Replika Kuburan Gubernur Ali Mazi Dibersihkan Polisi, Massa Bubar Secara Damai
Aris, telisik indonesia
Jumat, 03 Desember 2021
0 dilihat
Pihak kepolisian membersihkan lokasi unjuk rasa. Foto: Aris/Telisik
" Puluhan warga Buton Utara (Butur) yang tergabung dalam Aliansi Pemerhati Infrastruktur Butur akhirnya membubarkan diri secara damai "
BUTON UTARA, TELISIK.ID - Puluhan warga Buton Utara (Butur) yang tergabung dalam Aliansi Pemerhati Infrastruktur Butur akhirnya membubarkan diri secara damai, Jumat (3/12/2021).
Hal tersebut dilakukan usai massa menyampaikan aspirasi soal perbaikan jalan rusak provinsi di pertigaan Desa Ronta, Kecamatan Bonegunu. Massa aksi membubarkan diri secara damai sekitar pukul 16.00 Wita.
Pemblokiran jalanpun lalu dibuka oleh massa aksi, sehingga kendaraan roda empat serta roda dua yang sempat terhadang di pertigaan Desa Ronta, akhirnya bisa melanjutkan perjalanan.
Dari pantauan Telisik.id di lokasi, R
Replika kuburan Gubernur Ali Mazi yang dibuat massa aksi akhirnya dibersihkan oleh pihak kepolisian yang berada di lokasi unjuk rasa.
Sementara itu, sebelum membubarkan diri secara damai, Koordinator aksi unjuk rasa, Baada Yung Hum Marasa sempat berorasi menuntut perbaikan jalan provinsi yang rusak di Kabupaten Butur.
Baca Juga: Protes Jalan Rusak, Warga Butur Buat Replika Kuburan Gubernur Ali Mazi
"Sejak kemarin sampai hari ini masih sempat konsisten untuk mengawal pergerakan ini dengan tuntan kita kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, yang dimana sampai hari ini mereka hanya menjinakan kita dengan statemen-statemen mereka di media sosial," kata Baada Yung Hum Marasa dalam orasinya.
Lebih lanjut, La Baada nama sapaanya, apa bila Pemprov Sultra belum merealisasikan tuntutan massa aksi terkait perbaikan jalan rusak di Butur, pihaknya akan melakukan gerakan yang lebih besar lagi.
Karena gerakan ini, tambah dia, sudah berlangsung kurang lebih satu bulan proses perancangannya, belum pernah ada pernyataan yang resmi dari Pemprov Sultra.
"Untuk itu saya sampaikan kepada kita semua, sampai ada penetapan anggaran, ketika anggaran sudah ditetapkan, Pemprov Sultra harus melakukan konferensi pers di hadapan masyarakat," tegasnya.
Sedangkan orator lainnya, Arzal menegaskan, mengenai kondisi jalan rusak di Butur adalah menjadi tugas dan tanggung jawab pemuda untuk terus menyuarakan kondisi jalan rusak tersebut.
"Jalan provinsi yang berada di Kabupaten Butur adalah sepanjang 122,6 kilometer dan yang mengalami kerusakan total yang ada di Kecamatan Bonegunu, ini adalah tanggung jawab kita sebagai pemuda," jelas pemuda Kecamatan Bonegunu ini dalam orasinya.
Di tempat yang sama, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Butur, Nasri yang juga hadir di hari kedua aksi unjuk rasa menyampaikan, apa yang disuarakan sejak kemarin, Kamis (2/12/2021), adalah permasalahan semua pihak.
"Berbicara soal rusaknya ruas jalan yang ada di Kabupaten Butur, tentu ini saya selaku wakil masyarakat, mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk kemudian memberikan dukungan full terhadap apa yang menjadi keinginan kita pada hari ini," kata Nasri yang juga anggota Komisi III DPRD Butur ini pada saat memberikan orasi.
Selanjutnya, Nasri menjelaskan, semenjak kemarin disuarakan terkait kondisi jalan rusak di Butur, yang kemudian jalan rusak diperbaiki, kata dia bukan hanya pendemo atau masyarakat yang hadir dalam aksi unjuk rasa ini yang akan menikmatinya, tetapi semua yang melintasi jalan di Kabupaten Butur.
Baca Juga: Rusak Parah, Jalan Trans Sulawesi di Kolut Mulai Dibenahi
"Hari ini saya melihat kalau masih ada masyarakat yang mempersoalkan diduduki tempat ini, saya kira itu keliru. Karena itu yang diperjuangkan adalah betul-betul bagaimana jalan yang ada di Kabupaten Butur ini bisa bagus," tambah anggota fraksi Partai Demokrat DPRD Butur itu.
Untuk diketahui, sejak Kamis (2/12/2021), puluhan warga Kabupaten Butur yang tergabung dalam Aliansi Pemerhati Infrastruktur Butur melakukan unjuk rasa menuntut perbaikan jalan berstatus provinsi yang rusak parah.
Aksi unjuk rasa puluhan warga ini dilakukan di pertigaan Desa Ronta, Kecamatan Bonegunu. Unjuk rasa ini sebagai bentuk protes terhadap Pemprov Sultra karena tak kunjung memperbaiki jalan di Butur yang berstatus jalan provinsi.
Dalam unjuk rasa ini, puluhan warga Butur tidak segan-segan memblokade jalan sehingga menutup total akses jalan di pertigaan Desa Ronta yang menghubungkan Maligano-Ronta-Ereke-Baubau. (A)
Reporter: Aris
Editor: Fitrah Nugraha