Sejarah Sunat: Ritual Agama hingga Hukuman Perang
Haidir Muhari, telisik indonesia
Kamis, 06 Mei 2021
0 dilihat
Ilustrasi proses sunat. Foto: Repro Shutterstock
" Iya, karena itu perintah dalam Islam "
KENDARI, TELISIK.ID - Sunat atau khitan bagi laki-laki yang beragama Islam adalah keharusan. Namun ternyata sunat telah lebih dulu dipraktekkan sebelum Islam.
Ancient Origins menuliskan bahwa selama ribuan tahun, sunat paling sering digunakan sebagai ritual keagamaan, kedewasaan, bahkan hukuman saat perang. Di negara-negara Asia lainnya, menganjurkan sunat.
Di Indonesia sendiri, praktik sunat lazim dilakukan. Apalagi bagi laki-laki muslim, sunat adalah bagian dari fitrah.
"Iya, karena itu perintah dalam Islam," kata seorang aktivis Islam, La Ode Munazad, Kamis (6/5/2021).
Keadaan ini berbeda dengan beberapa negara di dunia, misalnya Eropa yang menganggap sunat sebagai tabu. Tidak sampai di situ, American Academy of Pediatrics, mengecam sunat karena bisa mengganggu psikis anak.
Sunat tidak hanya dilakukan oleh umat Islam. Hal ini seperti dinyatakan oleh D. Doyle, dilansir dari Historia.id, bahwa sunat telah dipraktikkan di beberapa bagian Afrika seperti Mesir, kepulauan di Laut Selatan, Australia oleh suku Aborigin, dan oleh suku Inca, Aztec, Maya, juga orang-orang Yudaisme, dan Islam.
Berdasarkan bukti-bukti sejarah diketahui bahwa pelopor tradisi sunat adalah Mesir. Negeri piramida itu ditengarai oleh para sarjana barat memulai praktik sunar sejak 2.400 SM.
Hal itu didasarkan pada sebuah relief di tanah pemakaman kuno Saqqara. Relief ini menggambarkan serangkaian adegan medis, termasuk sunat dengan menggunakan pisau.
Baca Juga: Sejarah Air Minum Kemasan di Indonesia
Di Mesir Kuno, catat Ancient Origin, dilakukan pada pria dewasa di kalangan bangsawan. Jadi remaja pria yang akan memasuki usia dewasa di kalangan bangsawan Mesir Kuno wajib disunat.
“Sunat Mesir mungkin juga telah digunakan untuk membatasi kelas elite khusus,” tulis Ancient Origin dilansir dari Historia.id.
Beberapa sarjana saat ini percaya bahwa asal mula praktik sunat, seperti yang dilakukan di Barat dan Timur Tengah, berasal dari penduduk Arab Selatan dan sebagian Afrika. Menurut mereka orang-orang Mesir kuno telah lama berhubungan dagang dengan penduduk Arab Selatan dan Afrika itu.
Dalam Islam sendiri, dilansir dari Akurat.co, para ulama berpendapat bahwa praktik sunat pertama kali dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS. Hal ini sebagaimana didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari.
"Ibrahim AS kekasih Allah, berkhitan setelah usianya 80 tahun. Ia dikhitan dengan kapak." (HR Al Bukhari)
Selain itu Rasulullah Muhammad SAW, bersabda bahwa ada lima fitrah muslim. Salah satunya adalah sunat.
Baca Juga: Begini Hukum Sambung Bulu Mata Menurut Syariat Islam
"Lima dari fitrah yaitu sunat, mencukur rambut kemaluan, mencabut rambut ketiak, memotong kuku dan mencukur kumis." (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Ada beberapa prosedur sunat. Biasanya dilakukan dengan tiga cara, yaitu Clamp Mogen, Plastibell, dan Klem Gomco.
Pola penis pada pria akan berbeda-beda tergantung dari pengerjaan sunatnya. Cara klem gomco dapat meninggalkan bekas cokelat di kepala penis. (B)
Reporter: Haidir Muhari
Editor: Fitrah Nugraha