Sering Masturbasi Bikin Dengkul Kopong? Begini Penjelasan Medisnya
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Jumat, 16 Mei 2025
0 dilihat
Masturbasi sering dikaitkan dengan dengkul kopong. Foto: Repro iStockphoto.
" Masturbasi merupakan tindakan menstimulasi atau merangsang alat kelamin sendiri hingga mencapai ejakulasi tanpa melalui hubungan seksual "

JAKARTA, TELISIK.ID - Isu bahwa sering masturbasi bisa menyebabkan dengkul kopong memang sering terdengar di masyarakat. Banyak yang percaya bahwa onani berulang kali bisa membuat lutut lemas, berbunyi “krek”, hingga terasa kosong saat diketuk.
Telisikers, benarkah klaim tersebut memiliki dasar medis? Berikut penjelasan lengkapnya berdasarkan fakta ilmiah.
Masturbasi merupakan tindakan menstimulasi atau merangsang alat kelamin sendiri hingga mencapai ejakulasi tanpa melalui hubungan seksual.
Aktivitas ini sering dilakukan karena memberikan rasa rileks dan senang bagi pelakunya. Akibat efek menyenangkan ini, sebagian orang melakukannya secara berulang-ulang.
Namun di tengah kebiasaan tersebut, beredar kepercayaan yang menyebutkan bahwa terlalu sering masturbasi dapat menyebabkan lutut kopong.
Istilah ini mengacu pada kondisi lutut yang terasa lemas atau mengeluarkan suara ketika diketuk, seolah terdapat ruang kosong di dalamnya.
Mitos Dengkul Kopong karena Masturbasi
Melansir Klikdokter, Jumat (16/5/2025), anggapan dengkul kopong akibat onani muncul karena sebagian orang merasa lututnya lemas setelah mengalami ejakulasi. Tak sedikit pula yang mendengar bunyi “krek” saat menggerakkan lutut setelah masturbasi.
Kombinasi sensasi lemas dan bunyi inilah yang sering dianggap sebagai tanda lutut kopong. Sebagian orang lalu mencoba mengetuk lututnya dan mendapati suara seperti rongga kosong.
Hal ini semakin memperkuat keyakinan bahwa masturbasi berpengaruh langsung terhadap kondisi lutut.
Namun, benarkah hubungan tersebut ada secara medis?
Penjelasan Medis soal Suara dan Sensasi Lutut
Secara ilmiah, tidak ditemukan hubungan antara masturbasi dengan kondisi lutut kopong. Ejakulasi sendiri merupakan proses fisiologis yang melibatkan otak, testis (buah zakar), dan otot sekitar alat kelamin.
Proses ini tidak berhubungan langsung dengan persendian di lutut.
Adapun sensasi lemas yang terjadi usai onani lebih disebabkan oleh efek relaksasi setelah klimaks. Kondisi tubuh yang merasa lega dan tenang bisa membuat otot terasa kendur, termasuk di bagian lutut.
Baca Juga: Lonjakan Resesi Seks di Indonesia Mulai Mengkhawatirkan, Ini Tandanya
Ini bukan berarti ada gangguan struktur pada lutut. Sedangkan suara “krek” yang terdengar dari lutut disebabkan oleh mekanisme tubuh.
Di balik tempurung lutut (patela) terdapat rongga yang mengandung cairan pelumas sendi. Cairan ini memungkinkan gerakan lutut menjadi lebih fleksibel.
Saat seseorang duduk terlalu lama atau tidak mengubah posisi lutut dalam waktu lama, rongga ini bisa mengalami tekanan. Ketika lutut digerakkan tiba-tiba, tekanan udara dalam rongga akan pecah dan menimbulkan suara “krek”. Inilah yang sering disalahartikan sebagai efek masturbasi.
Faktor yang Menyebabkan Suara Lutut Setelah Masturbasi:
1. Efek relaksasi pasca-ejakulasi:
Tubuh menjadi lebih rileks, otot termasuk di bagian lutut ikut terasa lemas.
2. Posisi lutut yang tidak berubah:
Saat masturbasi, lutut sering dalam posisi diam, yang bisa membuatnya kaku.
3. Tekanan udara dalam rongga sendi:
Ketika bergerak tiba-tiba, udara yang terjebak di lutut bisa pecah dan menghasilkan suara “krek”.
4. Cairan pelumas sendi:
Cairan ini memfasilitasi pergerakan lutut dan dapat menyebabkan suara ketika rongga bergesekan.
Efek Negatif Masturbasi Jika Dilakukan Berlebihan
Meski tidak menyebabkan lutut kopong, masturbasi tetap perlu dilakukan secara bijak. Jika terlalu sering, aktivitas ini bisa memicu gangguan mental dan fisik tertentu.
Dalam kasus ekstrem, seseorang bisa mengalami kecanduan hingga mengalami gangguan sosial.
Beberapa dampak negatif dari masturbasi berlebihan antara lain:
1. Ketagihan dan gangguan kecemasan:
Masturbasi yang terlalu sering bisa memunculkan rasa gelisah saat tidak dilakukan.
2. Aktivitas sehari-hari terganggu:
Jika dilakukan berulang kali, masturbasi bisa menyita waktu dan mengganggu rutinitas.
Baca Juga: Sering Ejakulasi Dianggap Ideal untuk Kesehatan Pria, Begini Penjelasannya
3. Risiko ejakulasi dini:
Kebiasaan onani dalam jangka panjang dapat membuat sensitivitas meningkat, memicu ejakulasi lebih cepat saat berhubungan intim.
4. Pembengkakan pada kelamin:
Masturbasi yang terlalu sering dalam waktu singkat dapat menyebabkan pembengkakan, meski bersifat sementara.
5. Iritasi atau luka:
Gesekan saat onani bisa melukai kulit kelamin, terutama jika dilakukan secara agresif atau tanpa pelumas.
Manfaat Masturbasi Jika Dilakukan Secara Wajar
Selain dampak negatif, masturbasi juga memiliki manfaat jika dilakukan dalam batas yang wajar. Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas ini bisa menurunkan stres, memperbaiki suasana hati, bahkan menurunkan risiko kanker prostat jika dilakukan tidak berlebihan.
Beberapa manfaat masturbasi yang dilakukan secara sehat antara lain:
1. Mengurangi stres dan ketegangan otot:
Proses relaksasi setelah ejakulasi dapat memberikan efek tenang.
2. Menurunkan risiko kanker prostat:
Studi menunjukkan bahwa ejakulasi rutin dalam jumlah tertentu bermanfaat bagi kesehatan prostat.
3. Membantu mengenal tubuh sendiri:
Masturbasi dapat membantu seseorang mengenal respon tubuh dan area sensitifnya.
4. Tidak menyebabkan masalah sendi atau otot lutut:
Berdasarkan fakta medis, masturbasi tidak berpengaruh terhadap lutut atau dengkul.
Berdasarkan penjelasan medis yang ada, tidak ada bukti ilmiah bahwa masturbasi dapat menyebabkan dengkul kopong. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS