Ramai Ibu Rumah Tangga di Negara Ini Bunuh Diri Setiap 25 Menit, Penyebabnya Menyedihkan

Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Sabtu, 04 Maret 2023
0 dilihat
Ramai Ibu Rumah Tangga di Negara Ini Bunuh Diri Setiap 25 Menit, Penyebabnya Menyedihkan
Tahun lalu, 22.372 ibu rumah tangga di India memutuskan untuk mengakhiri hidup mereka. Ini berarti rata-rata ada 61 kejadian bunuh diri setiap harinya atau satu setiap 25 menit. Foto: Repro BBC

" Meningkatnya kasus bunuh diri di kalangan ibu rumah tangga melukiskan suramnya kondisi kesehatan mental perempuan di India "

NEW DELHI, TELISIK.ID - Meningkatnya kasus bunuh diri di kalangan ibu rumah tangga melukiskan suramnya kondisi kesehatan mental perempuan di India. Anehnya, kasus bunuh diri di India didominasi oleh ibu rumah tangga.

Melansir Dw.com, data pemerintah yang baru-baru ini dirilis oleh Biro Catatan Kriminalitas Nasional (NCRB) menunjukkan bahwa 22.372 ibu rumah tangga pada tahun lalu telah memutuskan untuk mengakhiri hidup mereka. Ini berarti rata-rata ada 61 kejadian bunuh diri setiap harinya atau satu setiap 25 menit.

Ibu rumah tangga menyumbang 14,6 persen dari total 153.052 kasus bunuh diri yang tercatat di negara Asia Selatan ini pada tahun 2020. Sementara dari jumlah itu, lebih dari 50 persen adalah perempuan.

Secara global India juga melaporkan jumlah bunuh diri tertinggi, dengan seperempat kasus bunuh diri global dilakukan oleh laki-laki India. Sedangkan perempuan India menyumbang 36 persen dari semua kasus bunuh diri global pada kelompok usia 15-39 tahun. 

Pakar kesehatan mental mengatakan, alasan utamanya adalah kekerasan dalam rumah tangga yang merajalela - 30?ri semua responden mengatakan dalam survei pemerintah baru-baru ini bahwa mereka telah mengalami kekerasan dari pasangan masing-masing - dan kesibukan sehari-hari yang dapat membuat mereka tertindas dalam kehidupan rumah tangga dan pernikahan.

Baca Juga: Nyawa Sosialita Cantik Berakhir di Panci Sup Mantan Suami, Ternyata Bukan Orang Sembarangan

"Perempuan rata-rata sangat tangguh, tetapi ada batas toleransinya," kata Dr Usha Verma Srivastava, psikolog klinis di Kota Varanasi dilansir dari BBC.com.

"Kebanyakan anak perempuan langsung dinikahkan begitu mereka berusia 18 tahun - usia yang sah untuk menikah. Dia lalu jadi seorang istri dan menantu dan menghabiskan harinya di rumah, memasak, mencuci, dan melakukan pekerjaan rumah lainnya.

Dia pun mengalami segala macam pembatasan, hanya sedikit diberi kebebasan pribadi, dan jarang punya akses mendapat nafkah sendiri.

"Pendidikan dan cita-citanya tidak lagi dianggap penting dan ambisinya mulai perlahan-lahan pudar. Keputusasaan dan kekecewaan muncul serta keberadaannya belaka menjadi siksaan."

Pada perempuan yang lebih tua, kata Dr Verma Srivastava, alasan bunuh dirinya berbeda.

"Banyak yang menghadapi sindrom 'sarang kosong' setelah anak-anak tumbuh dewasa dan meninggalkan rumah dan banyak yang menderita gejala peri-menopause atau sebelum periode menopause yang dapat menyebabkan depresi dan tangisan."

Baca Juga: 16 Negara dengan Standar Kecantikan Aneh, Kamu Cantik di Negara Mana?

Tapi bunuh diri, menurut dia, mudah dicegah dan "jika Anda mencegah seseorang barang sejenak, kemungkinan dia akan berhenti".

Itu karena, seperti yang dijelaskan oleh psikiater Soumitra Pathare, banyak kasus bunuh diri di India yang impulsif. "Pria pulang, lalu memukuli istri, dan perempuan itu bunuh diri."

Penelitian independen, katanya, menunjukkan bahwa sepertiga perempuan India yang mengakhiri hidup mereka memiliki riwayat menderita kekerasan dalam rumah tangga. (C)

Penulis: Ibnu Sina Ali Hakim

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga