Sebagian Wilayah di Bumi Akan Alami Gelombang Panas Ektrem
Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Jumat, 14 Oktober 2022
0 dilihat
Gelombang panas ekstrem yang terjadi di India, mengakibatkan kekeringan ekstrem. Foto: Repro dw.com
" Gelombang panas akan menjadi sangat ekstrem di wilayah tertentu di dunia yang akan terjadi pada beberapa dekade "
KENDARI, TELISIK.ID - Gelombang panas akan menjadi sangat ekstrem di wilayah tertentu di dunia yang akan terjadi pada beberapa dekade, sehingga kehidupan manusia di sana tidak akan berkelanjutan, seperti yang dibeberkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Palang Merah.
Mengutip Sindonews.com, menurut organisasi tersebut, gelombang panas diperkirakan 'melebihi batas fisiologis dan sosial manusia' di wilayah Sahel, Afrika dan sebagian Asia selatan dan barat daya.
"Dengan peristiwa ekstrem yang memicu penderitaan skala besar dan hilangnya nyawa," kata organisasi tersebut, dikutip dari cnbninconesia.com
Bencana gelombang panas tahun ini seperti Somalia dan Pakistan menandakan adanya keadaan darurat kemanusiaan terkait panas yang lebih mematikan, lebih sering, dan lebih intens di masa depan.
Mengutip labana.id, pada 2100 mendatang, kemungkinan manusia tidak akan bisa menempati wilayah Asia Selatan akibat perubahan iklim yang semakin parah. Penelitian tersebut menemukan bahwa warga di Asia Selatan diperkirakan akan mengalami kondisi suhu yang sangat panas dan kelembapan, di mana orang tidak bisa bertahan tanpa AC pada tahun 2100.
Baca Juga: Cerita Unik Stasiun Kereta Api Tersepi di Dunia, Hanya Miliki 1 Penumpang
Perubahan cuaca ekstrem akan meningkatkan suhu di permukaan bumi, memicu terjadinya kekeringan, dan memicu terjadinya kebakaran hutan. Hal tersebut akan menimbulkan kabut asap yang sangat berbahaya bagi kesehatan, bahkan kematian.
"Jika petani mengalami masalah kesehatan, maka produksi pertaniannya pun otomatis terganggu,” kata Elfatih Eltahir, penulis studi.
Saat ini, suhu ekstrem di Asia Selatan mencakup negara seperti India, Pakistan, dan Banglades. Hal ini mempengaruhi sekitar 15 persen populasi di wilayah tersebut. Contoh mudahnya, lebih dari 2.500 orang tewas saat gelombang panas 2015 lalu.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) dan Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) mengeluarkan laporan menjelang KTT Perubahan Iklim PBB (COP27) yang akan diadakan di Mesir bulan depan.
Baca Juga: Wanita Cantik Indonesia Tewas Diberondong Ratusan Peluru di Texas
"Kami tidak ingin membesar-besarkan masalah ini tetapi data jelas menunjukkan bahwa itu menuju masa depan yang suram," kata Sekretaris Jenderal IFRC, Jagan Chapagain.
Dikutip dari forestdigest.com, di Turbat, Balochistan, Pakistan, suhu mencapai 50 derajat celcius. Penduduk diungsikan dari rumah-rumah. Mereka tidak dapat bekerja kecuali pada jam-jam malam yang lebih dingin.
Di Indonesia sendiri juga mangalami kenaikan suhu di berbagai kota. Berdasarkan data pengamatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), suhu maksimum historis yang terukur pada Mei 2022 lalu berkisar antara 33-36,1 derajat celcius. Suhu tertinggi hingga 36,1 derajat celcius, yang terjadi di wilayah Tangerang-Banten dan Kalimarau-Kalimantan. (C)
Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan
Editor: Haerani Hambali