September Berdarah, Ratusan Mahasiswa UHO Teatrikal Penembakan Randi-Yusuf
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Senin, 25 September 2023
0 dilihat
Ratusan mahasiswa Teknik Universitas Halu Oleo, menampilkan teatrikal penembakan Randi dan Yusuf. Foto: Ahmad Jaelani/Telisik
" Ratusan orang berkumpul, membaca puisi dan melakukan aksi teatrikal, memperingati Tragedi 26 September 2019 yang menewaskan 2 mahasiswa UHO, Randi dan Yusuf "
KENDARI, TELISIK.ID - Ratusan orang berkumpul, membaca puisi dan melakukan aksi teatrikal. Mereka seakan terhanyut dalam Tragedi 26 September 2019 yang menewaskan 2 mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO), Randi dan Yusuf.
Tepat di tengah-tengah Tugu Universitas Halu Oleo, Minggu (24/8/2023) sekitar pukul 21.45 Wita, mahasiswa Teknik mulai merekonstruksi penembakan yang terjadi dengan aksi teatrikal sambil membacakan puisi, di Jalan H E A Mokodompit, Kelurahan Lalolara, Kecamatan Kambu, Kota Kendari.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik UHO, La Ode Muhammad Ali Sabilah bersama teman-temannya, mengadakan aksi mimbar bebas. Mereka merasa bahwa kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Bumi Anoa masih gelap dan membutuhkan perhatian.
Suara lantang pembacaan puisi bergema, bersahutan dengan lagu perjuangan Wiji Tukul. Salah satu pembaca puisi bernama Kobra mengatakan, perjuangan mereka tak akan berakhir di sini saja. Mahasiswa Teknik UHO bersumpah akan terus membangun gerakan demi keadilan. Meskipun banyak intervensi dari berbagai pihak, mereka tetap konsolidasi dan bersatu.
Baca Juga: September Berdarah, Mahasiswa Teknik UHO Peringati Kematian Randi-Yusuf
Fiki, Menteri Pergerakan Fakultas Teknik menyatakan, tujuan mereka adalah memberi tahu seluruh dunia, masyarakat, dan pemerintah tentang masalah ini. Dia lalu memperagakan saat polisi menembak mahasiswa sambil berteriak "Mundur kalian".
Sementara itu, Nurliza, salah satu dari mereka, tetap setia mengawal perkembangan kasus tersebut. Dia bersama teman-temannya ingin memastikan bahwa keadilan akan ditegakkan. Sesuai judul puisi yang dibacakan "Dua pahlawan demokrasi yang telah gugur".
Baca Juga: Ratusan Mahasiswa Demonstrasi, Tuntut Penyelesaian Kasus Meninggalnya Randi dan Yusuf
"Kami tidak akan pernah melupakan perjuangan mereka. Momen September berdarah ini mengingatkan kita semua akan pentingnya memperjuangkan keadilan dan hak asasi manusia," kata Sabilah, Ketua BEM Fakultas Teknik UHO.
Dalam suasana yang sarat emosi, mahasiswa merasa bahwa tugas mereka sebagai generasi muda adalah memastikan masa depan yang lebih baik, dimana hak asasi manusia dihormati sepenuhnya. Mereka berkomitmen untuk terus mengawal kasus ini hingga korban mendapat keadilan yang pantas. (A)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS