Prostitusi Gang Royal Ditutup, PSK Masih Mangkal Tunggu Pelanggan

Mustaqim, telisik indonesia
Sabtu, 23 September 2023
0 dilihat
Prostitusi Gang Royal Ditutup, PSK Masih Mangkal Tunggu Pelanggan
Sebagian bangunan tempat prostitusi di Gang Royal, Penjaringan, Jakarta Utara, yang dibongkar, hingga Sabtu (23/9/2023) belum sepenuhnya dirobohkan. Foto: Mustaqim/Telisik

" Pasca pembongkaran bangunan-bangunan yang dijadikan tempat prostitusi di RW 13 Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara, hingga Sabtu (23/9/2023), masih terlihat aktivitas beberapa pekerja seks komersial (PSK) yang menunggu pelanggan. Tempat prostitusi itu dikenal juga sebagai Gang Royal "

JAKARTA, TELISIK.ID - Pasca pembongkaran bangunan-bangunan yang dijadikan tempat prostitusi di RW 13 Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara, hingga Sabtu (23/9/2023), masih terlihat aktivitas beberapa pekerja seks komersial (PSK) yang menunggu pelanggan. Tempat prostitusi itu dikenal juga sebagai Gang Royal.

Tercatat 156 bangunan liar di kawasan Gang Royal yang ditertibkan pada Rabu (20/9/2023). Penertiban melibatkan petugas gabungan Satpol PP, kepolisian, TNI, PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT PLN, dan Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kecamatan Penjaringan.

Pelibatan PT KAI karena bangunan-bangunan yang dibongkar berdiri di atas lahan milik PT KAI dengan luas 3.000 meter persegi dan tepat berada di sisi rel kereta dan gerbang tol Gedong Panjang.

Saat Telisik.id mengunjungi lokasi ini pada Sabtu (23/9/2023) sore, terlihat beberapa laki-laki dan perempuan dewasa mengais puing-puing bekas bongkaran yang berada di dekat gerbang tol Gedong Panjang. Sementara beberapa laki-laki dewasa lainnya membereskan barang-barang yang masih tersisa dari dalam ruangan di Gang Royal.

Baca Juga: Bertahan di Jakarta International Stadium, Warga Kampung Bayam Minta Surat Perjanjian

Terlihat pula beberapa PSK yang masih menunggu pelanggan. Mereka ada di antaranya yang melayani tamu di bangunan-bangunan yang tidak sepenuhnya dibongkar.

Akibat pembongkaran tersebut, jaringan internet dan televisi kabel warga yang berlangganan salah satu penyedia jasa internet ikut mengalami gangguan.

“Ada 64 warga pelanggan kami yang mengalami gangguan jaringan,” kata Ahmad Sayhu, teknisi tim maintenance dari salah satu service provider internet dan televisi kabel kepada Telisik.id ketika sedang memperbaiki jaringan.

Kepala Satpol PP Pemprov DKI Jakarta, Arifin mengatakan, pemprov tak merelokasi warga terdampak. Pemprov DKI Jakarta beralasan, karena bangunan-bangunan itu berupa kafe yang menyediakan wanita penghibur. “Kemudian masuk dalam kategori wilayah dengan angka kriminalitas tinggi,” jelas Arifin.

Penertiban yang dilakukan, menurut Arifin, karena bangunan di kawasan tersebut tidak memiliki izin dan melanggar Perda Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. Selain itu, lokasi tersebut terindikasi menjadi tempat praktik prostitusi.

Pemprov DKI berencana akan berkoordinasi dengan PT KAI agar bisa memanfaatkan lahan seluas sekitar 3.000 meter persegi itu sebagai ruang terbuka hijau (RTH). “Kalau mau dibuat RTH, ya, bersama-sama kita jadikan RTH dengan melakukan penanaman pohon,” ujar Arifin.

Pasca pembongkaran bangunan dan penutupan tempat prostitusi Gang Royal, sebagian warga tidak sepenuhnya menerima. Terutama warga yang setiap bulan menerima pembagian sembako dari Forum 13 Penjaringan.

Salah satu pengurus Forum 13 Penjaringan, AD mengungkapkan, alasan utama pihaknya meminta uang kepada para pemilik kafe di Gang Royal lalu dibelikan sembako untuk warga kurang mampu di RW 13 Kelurahan Penjaringan.

Dia menuturkan, awalnya bersama teman-teman mendengar ada warga dengan tiga anak di RW 13 yang kelaparan. "Sampai (dia dan tiga anaknya) tidak bisa makan. Kami kemudian pada kumpulin duit,” tutur AD.

Baca Juga: Anies-Muhaimin Bentuk BAJA AMIN Gantikan Tim 8

Setelah uang terkumpul, AD dan rekan-rekannya membeli sembako berupa beras, minyak goreng, mie instan, telur, dan kebutuhan lain lalu diberikan kepada warga. “Sisa uang saya serahkan ke ibu itu,” kata AD.

Sadar dengan keberadaan Gang Royal, AD dan kawan-kawan bersepakat untuk menemui para pemilik dan pengelola kafe di tempat itu. Mereka berniat meminta sumbangan dari pemilik dan pengelola kafe.

“Kami diizinkan sama orang wilayah (Kelurahan hingga RT) tapi diingatkan jangan memaksa. Akhirnya kami kompromi ke seluruh warung yang di Royal, sosialisasi. Semuanya bar-bar di situ, yang punya kafe setuju. Ya sudah, kami jalani,” kata AD mengisahkan.

Forum 13 Penjaringan dengan tagline "Kami Ada untuk Warga" pun terbentuk. Hampir setiap harinya mereka meminta uang kepada para pemilik kafe di Gang Royal yang kemudian dibelikan sembako untuk warga tidak mampu di RW 13.

“Kami di sini sebagai Forum 13 Penjaringan, enggak munafik ya, sedikit banyak kami juga suka ambil kutipan (uang) dari Gang Royal,” ujar AD. (A)

Reporter: Mustaqim

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga