Dinas TPHP Konawe Selatan Keluarkan Strategi Hadapi Kenaikan BBM Bagi Petani
Ashar Hamka, telisik indonesia
Jumat, 23 September 2022
0 dilihat
Kebijakan kenaikan harga BBM, memaksa pemerintah daerah, khusus instansi teknis untuk mengeluarkan sejumlah strategi agar masyarakat tidak terlalu berpengaruh di tengah naiknya harga-harga pangan. Foto: Ist
" Keluhan sejumlah petani kopra, di Kabupaten Konawe Selatan, khususnya di Desa Lambodi Jaya, Kecamatan Lalembuu, akibat imbas kenaikan harga BBM, kini menjadi ancaman keberlangsungan hasil perkebunan mereka, menjadi perhatian dari Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) Konawe Selatan "
KONAWE SELATAN, TELISIK.ID - Keluhan sejumlah petani kopra, di Kabupaten Konawe Selatan, khususnya di Desa Lambodi Jaya, Kecamatan Lalembuu, akibat imbas kenaikan harga BBM, kini menjadi ancaman keberlangsungan hasil perkebunan mereka, menjadi perhatian dari Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) Konawe Selatan.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas TPHP Konawe Selatan, Darlis memastikan perhatian serius tersebut. Di mana bukan hanya bagi petani kopra, namun juga semua petani yang menjadi lingkup tugas Dinas TPHP Konawe Selatan.
“Insya Allah. Di beberapa titik, kami telah dan terus rencana turun ke lapangan untuk mengadakan pertemuan dengan masyarakat petani. Kalau mau ikut mari kita sama turun ke lapangan,“ ujarnya, Jumat (23/9/2022).
Darlis memaparkan, mengingat kebijakan kenaikan BBM tersebut berasal dari Pemerintah Pusat, maka pihaknya, mengeluarkan sejumlah strategi di tengah naiknya harga BBM, yakni mengupayakan dan memastikan ketersediaan pupuk untuk mendorong peningkatan produksi tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan.
Baca Juga: Pilkades Serentak 67 Desa di Kolaka Utara Digelar April 2023
Strategi kedua, mendorong peningkatan produksi dan produktivitas komoditas perkebunan sehingga tetap menjaga daya beli masyarakat baik kebutuhan pangan maupun kebutuhan pokok lainnya.
Lalu ketiga, mendorong pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR), merupakan salah satu program pembiayaan bersubsidi dari pemerintah bunga rendah menjadi solusi bagi pelaku usaha di Bidang Perkebunan Hortikultura dan Pangan di tengah naiknya harga BBM.
Berikutnya, strategi keempat, menggerakan para pelaku utama dan pelaku usaha dalam memanfaatkan potensi sumberdaya alam untuk mendaur ulang limbah pertanian menjadi pupuk organik, semisal Bokashi dan Kompos.
“Memastikan stok pangan daerah, dalam hal ini beras tetap tersedia sehingga tidak akan terjadi kelangkaan bahan pangan. Jadi ke depan kita bakal dorong, pemanfaatan pestisida alami,“ ungkap Darlis.
Baca Juga: Geger, Warga Desa Latompe Temukan Ular Sanca Sepanjang 7 Meter
Perihal ini, I Wayan Eka S, seorang petani asal Desa Lambodi Jaya, berterima kasih atas respon dinas terkait. Di mana dia berharap, ada segera tindakan nyata, terhadap sektor penunjangnya. Terutama, dalam hal ini perhatian Pemda Konawe Selatan yang ditindaklanjuti dengan koordinasi dengan Pemprov Sulawesi Tenggara. Mengingat status akses jalan merupakan jalan provinsi.
Mengenai pemanfaatan KUR, lanjut petani sekaligus pengusaha komoditi hasil perkebunan ini, Desa Lambodi Jaya merupakan pemanfaat KUR. Tetapi menurutnya, respon terhadap komoditi masih rendah.
“Hingga hari ini harga kopra masih terus turun. Per hari ini saja harga jual Kopra per kilogram Rp 5.500,“ sebut I Wayan Eka S.
Sementara itu, Amrin, salah satu petani nilam di Konawe Selatan yang ditemui menyebutkan kendati dibayang-bayangi kepastian ketidak jelasan harga jual dan kenaikan harga pupuk, dirinya masih terus melakukan proses penanaman. Baginya, yang penting ada hasil diterima kendati tak banyak.
“Sudah begitu mi mekanismenya, kalo BBM naik pastimi yang lain ikutan naik. Dari pada tidak ada sama skali dihasilkan,“ tutur Amrin. (A)
Penulis: Ashar Hamka
Editor: Kardin