Temukan Akhlak Penganut Islam yang Sangat Tinggi, Julien Faubert Putuskan Mualaf
Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Sabtu, 15 April 2023
0 dilihat
Julien Faubert putuskan mualaf setelah temukan nilai-nilai etika yang sangat tinggi dan juga nilai-nilai tenggang rasa di dalam islam. Foto: Repro Indosport.com
" Julien Faubert, mantan pemain Real Madrid, mengaku menganut agama Islam murni karena keinginannya sendiri dan tanpa paksaan "
PERANCIS, TELISIK.ID - Nama Julien Faubert tentu sudah tidak asing dengan para pencinta sepakbola Indonesia. Pasalnya, Faubert pernah memperkuat Borneo FC di Liga 1 2018 lalu.
Dikutip dari Okezone.com, sebelum memperkuat Borneo FC, pemain berpaspor Prancis itu sempat membela Real Madrid pada 2009 lalu selama enam bulan. Akan tetapi, Faubert memutuskan untuk menjadi mualaf bukan ketika memperkuat Borneo FC atau Real Madrid.
Ketika memperkuat Bordeaux pada musim 2013/2014 lalu, Julien sempat menjadi sorotan masyakarat Prancis. Pasalnya, saat itu Julien memantapkan diri untuk mengucapkan kalimat syahadat dan menjadi seorang Muslim seutuhnya.
Dalam sebuah wawancara yang terbit di kolom surat kabar terkemuka asal Prancis, L'Equipe, Julien mengaku menganut agama Islam murni karena keinginannya sendiri dan tanpa paksaan seperti dilansir dari Indosport.com.
Meski begitu, Julian mengakui bahwa keputusannya untuk menganut Islam tidak lepas dari teman-teman masa remajanya saat tinggal di kota Le Havre, Normandy, Prancis. Berbeda dari daerah lainnya di Prancis, Le Havre memang banyak ditinggali masyarkat beragama Islam.
Baca Juga: Deretan Artis Ini Putuskan Pindah Agama, Nomor 4 karena Sering Tidur di Masjid
"Saya melihat kepribadian dan moral teman-teman saya mengalami perbaikan sejak menerapkan ajaran-ajaran Islam dalam kegiatan sehari-harinya. Inilah yang mendorong saya untuk mendalami agama ini dan menemukan nilai-nilai etika yang sangat tinggi dan juga nilai-nilai tenggang rasa," ujar Julien saat ditannya alasannya memilih menjadi seorang mualaf.
Selain karena terinspirasi dari rekan-rekannya yang kebanyakan Muslim, Julien juga tertarik memeluk agama Islam lantaran bertemu dengan seorang wanita Muslim asal Aljazair yang tidak lama ia persunting sebagai istri.
Keputusan Julien untuk menjadi seorang mualaf tidak lantas membuat kehidupannya sehari-hari menjadi lebih mudah. Bahkan, ia sering mendapat perlakuan buruk, terutama dari mayoritas warga Prancis.
"Saat tinggal di Prancis, saya harus bicara jujur dengan Anda. Di sana, Anda bisa merasakan rasisme yang ditujukan pada orang-orang seperti saya," ujar Julien seperti dikutip dari Herald Scotland.
Perlakuan rasis yang diterima oleh Julien pun semakin menjadi-jadi ketika dirinya menganut Islam. Biasanya perlakuan rasis ini paling ia rasakan saat hendak berpergian menggunakan pesawat.
Baca Juga: Tertarik Pada Islam Puluhan Tahun, Pastor Katolik Hilarion Heagy Putuskan Mualaf
"Harus saya akui, setiap hari saya merasa seperti sebuah target buruan. Setiap saya hendak terbang, orang-orang keamanan di bandara akan mendatangi saya sembari meminta saya menunjukkan paspor dan memberi saya sejumlah pertannyaan. Parahnya, mereka cuma datang ke saya dan tidak orang lain," jelas Julien.
Meskipun kerap mendapat stigma negatif sejak menjadi seorang Muslim, siapa yang menyangka kehidupan Julien semakin mendapat berkah. Buktinya, meski usianya sudah di atas kepala tiga, selalu ada klub yang merekrutnya.
Siapa yang menyangka juga jika pilihannya menjadi seorang Muslim bisa mendapat kesempatan untuk berkarier di negara mayoritas Muslim terbesar di dunia, yakni Indonesia. (C)
Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS