Ritual Adat Pasampeano Tambaru: Makna dan Pelaksanaan di Kelurahan Kombeli Buton
Febriyani, telisik indonesia
Senin, 16 September 2024
0 dilihat
Masyarat bersama tokoh adat Kelurahan Kombeli saat menggelar ritual adat Pasampeano Tambaru di kampumg lama Kombeli. Foto: Ist
" Ritual adat Pasampeano Tambaru merupakan tradisi penting yang dilaksanakan oleh masyarakat Kelurahan Kombeli, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara "
BUTON, TELISIK.ID — Ritual adat Pasampeano Tambaru merupakan tradisi penting yang dilaksanakan oleh masyarakat Kelurahan Kombeli, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.
Ritual ini adalah bagian dari rangkaian kegiatan yang diadakan sehari sebelum puncak pesta adat, yang dikenal dengan sebutan Mata’ano Santa.
Pada pagi hari, sebelum Pasampeano Tambaru dimulai, lembaga adat berkumpul di baruga sekitar pukul 10.00 WITA dan kemudian menuju kampung lama pada pukul 11.00 WITA.
Amtrika, salah satu tokoh adat Kelurahan Kombeli, menjelaskan bahwa Pasampeano Tambaru merupakan bentuk pemberitahuan bahwa pesta adat akan segera dilaksanakan.
“Pasampeano Tambaru bermakna sebagai pemberitahuan bahwa besok akan dilaksanakan pesta adat,” ujar Amtrika.
Baca Juga: Bapaslon Bupati Buton Basiran - Rafiun Unggul di Survei Pollingkita
Ia menjelaskan bahwa dahulu, hasil panen harus dibawa ke Keraton atau Kerajaan Buton. Namun, Amjalumba, seorang tokoh adat, memperjuangkan agar masyarakat tidak perlu lagi membawa hasil panen ke kerajaan.
Amtrika menambahkan, kegiatan ini juga mengenang jasa Amjalumba yang berusaha menciptakan kemandirian dalam pengaturan adat istiadat di kampung ini, serta melepas belenggu dari kerajaan atau kesultanan pada waktu itu.
Ritual ini melibatkan prosesi doa dan ziarah di kampung lama Kombeli sebagai bentuk penghormatan dan pemberitahuan yang dikenal sebagai kapoomba.
“Kami berdoa, berziarah, dan mengunjungi lawa, sekaligus melakukan kapoomba, untuk mengingat jasa para leluhur kami,” jelasnya.
Ajumasir, salah seorang warga, menambahkan bahwa Pasampeano Tambaru adalah tradisi turun-temurun yang telah dilakukan sejak sekitar 17 abad lalu.
Baca Juga: KM Nur Rezki Mati Mesin di Perairan Tanjung Sambano Kaledupa, Penumpang Berhasil Dievakuasi
“Kami mengantar hasil panen berupa bahan makanan seperti umbi-umbian, sebagai bagian dari ritual ini,” ungkap Ajumasir.
Ajumasir menjelaskan bahwa dalam ritual ini, umbi-umbian dan ketupat dibawa sebagai bagian dari Mata’ano Santa, di mana doa dipanjatkan ke empat penjuru mata angin atau lawa.
“Tujuannya adalah untuk berdoa, menangkis roh jahat, serta membentengi kampung dari bahaya dan penyakit,” tambahnya.
Ritual ini dihadiri oleh berbagai tokoh adat, termasuk parabela, pandesuka, waci, serta perwakilan pemerintah kelurahan dan masyarakat setempat.
Pesta adat tahunan Mata’ano Santa di Kelurahan Kombeli berlangsung Senin (16/9/2024) sore dimulai pukul 16.00 WITA di baruga adat Kelurahan Kombeli, dengan puncak acara berupa ritual posambua pada malam hari. (B)
Penulis: Febriyani
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS