Tak Lagi Muda, Kakek 68 Tahun Ini Terpaksa Memulung untuk Hidupi Keluarga

Tim Telisik, telisik indonesia
Jumat, 28 Oktober 2022
0 dilihat
Tak Lagi Muda, Kakek 68 Tahun Ini Terpaksa Memulung untuk Hidupi Keluarga
Memulung untuk menyambung hidup, kakek Aris tetap tersenyum. Foto: Kardi/Telisik

" Panas matahari menyengat kulit, seorang kakek yang duduk istirahat di samping trotoar sesekali menghelah nafas karena kelelahan "

KENDARI, TELISIK.ID - Panas matahari menyengat kulit, seorang kakek yang duduk istirahat di samping trotoar sesekali menghelah nafas karena kelelahan.

Meski mengenakan baju kusam dan basah karena keringat yang membanjiri badannya, namun ia tetap bersemangat.

Kakek Aris (68), warga Jalan Made Sabara, Mandonga, Kota Kendari. Di umur yang sudah terbilang tak mudah lagi, ia masih harus bekerja keras untuk menyambung hidup dengan memulung.

Baca Juga: Kakek 70 Tahun Rela Dorong Gerobak Bakso Demi Nafkah Keluarga

Kakek Aris tinggal berdua dengan istrinya yang sudah tidak dapat bekerja lagi, karena mengidap penyakit gangguan telinga atau tidak dapat lagi mendengar. Ia tinggal di sebuah rumah panggung yang dibangunnya di lokasi orang yang setiap hujan pasti tergenang air.

Kakek mempunyai dua orang anak yang sudah bekerja, namun kedua anaknya sudah dua tahun tidak pernah pulang, ia hanya bisa berkomunikasi dengan anaknya melalui telepon yang dipinjamnya dari tetangganya.

"Kadang anak saya mengirimkan sedikit uang untuk membantu kebutuhan sehari-hari, tapi empat bulan, bahkan lima bulan sekali" ucapnya, Kamis (27/10/2022).

Ia memulung dari pukul 07.00 Wita hingga 17.00 Wita. Ia memulung karena sudah tidak bisa bekerja yang lain lagi, Kakek Aris mengidap penyakit sakit pinggang yang sudah lama dialaminya.

"Saya sudah 22 tahun menjadi pemulung. Untuk menyambung hidup dari hasil mulung biasanya saya jual 3 hari sekali dengan harga biasanya Rp 40 ribu sampai Rp 50 ribu," ungkapnya.

Baca Juga: Hasma, Seorang Ibu yang Selalu Bawa Anak Saat Memulung

"Kakek tersebut sering saya lihat duduk di situ, kadang ia pindah di depan toko ini", ucap Noval penjaga toko mondae coffe.

Setia harinya, Kakek Aris memulung menyusuri sekitaran Mandonga, kalau merasa lelah, ia akan istirahat di Jalan Sarani dekat SPBU.

"Dari hasil jual itu sebenarnya tidak cukup, namun dicukupkan saja sambil tersenyum," ucapnya. (B)

Penulis: Kardi

Editor: Kardin

Baca Juga