Tradisi Unik Pemakaman dalam Air di Desa Nagara Kalsel
Merdiyanto , telisik indonesia
Senin, 09 Juni 2025
0 dilihat
Para warga saat mengubur jenazah di dalam air menggunakan peti atau Tabala. Foto: Repro detik.com
" Sekitar 90 persen wilayah desa ini tergenang air saat musim hujan atau saat air pasang dari laut "

HULU SUNGAI SELATAN, TELISIK.ID - Di tengah lanskap rawa yang mendominasi Desa Nagara, Kecamatan Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan, tersimpan sebuah tradisi pemakaman yang unik dan menarik perhatian.
Tradisi yang dikenal sebagai "Bapatak dalam Banyu" ini melibatkan prosesi pemakaman jenazah di dalam air, sebuah praktik yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat setempat, khususnya Suku Banjar yang mayoritas beragama Islam.
Mengutip dari medcom.id, Desa Nagara, yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari rawa dan sungai besar, menghadapi tantangan lingkungan yang unik.
Sekitar 90 persen wilayah desa ini tergenang air saat musim hujan atau saat air pasang dari laut, sehingga lahan kering untuk pemakaman sangat terbatas.
Dalam tradisi ini, jenazah dimasukkan ke dalam "Tabala" atau peti mati yang dirancang khusus untuk menjaga jasad tetap stabil di bawah air.
Baca Juga: 5 Rumah Unik yang Bisa Berputar 360 Derajat
Peti tersebut kemudian ditenggelamkan dan diikat dengan tali serta kayu yang kuat, sering kali ditambah pemberat seperti karung pasir agar tidak mengapung.
Proses ini membutuhkan usaha ekstra, di mana warga harus masuk ke dalam air untuk memastikan peti terpasang dengan baik.
Menurut warga setempat, tradisi ini biasanya dilakukan saat musim hujan, ketika genangan air membuat lubang makam rawan tergenang.
Meskipun beberapa lokasi pemakaman kering telah dibangun melalui swadaya masyarakat, seperti di Tumbukan Banyu dan perbatasan Sungai Pinang, tantangan anggaran untuk penimbunan lahan masih menjadi kendala utama.
Baca Juga: Unik: Jembatan Terpendek di Dunia, Hanya 6 Meter Tapi Hubungkan Dua Negara
"Kami berupaya membangun tempat pemakaman yang lebih kering, tapi memerlukan dana besar karena banyaknya tanah yang dibutuhkan," ujar Nafarin dikutip dari inews.id.
Tradisi pemakaman dalam air ini bukan hanya sekadar solusi praktis terhadap kondisi geografis, tetapi juga mencerminkan kekayaan budaya dan ketangguhan masyarakat Desa Nagara.
Bahkan, keunikan tradisi ini telah menarik perhatian dunia perfilman, dengan momen pemakaman ini diabadikan dalam film Saranjana: Kota Gaib pada tahun 2023. (C)
Penulis: Merdiyanto
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS