Rayakan Hari Suci di Bulan Kemerdekaan, Begini Keunikan Umat Hindu Rayakan Galungan

Nyoman Andre Mahendra, telisik indonesia
Rabu, 02 Agustus 2023
0 dilihat
Rayakan Hari Suci di Bulan Kemerdekaan, Begini Keunikan Umat Hindu Rayakan Galungan
Umat Hindu saat melaksanakan ibadah di hari raya galungan di pagi hari. Foto: Nyoman Andre Mahendra/Telisik

" Kegiatan hari raya galungan tahun ini sangatlah berkesan dan sangat pas momentumnya dengan hari raya kemerdekaan "

KONAWE SELATAN, TELISIK.ID - Perayaan hari suci agama Hindu yang jatuh setiap 6 bulan kalender Bali atau setiap 210 hari, tepatnya pada hari Budha Kliwon Dungulan, atau dikenal dengan istilah Rabu Kliwon Wuku Dungulan, merupakan hari kemenangan (dharma) melawan kejahatan (adharma).

Hari raya galungan merupakan hari raya dimana umat memberikan ucap syukur. Pada hari peringatan tersebut, umat Hindu akan melaksanakan berbagai rutinitas keagamaan. Sementara itu, hari raya galungan diambil dari bahasa kuno yang berarti bertarung. Kata ini disebut 'dungulan' yang artinya menang.

Perayaan galungan memiliki makna dan inti adalah penyatuan kekuatan rohani agar memperoleh pikiran dan pendirian yang terang. Bersatunya rohani dan pikiran yang terang adalah wujud dharma dalam diri, sedangkan segala kekacauan pikiran adalah wujud adharma.

Sekertaris Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah) Kabupaten Konawe Selatan, Gede Budi Muliantika mengatakan bahwa kegiatan hari raya galungan tahun ini sangatlah berkesan dan sangat pas momentumnya dengan hari raya kemerdekaan.

"Momen yang bagus dan sangat baik untuk menyatakan kemenangan diri terhadap pribadi kita, dan sekaligus kita mengimplementasikan semangat kemenangan para pejuang dahulu," ujar Gede.

Baca Juga: Pantai Pajala Muna Barat Dipadati Umat Hindu untuk Sucikan Diri

Tambahnya, hari raya galungan ini memiliki arti yang sangat luas bagi umat Hindu, karena rangkaian acara dan prosesi yang ada memang benar-benar proses yang harus dimenangkan. Beberapa keunikan di hari raya galungan berupa hiasan penjor di depan rumah yang menyimbolkan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa.

Rangkaian hari raya galungan lumayan panjang, dimulai dengan tumpek wariga dimana saat hari ini dimaksudkan untuk memuja dewa snagkara sebagai dewa kemakmuran dan kesuburan, dilanjutkan dengan sugihan Jawa, sugihan Bali, hari penyebakan, hari penampahan atau biasa dikenal dengan hari memotong hewan untuk dipersembahkan, dan hari raya galungan.

Konawe Selatan yang merupakan salah satu wilayah transmigrasi masyarakat Bali kala itu, juga tidak luput dari budaya yang mereka bawa hingga saat ini. Dalam praktiknya masyarakat suku Bali sangat memegang teguh budaya hingga saat ini walau jauh di daerah transmigrasi dengan memegang teguh budaya dan saling menjaga keutuhan budaya serta toleransi.

Baca Juga: Lestarikan Budaya dan Adat Masyarakat Hindu, Kabupaten Kolaka Timur Gelar Pawai Ogoh-Ogoh

Ketua Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Kendari, Angga Yasa Tri Wardana melalui telepon seluler mengatakan bahwa hari raya galungan kali ini momennya sangat baik, dengan semangat para pejuang untuk memenangkan Indonesia saat itu dan kita juga melaksanakan hari raya kemenangan melawan diri sendiri.

"Momen yang baik, kemerdekaan para pejuang kita juga harus ditanamkan untuk memenangkan diri kita sendiri," ujar Angga.

Lanjutnya bahwa hari raya galungan harus diimplementasikan dengan semangat nasionalisme. Semangat pejuang dahulu adalah semangat kita saat ini untuk memenangkan kebaikan yang kita miliki saat ini. (B)

Penulis: Nyoman Andre Mahendra

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga