Resmi Deklarasi, Partai Masyumi Berjanji Perjuangkan Hukum Islam di Indonesia

Muhammad Israjab, telisik indonesia
Minggu, 08 November 2020
0 dilihat
Resmi Deklarasi, Partai Masyumi Berjanji Perjuangkan Hukum Islam di Indonesia
Partai Masyumi kembali dideklarasikan setelah 75 tahun. Foto: Tirto.id

" Kami yang bertanda tangan di bawah ini, mendeklarasikan kembali aktifnya Partai Politik Islam Indonesia yang dinamakan 'Masyumi'. "

JAKARTA, TELISIK.ID - Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) kembali aktif setelah deklarasi resmi pada Sabtu (7/11/2020).

Deklarasi ini bertepatan dengan hari ulang tahun ke-75 Partai Masyumi. Deklarasi partai yang didirikan pada 1945 ini dilakukan di Gedung Dewan Dakwah, Jakarta Pusat.

Pembacaan deklarasi dipimpin oleh Ketua Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Partai Islam Ideologis (BPU-PPII), A. Cholil Ridwan.

"Kami yang bertanda tangan di bawah ini, mendeklarasikan kembali aktifnya Partai Politik Islam Indonesia yang dinamakan 'Masyumi'," kata Cholil dalam deklarasi yang disiarkan secara virtual, dikutip dari cnnindonesia.com, Sabtu (7/11/2020).

Saat deklarasi itu, Partai Masyumi berjanji akan berjihad demi terlaksananya ajaran dan hukum Islam di Indonesia melalui Masyumi.

Usai membacakan ikrar, para peserta deklarasi langsung memekikkan takbir.

Deklarasi ini rencananya juga akan mengumumkan calon Majelis Syuro Partai Masyumi.

Adapun calon-calon Majelis Syuro di antaranya adalah, mantan Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua, mantan Menteri Kehutanan Malam Sambat Kaban, Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain, Budayawan Ridwan Saidi, hingga Kiai Abdul Rosyid Syafei.

Sebelumnya, Sekretaris Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Partai Islam Ideologis (BPU-PPII) Taufik Hidayat mengatakan, kebangkitan Masyumi ini didasari dengan kerinduan akan partai Islam ideologi seperti Partai Masyumi masa lalu.

Baca juga: Debat Paslon Bisa Pengaruhi Pemilih Rasional

Ia mengatakan, pihak-pihak di belakang Masyumi kali ini merasakan sudah sedikit sekali partai politik yang ideologis baik kebijakannya maupun integritas para politisinya.

"Kerinduan tersebut muncul karena mayoritas para politisi Masyumi adalah orang orang yang kuat pembelaannya terhadap syariat Islam, dan mampu menunjukkan solusi terbaik bagi bangsa Indonesia melalui ajaran Islam yang rahmatan lil 'alamin," kata Taufik seperti dikutip dari situs resmi Masyumi.

Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) kini telah berusia 75 tahun. Partai yang dibubarkan oleh Sukarno itu kini dibangkitkan lagi.

Sebagaimana yang dicatat Gungun Karya Adilaga dalam buku 'Simpul Sejarah: Mengikat Makna Perjuangan Umat Islam Bangsa Indonesia', dimana Masyumi didirikan pada 7 Agustus 1945.

Awalnya Masyumi bukan partai, melainkan organisasi Islam. Masyumi lahir ketika Jepang sedang terseret kemelut Perang Pasifik. Jepang merestui organisasi ini berdiri karena dianggap bisa membantu Jepang untuk berperang.

Tapi harapan Jepang itu jauh dari tujuan para pendiri Masyumi. Para pendiri Masyumi, yang terdiri atas KH Wachid Hasyim, Mohammad Natsir, Kartosoewirjo, dan lainnya, justru ingin menghadirkan semangat Islam untuk berperang merebut kemerdekaan.

Kemudian, para pendiri Masyumi bersepakat menjadikan organisasi ini sebagai partai politik. Partai ini dideklarasikan pada 7 November 1945. Ketua pertama saat itu adalah Sukiman Wirdjosandjojo. Sedangkan Kartosoewirjo menjadi sekretaris pertama.

Sementara itu, dikutip dari buku 'Meninjau Sejarah Kisah Hidup Muhammad Natsir' yang ditulis oleh Jarudin, tujuan partai ini adalah untuk terlaksananya ajaran dan hukum Islam di dalam kehidupan perseorangan, masyarakat, dan negara republik Indonesia menuju keridaan ilahi.

Baca juga: Kunjungi 140 Titik, Kemenangan NKRI Semakin Dekat

Sayangnya, tujuan Masyumi ini sukar tercapai. Menjelang Pemilu 1955, suara umat Islam terpecah. Ada kelompok-kelompok yang keluar dari Masyumi dan mendirikan partai sendiri. Beberapa di antaranya Partai Serikat Islam Indonesia (PSII) dan Nahdlatul Ulama (NU).

Kemudian Masyumi dibubarkan oleh Presiden Sukarno pada 17 Agustus 1960. Menurut M Fuad Nasar dalam bukunya 'Islam dan Muslim di Negara Pancasila', pembubaran Masyumi tidak terkait dengan masalah ideologi.

Pembubaran ini sebagai ekses dari sikap politik para elit Masyumi yang berseberangan dengan Sukarno ketika itu.

Bahkan ketika itu ada beberapa elite partai yang justru bergabung dengan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera Barat.

Setelah 75 tahun berlalu, Masyumi pun dibangkitkan lagi. Hari ini nama-nama dari Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) mencoba membangkitkan kembali Partai Masyumi, partai yang bubar pada era Presiden Sukarno. Mereka menyebutnya Masyumi Reborn.

"Tokoh-tokoh berhimpun menggagas kembali bangkitnya Masyumi. Disebut sebagai Masyumi Reborn atau terlahir kembali," kata MS Kaban, dilansir detikcom, Sabtu (7/11/2020).

MS Kaban adalah mantan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), yang belakangan menjadi salah satu dari sederet nama dalam Komite Khusus KAMI.

"Inilah yang sedang digagas. Kita ingin menghimpun tokoh-tokoh. Nanti tokoh-tokoh inilah yang akan mengeksekusi apa yang menjadi aspirasi yang tumbuh dan berkembang. Ini sudah digagas sejak hampir setahun yang lalu," ucap Kaban. (C)

Reporter: Muhammad Israjab

Editor: Fitrah Nugraha

TAG:
Baca Juga