Sayed Sadaat: Mundur dari Menteri Afghanistan, Pilih Mengurir

Haidir Muhari, telisik indonesia
Rabu, 01 September 2021
0 dilihat
Sayed Sadaat: Mundur dari Menteri Afghanistan, Pilih Mengurir
Sayed Sadaat saat menjalani pekerjaannya sebagai pengantar makanan di Jerman. Foto: Repro Jens Schlueter/AFP

" Meninggalkan jabatan menteri, bukanlah pilihan lazim di era kesemrawutan etik ini. Alasannya sederhana, ia muak dengan maraknya korupsi di negaranya. "

BERLIN, TELISIK.ID - Dunia belum kehilangan orang-orang konsisten dalam sikap kebenaran. Sayed Sadaat, salah satunya.

Sayed Sadaat adalah Menteri Komunikasi di Afghanistan, negeri yang kini dikuasai Taliban. Menjabat pada 2016, lalu mundur dua tahun setelahnya, 2018.

Meninggalkan jabatan menteri, bukanlah pilihan lazim di era kesemrawutan etik ini. Alasannya sederhana, ia muak dengan maraknya korupsi di negaranya.

Setelah mundur dari jabatan menteri, dia menjalani pekerjaan sebagai konsultan sektor telekomunikasi di Afghanistan. Keamanan negara yang mencekam, ia putuskan untuk pergi.

Pria berusia setengah abad itu, memilih banting stir. Ia meninggalkan negerinya Afghanistan yang dilanda konflik tak henti, ke Jerman, Akhir tahun 2020.

Kini, di negeri tembok berlin, Sadaat, memilih menjadi kurir, pengantar makanan, atau pesanan lainnya. Bekerja selama enam jam di hari kerja. Mengayuh sejauh 1.200 kilometer setiap bulannya.

Sadaat tidak malu melakukannya. Ia mafhum setiap pilihan sikap ada konsekuensinya. Ia tidak sedikitpun menyesali pilihan sikapnya.

"Tidak perlu malu melakukannya. Kerja ya kerja. Jika terdapat pekerjaan, maka ada permintaan. Seseorang harus melakukannya," kata Sadaat dilansir dari Kompas.com.

Kehidupan ini seperti sepeda, untuk menjaga keseimbangan, seseorang mesti terus mengayuh. Manusia perlu menjemput rezeki dengan ikhtiar bukan?

Baca juga: Sarah Salleh: Kiprahnya di Tengah Status Calon Ratu Brunei Darussalam

Baca juga: Kisah Nur Anugerah, Perawat Asal Wakatobi Berhasil Wujudkan Mimpi Bekerja di Makkah

Dengan jaket kurir berwarna orange dan tas besar, dia mengantarkan pesanan pelanggan sejak siang hingga pukul 22.00 di akhir pekan.

Jerih payahnya mengayuh sepeda itu dibayar 15 Euro per jamnya. Artinya, ia memperoleh 90 Euro per hari. Sebulan berarti 2.700 Euro.

Upah itu cukup untuk membiayai hidupnya di Jerman. Termasuk di dalamnya biasa sewa apartemen 420 Euro per bulannya.

Di sela itu, ia mengikuti kursus bahasa Jerman selama 4 jam setiap harinya. Bahasa memudahkan manusia untuk berelasi dan berperan nyata dalam kehidupan.

Ia siap menjadi penasihat pemerintah Jerman soal tragedi kemanusiaan yang melanda Afghanistan kini.

"Saya bisa menjadi penasihat pemerintah Jerman soal Afghanistan agar warga Afghanistan bisa diuntungkan karena saya mencerminkan gambaran sebenarnya di sana," ujarnya dilansir dari Detiknews.com.

Sadaat adalah satu dari sekian banyak warga negara Afghanistan yang mengungsi, meninggalkan tanah kelahiran. Konflik dan perang selalu menyebabkan kerusakan dan kerugian yang lebih besar.

Sayed Sadaat adalah satu dari 210.000 warga Afghanistan yang diperkirakan mencari suaka di negera bir, Jerman. Senantiasa ada harapan di tengah kesemrawutan, pergolakan, dan konflik.

Tuhan senantiasa membuka tangan untuk hamba-hamba-Nya. (C)

Reporter: Haidir Muhari

Editor: Fitrah Nugraha

Baca Juga