Terungkap Sosok Irjen Teddy Minahasa, Buat Jokowi Tak Nyaman
Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Sabtu, 15 Oktober 2022
0 dilihat
Potret Irjen Pol Teddy Minahasa Putra, Kapolda Jatim baru yang ditangkap atas dugaan narkoba. Foto: Facebook
" Kapolda Sumatra Barat Irjen Teddy Minahasa dikabarkan ditangkap terkait kasus narkoba "
JAKARTA, TELISIK.ID - Kapolda Sumatra Barat Irjen Teddy Minahasa dikabarkan ditangkap terkait kasus narkoba.
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni. "Sementara diduga benar. Kalau nggak salah narkoba. Isunya demikian," kata Sahroni dilansir CNNIndonesia.com.
Diketahui Penyidik Polda Metro Jaya menetapkan 11 orang sebagai tersangka terkait kasus peredaran gelap narkoba jenis sabu-sabu melibatkan Irjen Pol Teddy Minahasa Kapolda Sumatera Barat yang hendak menjadi Kapolda Jawa Timur.
Baca Juga: Mengenal Agus Tandur, Coach Bertangan Dingin Sukses Kalahkan Tim Raksasa NTT
“Total ada 11 tersangka,” kata Kombes Pol Mukti Juharsa Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya.
Teddy Minahasa diduga telah memerintahkan anak buahnya untuk menyisihkan barang bukti narkotika jenis sabu-sabu dari hasil pengungkapan kasus untuk diedarkan. "Dari keterangan itu adalah perintah dari Bapak TM," ucap Mukti.
Teddy Minahasa merupakan alumnus Akademi Kepolisian atau Akpol Angkatan 1993. Pria kelahiran 23 November 1970 ini pernah menjabat Kapolda Banten pada 2018. Selain itu, dia juga pernah menjabat Wakapolda Lampung pada 2018, serta Staf Ahli Bidang Manajemen Kapolri pada 2019.
Ia pernah menjabat sebagai Kasubditmin Regident Ditlantas Polda Jawa Tengah pada 2008, Kabidregident Ditlantas Polda Metro Jaya, Kapolres Malang Kota pada 2011, Kasubbagjiansisops Bagjiansis Rojianstra Sops Polri pada 2013, dan Kaden C Ropaminal Divpropam Polri pada 2013.
Melansir Kompas.com sebelum menjadi bahan perbincangan lantaran keterlibatannya dalam peredaran narkoba, Teddy pernah memiliki pengalaman kurang mengenakkan dengan Presiden Joko Widodo.
Saat itu Teddy yang masih berpangkat Komisaris Besar Polisi bertugas sebagai koordinator pengamanan Jokowi. Ketika itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menjadi calon presiden (capres) pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2014.
Kala itu, tim pengamanan Jokowi terdiri dari 42 personel polisi, termasuk Teddy selaku koordinator.
Pengamanan Jokowi berubah 180 derajat lantaran lebih ketat dari sebelumnya. Jika sebelumnya pengawal Jokowi kerap berjalan di belakang, kala itu para pengawal Jokowi dari polisi kerap berada di depan.
Di lapangan, tidak jarang Teddy dan personelnya mendorong, memukul, dan membentak warga yang berebutan salaman atau berfoto bersama saat Jokowi blusukan. Hal itu tak hanya menimpa masyarakat, tetapi juga wartawan.
Tampilan pengawal baru Jokowi ini juga tidak lepas dari perhatian masyarakat. Sebab, semua pengawal mengenakan safari putih sehingga keberadaan mereka sangat mencolok perhatian.
Jokowi pun mulai merasa tidak nyaman. Ia menganggap hal tersebut persoalan serius. Ia lantas mengutarakan ketidaknyamanannya itu kepada awak media.
"Antara nyaman ndak nyaman sih," ujar Jokowi di Rumah Transisi, Jalan Situbondo 10, Menteng.
Baca Juga: Johannes Robert, Totalitas Jadi Abdi Negara untuk Membangun Sulawesi Tenggara
"Kalau terlalu ketat, masyarakat banyak yang komplain. Saya endak mau seperti itu," ucap dia.
Jokowi sedianya telah memberitahukan pengawalnya untuk tidak menjaga dia berlebihan, apalagi saat tengah blusukan ke rakyat. Namun, dia mengaku hal itu kadang tidak berhasil.
Tak berselang lama, ia pun mengganti Teddy sehingga tak lagi menjadi koordinator tim pengamanannya. Hal itu dilakukan Jokowi usai dirinya diumumkan sebagai pemenang Pilpres 2014 oleh KPU.
"Saya hanya ingin tetap bisa mendengar rakyat, bisa salaman dengan rakyat. Itu saja," ujar Jokowi kala itu. (C)
Penulis: Ibnu Sina Ali Hakim
Editor: Kardin