Strategi Politik Gerindra di Pilkada Sultra

Musdar, telisik indonesia
Kamis, 06 Agustus 2020
0 dilihat
Strategi Politik Gerindra di Pilkada Sultra
Ketua DPD Partai Gerindra Sultra, Andi Ady Aksar. Foto: Kardin/Telisik

" Gerindra berusaha menggunakan politik Injury Time agar nilai jual partai ini memiliki nilai jual yang tinggi di mata para kandidat. "

KENDARI, TELISIK.ID - Partai Gerindra menjadi satu-satunya Partai Politik (Parpol) yang belum mengeluarkan rekomendasi Calon di Pilkada Sultra 9 Desember 2020.

Padahal pendaftaran calon kepala daerah (Cakada) di Komisi Pemilihan Umum (KPU) pelaksanaannya tidak akan lama lagi, yakni 3-6 September 2020.

Sebelumnya, Ketua DPD Gerindra Sultra, Andi Ady Aksar yang baru saja menggantikan posisi, Imran ini mengungkapkan, rekomendasi Cakada untuk tujuh daerah di Sultra sampai saat ini masih menunggu Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

Menanggapi siatuasi Politik Gerindra, Pengamat Politik Sultra, Najib Husen melihat, Partai besutan Prabowo Subianto itu sangat hati-hati dalam mengeluarkan rekomendasinya.

Di sisi lain, akademisi UHO ini juga menilai, sikap Gerindra bisa menjadi bagian dari strategi politik mengingat tidak semua daerah yang melaksanakan Pilkada di Sultra, Gerindra memiliki komposisi yang kuat. Sehingga, rekomendasi kandidat kemungkinan diterbitkan di waktu-waktu terakhir atau Injury Time.

Baca juga: Ngotot Tampil di Pilkada Muna, La Pili Siap Lepas PKS

"Gerindra berusaha menggunakan politik Injury Time agar nilai jual partai ini memiliki nilai jual yang tinggi di mata para kandidat," terang Najib, Kamis (6/8/2020).

Dosen Ilmu Politik UHO ini juga mengungkapkan, berdasarkan pernyataan Andi Ady Aksar di Kendari, Rabu (5/8/2020) kemari, Gerindra ingin menjadikan Pilkada sebagai ajang uji coba pemilihan Gubernur Sultra 2023 mendatang. Olehnya itu, Gerindra berusaha mendorong satu calon yang berasal dari Gerindra.

"Kalau seperti itu, niat yang ingin dilakukan Ketua DPD Gerindra Sultra, berarti sepertinya dia berusaha untuk mendorong figur-figur yang agak kosong dari Parpol, dalam artian sepertinya dia cenderung mendukung penantang dari pada petahana," jelasnya.

"Kenapa saya berpikir demikian? Karena di tujuh kabupaten sudah pasti petahana ikut semua, tinggal kemudian bagaimana penantang ini yang masih mencari celah untuk mendapatkan Parpol. Seperti itu bacaan saya," pungkasnya.

Reporter: Musdar

Editor: Kardin

TAG:
Artikel Terkait
Baca Juga