Tracing 39 Pedagang Ikan, Satu Reaktif Rapid Tes
Affan Safani Adham, telisik indonesia
Sabtu, 06 Juni 2020
0 dilihat
Rapid diagnostic test (RDT) untuk pemeriksaan COVID-19. Foto: Ist.
" Setelah kami mengetahui supplier tersebut terkonfirmasi positif kami segera menelusuri. "
YOGYAKARTA, TELISIK.ID - Seorang pedagang di pasar Kranggan, Kota Yogyakarta, dinyatakan reaktif setelah melalui rapid diagnostic test (RDT) untuk pemeriksaan COVID-19. Total ada 271 orang yang melakukan kontak dengan pasien sudah diikutkan RDT.
Pedagang itu, sebelumnya sempat melakukan kontak dengan dua pasien positif COVID-19 asal Gunung Kidul.
Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta, Drs Heroe Poerwadi, MA, mengatakan, penyalur ikan ini memiliki riwayat perjalanan ke Semarang, pasar Kolombo Sleman, dan pasar Kranggan Yogyakarta.
"Setelah kami mengetahui supplier tersebut terkonfirmasi positif kami segera menelusuri," kata Heroe.
Dari kontak di Pasar Kranggan hasilnya dari 39 pedagang ikan satu orang reaktif melalui RDT. Satu orang pedagang ikan yang reaktif itu adalah warga asal Sleman.
Baca juga: Bawaslu Usut Dugaan Politisasi Bansos di Kolaka Timur
Skema penelusuran (tracing) yang digunakan mirip dengan teknik tracing di Indogrosir. Disasar pedagangnya dulu. Kalau ada yang positif baru ditracing pengunjungnya.
Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta tengah melakukan RDT di pasar-pasar. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Yogyakarta, Yunianto Dwi Sutono, menegaskan, meski ada RDT pasar tetap beroperasi seperti biasa.
"Meski ada satu pedagang ikan pasar Kranggan yang reaktif, belum ada rencana untuk menutup pasar," tandasnya.
Saat ini, Pemkot Yogyakarta tengah menyusun protokol baru untuk diaplikasikan di pasar tradisional guna mencegah penyebaran COVID-19. Dan pembatasan kontak antara pedagang dan pembeli sudah dilakukan.
Wakil Wali Wota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, menerangkan, secara kronologis penemuan pedagang pasar Kranggan yang reaktif ini, diawali saat dua orang warga Gunung Kidul diumumkan positif COVID-19 pada 30 Mei 2020. Tepatnya, kasus nomor 234 dan 235.
Baca juga: Soekarno Terharu dengan Kebaikan Sri Sultan HB IX
Penelusuran Dinas Kesehatan Gunung Kidul menguak kedua pasien itu. Mereka adalah pedagang ikan yang sempat memasok ke pasar Kranggan dan beberapa tempat lain.
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, lalu menindaklanjuti dengan upaya tracing kepada para pedagang ikan pasar yang berlokasi di Jalan Poncowinatan Yogyakarta.
Dua pasien asal Gunung Kidul itu sebelumnya turut memasok ke pasar Kolombo Jalan Kaliurang Sleman.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Joko Hastaryo, membenarkan soal adanya pedagang reaktif RDT di pasar Kranggan yang berdomisili di Sleman. Identitasnya laki-laki usia 60 tahun, warga Mlati, Sleman.
Yang bersangkutan tanggal 3 Juni 2020 sudah dilakukan uji swab, tapi belum keluar hasilnya.
Baca juga: ASN di Atas Usia 50 Tahun Tetap Kerja dari Rumah
"Saat ini, masih menjalani karantina di asrama haji Sleman menunggu swab ke dua dan hasilnya," kata Joko Hastaryo.
Terkait pasar Kolombo yang menjadi salah satu lokasi kunjungan dua pasien asal Gunung Kidul, Dinas Kesehatan Sleman juga sudah menyiapkan langkah tindaklanjutnya, yaitu berupa rapid test massal di pasar tersebut.
Pemkab Sleman sebelumnya telah mewacanakan rapid test massal di 12 pasar tradisional. Sedangkan pasar Kolombo untuk rapid test bagi pedagang pelaksanaannya pada 9 Juni 2020.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul, Dewi Irawaty, menuturkan, dua pasien positif COVID-19 asal Gunung Kidul tidak tinggal serumah.
"Melainkan lain dusun dan saat beraktivitas keduanya tidak dalam satu mobil," ungkapnya.
Reporter: Affan Safani Adham
Editor: Sumarlin