak masyarakat untuk mengakhiri kekerasan dan diskriminasi berbasis gender.
Baca Juga: Prof Weka Widayati: Pengabdi Ilmu dengan Segudang Jabatan dan Anggap Guru Besarnya sebagai Bonus
Dalam berbagai forum, Asriyana selalu menyampaikan pesan kepada perempuan muda, khususnya di Sultra.
"Percayalah pada potensi dirimu. Jangan tunggu sempurna untuk memulai. Kegagalan adalah bagian dari perjalanan, bangkit adalah keharusan. Apapun jabatanmu, tetaplah rendah hati dan berintegritas," pesan Asriyana.
Dia juga berpesan agar mencari mentor, membangun jaringan, dan sinergi dengan pasangan atau rekan. Karena, menurutnya, dunia terus berubah, sehingga terus belajar dan beradaptasi.
Asriyana pun mengingatkan untuk tidak melupakan diri sendiri, terutama sebagai seorang perempuan di tengah banyak peran.
"Jadilah inspirasi dan penopang untuk generasi setelahmu. Memimpin bukan soal kuasa, tapi tentang melayani dan membimbing. Tidak ada yang tidak mungkin. Semua berawal dari mimpi dan kerja keras," terangnya. (C)
Penulis: Erni Yanti
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS