Talut Penahan Ombak Jebol, Rumah Warga dan Jembatan Penghubung Rusak

Hir Abrianto, telisik indonesia
Sabtu, 07 Januari 2023
0 dilihat
Talut Penahan Ombak Jebol, Rumah Warga dan Jembatan Penghubung Rusak
Akibat angin kencang dan gelombang laut yang tinggi, jembatan penghubung dan beberapa rumah nelayan di Desa Baliara rusak. Foto: Ist.

" Angin kencang beserta ombak pada awal tahun 2023 menembus talut, menyebabkan kerusakan pada jembatan dan rumah warga "

BOMBANA, TELISIK.ID - Talut penahan ombak di Desa Baliara, Kacamatan Kabaena Barat, Kabupaten Bombana, jebol dihantam ombak. Akibatnya, jembatan penghubung antar rumah warga ambruk.

Kepala Desa Baliara, Rahim kepada Telisik.id menerangkan bahwa sampai saat ini warganya masih was-was dengan kondisi cuaca yang sangat ekstrem. Untuk diketahui, warga Desa Baliara lebih banyak bertahan hidup dengan mencari nafkah dari hasil laut atau nelayan.

Angin kencang beserta ombak pada awal tahun 2023 menembus talut, menyebabkan kerusakan pada jembatan dan rumah warga.

"Sekarang musim angin dan ombak, Karena talut jebol, jembatan kayu yang menghubungkan rumah-rumah warga rusak parah bahkan ada yang ambruk," kata Rahim, Sabtu (7/1/2023).

Rahim menyebutkan, untuk saat ini 3 rumah warga rusak, dinding dan atapnya diterbangkan angin. Sementara sebagian jembatan telah diperbaiki warga dan yang roboh total, warga hanya bisa pasrah.

Baca Juga: Laporkan Bila Ada Pungli Biaya SK Kades di Muna

"Pada saat kejadian angin kencang dan golombang laut, karena malam, warga panik lari mau keluar ke jalan poros," jelasnya.

Selain rumah dan jembatan, warga juga mengalami kerugian karena beberapa buah perahu alami kerusakan.

"Ada juga 7 buah perahu warga yang biasa digunakan memancing rusak, patah. Jadi kasihan mereka susah lagi kalau mau melaut," lanjut Rahim.

Kejadian seperti ini kerap menimpa nelayan di Desa Baliara setiap tahunnya. Apalagi dengan kondisi talut yang tidak menutupi sepanjang pemukiman warga. Saat ini panjang talut penahan ombak diperkirakan hanya 200 meter, sementara pemukiman warga di pinggir pantai diperkirakan mencapai 1,6 kilometer yang terbagi 3 dusun.

Pihaknya berharap kondisi ini mendapat perhatian oleh pemerintah kabupaten, provinsi atau pemerintah pusat.

"Setiap tahun kami merasakan begini. Melalui dana desa kami tidak akan mampu sepenuhnya karena sangat terbatas. Kami hanya bisa berharap perhatian dari pemkab, pemprov atau pemerintah pusat, " harapnya.

Baca Juga: 1.740 Calon PPS di Muna Bakal Ikut Seleksi CAT

Dikonfirmasi terpisah, Kepala BPBD Bombana, Hasdin Ratta mengatakan, timnya telah meninjau bencana alam yang menimpa Desa Baliara.

Pihaknya mengingatkan bahwa musim penghujan berserta angin kencang ini masih akan terjadi hingga bulan Februari mendatang. Olehnya itu, Ia mengimbau sinergitas semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dini.

"Untuk Desa Baliara telah kami turunkan tim dari BPBD. Laporannya juga kami masih tunggu yang diketahui kecamatan untuk ditindaklanjuti. Kalau daerah tidak sanggup, maka kami laporkan juga ke provinsi. Yang terpenting saat ini, semua pihak tetap libatkan diri dalam meningkatkan kewaspadaan dini karena cuaca ekstrem ini diperkirakan sampai Februari," pungkasnya. (B)

Penulis: Hir Abrianto

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga