Tak Layak Ditiru, Oknum TNI di Manggarai Pukul Anak Sekolah Tanpa Sebab di Momen HUT RI

Berto Davids, telisik indonesia
Jumat, 19 Agustus 2022
0 dilihat
Tak Layak Ditiru, Oknum TNI di Manggarai Pukul Anak Sekolah Tanpa Sebab di Momen HUT RI
Halaman depan Kantor Kodim 1612 Manggarai tahun 2019 lalu. Foto: Ist.

" Perlakuan tak layak ditiru dilakukan oleh salah satu oknum Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (17/8/2022) "

MANGGARAI, TELISIK.ID - Sebuah perlakuan tak layak ditiru dilakukan oleh salah satu oknum Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (17/8/2022).

Empat orang anak sekolah SMAS Katolik St. Arnoldus Mukun menjadi korban insiden pemukulan oleh oknum anggota TNI.

Informasi yang diperoleh Telisik.id dari laporan Kepala Sekolah ke Kodim 1612 Manggarai menyebut bahwa kekerasan yang dilakukan oleh oknum TNI itu terjadi sebelum dan sesudah upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia (RI)  di Mukun, Kabupaten Manggarai Timur.

Para korban masing-masing Fortu, Mario, Karlos dan Igen. Dua dari empat orang anak sekolah itu dipukul di dalam ruang kelas, sementara dua lainnya dipukul sesaat setelah upacara penurunan bendera.

Belum diketahui penyebab aksi kekerasan tersebut, namun para korban yang datang ke Kodim 1612 Manggarai bersama orang tua dan guru-guru mengaku kalau pria berseragam loreng itu melakukan aksi kekerasannya di dalam kelas dan di lapangan upacara.

"Saya dipukul dalam kelas saat sedang menunggu jam upacara bendera. Saya heran waktu dia datang pukul saya karena merasa tidak ada penyebab," aku Mario, korban yang pertama kali dipukul.

Baca Juga: HUT ke-77 RI, 157 Napi Rutan Unaaha Dapat Remisi, 1 Bebas

"Saya juga tidak tahu dia siapa karena memang tidak ada interaksi sebelumnya. Tiba-tiba dia datang dengan beringas lalu pukul saya berulang kali di wajah dan di rusuk," tambahnya lagi.

Selain pukulan, Mario juga mengaku mendapat tendangan dan caci maki.

Tak beda dari Mario, rekannya bernama Karlos juga mengaku dipukul di badan. Karlos heran saat oknum TNI itu hanya mempersoalkan kenapa ia tak ikut berbaris, padahal saat itu Karlos baru selesai panjat pinang dan baju yang dipakainya penuh dengan oli.

"Saya dipukul waktu mau pulang ganti baju. Dia tanya kenapa tidak ikut baris. Loh baju saya kan terkena oli makanya harus pulang ganti dulu baru ikut baris. Belum saya jelaskan, dia datang langsung pukul saya di badan secara berulang kali," terang Karlos.

Begitu juga dengan Egen dan Fortu. Dua anak sekolah ini juga mengaku hal serupa bahwa mereka dipukul usai upacara penurunan bendera hanya karena tertawa.

"Kami dipukul di dagu, jidat, dan wajah. Setelah itu hantam lagi pakai sendal. Hal itu terjadi hanya karena kami tertawa, lagian tertawa itu karena lucu sesama kami dan itu usai upacara penurunan bendera, bukan saat upacara penurunan bendera," ungkap Egen dan Fortu.

Mereka pun mengaku bahwa pada saat insiden pemukulan itu terjadi, pelaku yang di bajunya bertuliskan nama Rizky itu diduga dalam keadaan mabuk miras, pasalnya mulut Rizky bau alkohol.

Sementara itu Kepala Sekolah SMAS Katolik St. Arnoldus Mukun, Erlan Darmo mengaku bahwa aksi kekerasan anggota TNI terjadi dalam barisan saat dirinya hendak menyampaikan pengumuman sebelum anak sekolah pulang.

Baca Juga: Finalis Top 9 Indonesia Idol 2014 Hibur Ribuan Warga Kolaka Utara

"Yang saya lihat dia pukul dengan sekuat tenaga. Saya perhatikan dari depan anak-anak sekolah menjerit kesakitan dan setelah pukul ia pun membuka bajunya sembari mengumpat lalu keluar gerbang buka baju dan marah-marah. Beruntung ada warga yang melerai," tutur Darmo usai melapor peristiwa itu ke Kodim 1612 Manggarai.

"Dia bertindak sewenang-wenang. Atas nama siapa dia bertindak begitu dan apa kesalahan anak-anak kami," tuturnya lagi.

Sementara itu anggota Kodim 1612 Manggarai, Letda Fernando yang membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) pelapor meminta wartawan untuk menunggu keterangan lebih lanjut dari Dandim, Danramil dan pelaku atas peristiwa itu. (A)

Penulis: Berto Davids

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga