Sebanyak 1.577 Warga Masih Jalani Perawatan Inap RS Darurat Wisma Atlet
Marwan Azis, telisik indonesia
Sabtu, 25 Juli 2020
0 dilihat
Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, yang dipakai menangani pasien COVID-19. Foto: Liputan6.com
" Mereka mendapatkan pelayanan di RS Darurat Wisma Atlet, Wisma Pademangan maupun mandiri di hotel-hotel untuk melakukan isolasi. "
JAKARTA, TELISIK.ID - Sebanyak 1.577 warga, masih menjalani perawatan inap di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. Dari total angka tersebut, jumlah pasien laki-laki yang dirawat lebih banyak dibandingkan perempuan.
Informasi tersebut diperoleh Telisik.id dari Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, yang juga menjadi tim komunikasi Satgas Penanganan COVID-19.
Diungkapkan, hingga saat ini Rumah Sakit (RS) Darurat Wisma Atlet mencatat 1.577 warga dirawat inap. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.555 warga berstatus konfirmasi COVID-19, sedangkan sisanya dalam kategori suspek.
Berdasarkan jenis kelamin warga yang dirawat inap, jumlah pasien laki-laki 874 orang dan perempuan 703. Namun dari sisi penambahan hari ini, penambahan pasien perempuan lebih banyak.
Dilihat dari jumlah akumulasi pasien terdaftar di RS Darurat Wisma Atlet terhitung 23 Maret hingga saat ini, sebanyak 7.791 orang tercatat dengan detail rincian rawat inap 1.577 orang, tidak rawat inap 841 dan keluar rumah sakit 5.373.
Baca juga: Pihak Istana Ungkap Presiden Jokowi Rutin Rapid Test dan Swab
Sementara pantauan terkait proporsi kasus konfirmasi positif COVID-19 WNI yang datang ke tanah air hingga 23 Juli 2020 menunjukkan mayoritas dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan sisanya terdiri dari anak buah kapal, pelajar dan mahasiswa serta petugas.
“Mereka mendapatkan pelayanan di RS Darurat Wisma Atlet, Wisma Pademangan maupun mandiri di hotel-hotel untuk melakukan isolasi,” tuturnya, Sabtu (25/7/2020).
Ditambahkan, total orang terkonfirmasi positif COVID-19 dari asal kedatangan berjumlah 948 orang, dengan rincian antara lain Arab Saudi 321 orang, Qatar 109, Taiwan 87, Uni Emirat Arab 62 dan Afrika Selatan 51.
“Dari data ini tergambarkan 98 persen kasus menyasar kelompok umur 20 hingga 60 tahun, 85 persen teridentifikasi pada individu tidak bergejala dan 3 persen menyasar kelompok dengan penyakit penyerta,” ujarnya.
Reporter: Marwan Azis
Editor: Kardin