Setia dengan Profesinya, Pria Ini Sudah 16 Tahun Jualan Parang Keliling
Kardin, telisik indonesia
Jumat, 06 Agustus 2021
0 dilihat
Pakde, tengah mangkal untuk berjualan parang. Foto: Kardin/Telisik
" Pakde, begitu ia sering dipanggil. Kini masih setia dengan profesinya sebagai pedagang parang keliling. "
KENDARI, TELISIK.ID - Pakde (62), begitu ia sering dipanggil. Kini masih setia dengan profesinya sebagai pedagang parang keliling.
Pria kelahiran Surabaya itu mengaku, menjual parang keliling sudah dilakoninya sejak 2005 silam di Kota Kendari, saat pertama kali menginjakkan kaki di Sulawesi Tenggara (Sultra).
"Sudah 16 tahun menjual, sejak 2005. Waktu itu Kendari masih sunyi, tidak seperti sekarang yang ramai," ujarnya saat dijumpai di area Citra Land Kendari, Jumat (6/8/2021).
Ia mengaku, meski saat ini sepi pembeli namun dalam sehari pasti dagangan parangnya ada yang laku meskipun tidak banyak.
Baca juga: Penderita Kanker Payudara di Kolut Butuh Uluran Tangan
Baca juga: Lepas Salat Idul Adha, Pemulung di Baubau Ini Tetap Mengais Rezeki
Sementara harga dagangan yang dibanderol beragam, mulai dari Rp 60 ribu hingga Rp 150 ribu per buah, tergantung model dan ukurannya.
"Yang pastinya dalam sehari itu adalah yang laku satu atau dua parang. Ya, tergantung lah kalau soal harga," jelasnya.
Ia juga menerangkan, bahan pembuatan parang miliknya berbahan dasar per mobil dengan kualitas bagus, dikarenakan bahannya merupakan besi mengandung baja yang membuat parang lebih tajam dan kuat, juga tahan lama digunakan.
"Orang membuat parang itu tergantung pembesiannya, juga bahan apa yang dipakai. Ada juga kelihatannya tajam tapi gampang terlipat parangnya," urai pria yang tinggal di Konawe Selatan (Konsel) itu.
Meski demikian, ia mengaku, jika menjual parang saat ini sudah semakin sulit. Pasalnya, profesi tersebut sudah banyak dilakoni orang.
"Sekarang ini kan sudah banyak yang jualan parang, jadi memang agak susah jualnya. Kita hanya pertahankan kualitasnya biar tetap dipercaya," terangnya. (C)
Reporter: Kardin
Editor: Fitrah Nugraha