Stunting Masih Tinggi, Ibu Hamil di Jawa Timur Digelontor Bantuan

Try Wahyudi Ary Setyawan, telisik indonesia
Minggu, 30 Oktober 2022
0 dilihat
Stunting Masih Tinggi, Ibu Hamil di Jawa Timur Digelontor Bantuan
Para ibu hamil mendapat bantuan guna mencegah stunting. Foto: Ist.

" Puluhan ibu hamil (bumil) di Sidoarjo yang mewakili secara simbolis di Jawa Timur mendapatkan bantuan dari Pemprov. Pasalnya upaya tersebut untuk menekan tingginya stunting "

SURABAYA, TELISIK.ID - Puluhan ibu hamil (bumil) di Sidoarjo yang mewakili secara simbolis di Jawa Timur mendapatkan bantuan dari Pemprov. Pasalnya upaya tersebut untuk menekan tingginya stunting.

Paket bantuan tersebut berupa uang tunai Rp 250 ribu per bumil. Tak hanya itu, selain paket uang tunai, juga diberikan paket perlengkapan bayi dan sembako.

“Pemberian bantuan kepada ibu hamil ini diharapkan menjadi bagian pencegahan stunting yang dimulai sejak bayi dalam kandungan. Di mana pemenuhan gizi selama masa kehamilan ini menjadi sangat penting,” kata Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Minggu (30/102022).

Sebab, ia melanjutkan, 1000 hari pertama kehidupan adalah masa-masa yang penting dalam tumbuh kembang seorang anak. Dimulai sejak masih dalam kandungan, 1000 hari pertama menjadi periode emas dalam pembentukan, baik organ tubuh sampai dengan kecerdasan seorang anak.

Baca Juga: Vera Simanjuntak Disebut Bukan Pacar Brigadir Yosua, Ini Wanita Cantik yang Sering Diajak ke Hotel

Lebih lanjut Khofifah mengatakan, upaya penanggulangan stunting pada ibu hamil dilakukan dengan memberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) bagi ibu hamil dan pemenuhan gizi selama kehamilan.

Serta dilakukan melalui upaya memenuhi kecukupan zat besi dan folat selama kehamilan dengan memberikan Suplementasi  TTD (Tablet Tambah  Darah) sebanyak 90 tablet pada seluruh ibu hamil.

“Jadi ibu-ibu hamil tadi sebagian besar usia kandungannya sudah sekitar 7 bulan. Kami berharap gizinya tercukupi dengan baik, sehingga ibunya sehat, bayinya sehat dan diberi kemudahan kelancaran sampai dengan proses kelahiran semua sehat selamat,” urai Khofifah.

Baca Juga: Penderita Varian Baru Omicron XBB Terdeteksi di Surabaya

Menurut Khofifah, upaya pencegahan stunting ini membutuhkan sinergi dan kolaborasi semua pihak, termasuk koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait Tim Percepatan Penurunan Stunting secara rutin. Selain itu koordinasi kegiatan Aksi Konvergensi Penurunan Stunting harus dimulai dari tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota dan Provinsi.

Dari data BKKBN Jawa Timur, stunting pada tahun 2022 angka prevalensinya masih cukup tinggi, yakni 23,5 persen. Angka tertinggi terdapat di Kabupaten Bangkalan sebesar 38,9 persen, sementara terendah di Kabupaten Mojokerto 6,9 persen dari keseluruhan di Jawa Timur.

Secara nasional, Wapres Ri Ma'ruf Amin beberapa bulan yang lalu mengatakan, prevalensi stunting tahun 2022 harus turun setidaknya tiga persen, melalui konvergensi program intervensi spesifik dan sensitif yang tepat sasaran, serta didukung data sasaran yang lebih baik dan terintegrasi. (B)

Penulis: Try Wahyudi Ari Setyawan

Editor: Kardin

Artikel Terkait
Baca Juga