Sebelum Jadi Mualaf, Imam Masjid di Jepang Ini Disebut Mantan Gangster Yakuza

Nurdian Pratiwi, telisik indonesia
Selasa, 21 Juni 2022
0 dilihat
Sebelum Jadi Mualaf, Imam Masjid di Jepang Ini Disebut Mantan Gangster Yakuza
Taki Takazawa atau Abdullah, seorang mualaf dan imam besar di sebuah masjid yang berada di Jepang, mendapat hidayah usai bertemu seorang pria berturban putih. Foto: Repro Islampos.com

" Imam Besar Masjid di Jepang bernama Taki Takazawa, yang diduga pernah menjadi seorang gangster sebelum memutuskan untuk menjadi mualaf "

TOKYO, TELISIK.ID - Setiap orang tentu memiliki masa lalu. Namun perlu diingat bahwa seburuk apapun masa lalumu, jika Allah SWT sudah menghendaki, maka hidayah akan datang kepada orang yang dipilih-Nya.

Seperti halnya pada kisah Imam Besar Masjid di Jepang bernama Taki Takazawa, yang diduga pernah menjadi seorang gangster sebelum memutuskan untuk menjadi mualaf.

Mengutip Solopos.com, sebelum menjadi mualaf, Taki Takazawa berpenampilan menakutkan dengan rambut gondrong dan tubuh dipenuhi tato. Hal itu dikarenakan pada 20 tahun yang lalu, ia merupakan seorang seniman tato. Ketertarikannya kepada tato dimulai sejak ia di bangku SMA.

"Saya hanya satu tahun di SMA, tidak lulus. Lalu sekitar tahun 1992 saya mulai menekuni sendiri cara mentato orang. Semua saya pelajari sendiri, tidak pernah belajar dari orang lain. Mungkin inilah karakter saya ya," katanya.

Namun penampilan dan masa lalunya sempat memunculkan kabar bahwa dirinya merupakan mantan anggota mafia di Jepang. Padahal hal itu sama sekali tidak benar.

"Saya bukan anggota Yakuza dan tak pernah jadi Yakuza. Dulu saat kecil memang saya anak berandalan, nakal seperti anak nakal lainnya. Namun saya tidak pernah masuk atau jadi anggota Yakuza dan tidak juga sekarang," kata Sheikh Abdullah Taki Takazawa dalam sebuah wawancara media online.

Sementara itu, perkenalan Takazawa dengan Islam berlangsung dengan tidak sengaja. Yakni, berawal ketika dirinya sedang ada urusan di wilayah Shibuya, Jepang.

Pada saat itu, Takazawa melihat seseorang dengan kulit putih dan berjanggut putih. Orang itu mengenakan baju dan turban yang juga berwarna putih.

Baca Juga: Gadis Atheis China Ini Jadi Mualaf Setelah Bertemu Pemuda Indonesia

"Orang itu memberikan sebuah kertas dan menyuruh saya untuk membaca kalimat yang tertera di dalamnya," ujarnya.

Kalimat tersebut berisi dua kalimat syahadat. Seperti kebanyakan penduduk Jepang, saat itu Takazawa masih menganut aliran kepercayaan Shinto (agama asli orang Jepang yang percaya dengan dewa-dewa).

Sehingga saat itu ia kesulitan untuk memahami keseluruhan maksud dari dua kalimat syahadat tersebut.

Pertemuan Takazawa dengan orang serba putih itu ternyata begitu membekas di ingatannya. Ia pun terus mencari tahu makna di balik pesan dua kalimat syahadat yang diterimanya.

Dikutip dari Boombastis.com, dalam pencarian itu, Takazawa mendapat hidayah tak terduga. Ia pun memutuskan menjadi seorang mualaf.

Setelah resmi mengucap dua kalimat syahadat, Taki Takazawa pun ingin menjadikan Islam sebagai bagian dari namanya. Alhasil, pria tersebut mengganti namanya menjadi Abdullah yang memiliki arti Hamba Allah SWT.

Tak disangka, dua tahun setelah memutuskan masuk Islam, ia bertemu kembali dengan pria serba putih yang telah mengubah hidupnya tersebut.

“Ternyata dia adalah Imam di Masjid Nabawi, Kota Madinah. Saya bersyukur bisa bertemu dengannya,” katanya.

Baca Juga: Anggap Ajaran Islam Masuk Akal, Pria Ini Putuskan Jadi Mualaf

Pada 2008, Takazawa pun memutuskan untuk melaksanakan ibadah haji, dan itupun atas undangan dari Arab Saudi. Setelahnya, ia juga melanjutkan studi di sana. Selama berada di Arab, ia juga melakukan dakwah.

Sepulangnya mantan pembuat tato tersebut dari Arab Saudi, ia kemudian mendapat penghargaan berupa kepercayaan masyarakat untuk menyerahkan salah satu masjid besar wilayah Kabukicho, Tokyo untuk diimami olehnya.

Tak hanya salat, memeluk agama Islam berarti juga harus kuat menjalani ibadah puasa selama Ramadan tiba. Demikian pula dijalani oleh Takazawa. Lelaki 45 tahun itu menuturkan jika sejak memutuskan menjadi Muslim, ia selalu menjalankan ibadah puasa satu bulan penuh.

Kabarnya, Imam Besar Jepang tersebut juga menjalankan ibadah puasa Senin-Kamis. Wah, bukti jika hijrahnya sangat serius ya. Semoga bisa menginspirasi Muslim lain yang ada di Jepang. (C)

Penulis: Nurdian Pratiwi

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga