Puluhan Hektare Sawah di Bombana Terancam Gagal Panen

Hir Abrianto, telisik indonesia
Sabtu, 24 September 2022
0 dilihat
Puluhan Hektare Sawah di Bombana Terancam Gagal Panen
Sawah warga di Tongkoseng yang masih terendam banjir akibat hujan beberapa hari lalu, terancam gagal panen. Foto: Ist.

" Kurang lebih 50 hektare sawah di Desa Tongkoseng masih digenangi air luapan Sungai Poleang dan Sungai Emoico "

BOMBANA, TELISIK.ID - Tingginya intensitas hujan pada Kamis (22/9/2022) lalu, mengakibatkan pulahan hektare padi sawah di Bombana terancam gagal penen.

Sampai saat ini, kurang lebih 50 hektare sawah di Desa Tongkoseng masih digenangi air luapan Sungai Poleang dan Sungai Emoico.

Salah seorang petani sawah, Rahman Usman kepada Telisik.id mengatakan, kurang lebih 50 ha lahan persawahan di Desa Tongkoseng dipastikan gagal panen akibat tanggul jebol, yang menyebabkan air Sungai Poleang dan Sungai Emoico meluap.

Akibat kejadian itu, kerugian yang dialami petani ditaksir mencapai Rp 100 juta. Pihaknya berharap pemerintah memperhatikan masalah yang terjadi hampir setiap tahun itu.

"Pemerintah harusnya memperhatikan keadaan masyarakat yang terkena dampak, karena ini terjadi setiap tahun," harapnya.

Baca Juga: Pengacara Alvin Lim Diadukan Jaksa ke Polda Sumatera Utara, Ini Perkaranya

Kepala Dinas Pertanian, Muhammad Siarah membenarkan kondisi yang dialami petani di Tongkoseng.

Menurut Siarah, di wilayah Tongkoseng dan sekitarnya merupakan kawasan persawahan yang luas di Kabupaten Bombana. Saat ini telah memasuki musim panen padi.

Pihaknya turut prihatin apa yang dialami petani. Namun Siarah menegaskan bahwa jika beberapa hari ke depan tidak turun hujan, padi masyarakat masih bisa diselamatkan.

"Sudah kami monitor kondisinya di sana. Sekitar 40 hektare sawah digenangi air luapan sungai. Untungnya 60 persen lahan sudah panen," jelasnya.

Kejadian ini diakuinya telah menjadi problem petani setiap tahun. Untuk mengatasi banjir berkelanjutan, perlu ada keterlibatan leading sector di antaranya BPBD dan Dinas PUPR.

Solusianya, kata Siarah, adalah normalisasi sungai karena di sana telah terjadi pendangkalan, juga tanggul sebagai penahan air. Jadi semua leading sector seperti BPBD dan PUPR harus terlibat.

"Karena kami (pertanian) tupoksinya adalah memastikan keberlangsungan aktivitas pertanian warga berjalan normal," tambahnya.

Baca Juga: Dinas TPHP Konawe Selatan Keluarkan Strategi Hadapi Kenaikan BBM Bagi Petani

Selain itu, Dinas Pertanian juga terus berkoordinasi dengan BMKG agar dilakukan penyesuaian musim tanam dengan kondisi perubahan cuaca.

"Hasil analisa cuaca kita sesuaikan dengan musim tanam. Tapi kadang iklim juga tiba-tiba berubah," jelasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala BPBD Bombana, Hasdin Ratta menerangkan, pihaknya tengah berkoordinasi dengan BPBD provinsi dan BNPB.

"Kembali kami akan berkoordinasi dengan pemerintah desa, pemerintah kecamatan setempat dan melaporkan ke pimpinan daerah, langkah-langkah apa yang akan dilakukan dalam waktu cepat, karena kejadian ini berulang setiap ada hujan. Kami juga akan berkoordinasi dengan Dinas PU, BPBD provinsi serta BNPB RI," tandasnya. (A)

Penulis: Hir Abrianto

Editor: Haerani Hambali

Artikel Terkait
Baca Juga