Transmisi Lokal, Menelisik Perbedaan Flu Biasa dan COVID-19

Musdar, telisik indonesia
Minggu, 24 Mei 2020
0 dilihat
Transmisi Lokal, Menelisik Perbedaan Flu Biasa dan COVID-19
Orang sedang terserang flu. Foto: Repro Kompas.com

" Pada dasarnya flu dan COVID-19 memang agak sulit dibedakan. "

KENDARI, TELISIK.ID - Sejak masuknya COVID-19 di Kota Kendari membuat masyarakat lebih khawatir ketika mengalami gangguan pernapasan.

Apalagi, Kota Kendari sudah ditetapkan sebagai wilayah transmisi lokal penyebaran virus asal Negeri Tirai Bambu ini. Kekhawatiran dipicu karena banyak masyarakat masih sulit membedakan gejala flu biasa dan gejala COVID-19, sebab keduanya hampir memiliki gejala yang sama.

"Pada dasarnya flu dan COVID-19 memang agak sulit dibedakan," terang Ketua IDI Kota Kendari, dr. Alghazali Amirullah, Kepada telisik.id, Minggu (24/5/2020).

Alghazali menjelaskan, untuk penyakit gangguan pernapasan seperti flu dan batuk di Indonesia merupakan hal yang biasa/lumrah, namun karena situasi sedang darurat COVID-19, maka seseorang yang mengalami gangguan pernapasan patut untuk diwaspadai.

Baca juga: Lebaran, Pasien COVID-19 Ingin Dihidangkan Buras

"Kalau ada orang batuk kemudian flu, itu kita jadikan sebagai suspect atau orang yang diduga, kalau dia sesak meskipun ada riwayat asma tetap harus dicurigai, apalagi kalau tidak ada riwayat asma baru dia sesak, kita harus benar-benar curigai dia, pertama dijadikan Orang Dalam Pemantauan (ODP) diawasi, kemudian kalau dia benar-benar sesak maka masuk dalam Pasien Dalam Pengawasan (PDP) setelah itu dilakukan rapid," jelas Alghazali.

Juru Bicara Satgas COVID-19 Kota Kendari ini mengungkapkan, perbedaan yang biasa dialami oleh orang yang mengalami gejala flu dan gejala COVID-19, untuk gejala flu orang mengalami bersin-bersin, beringus, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, batuk, mata berair, demam, gejala flu biasanya memuncak dua hingga-tiga hari terinfeksi.

Sedangkan untuk gejala COVID-19 biasanya orang mengalami demam, batuk disertai sesak nafas, gejala infeksi biasanya muncul hinggal 14 hari sejak terinfeksi.

"Jadi memang membedakannya agak susah, tapi kalau sudah disertai dengan sesaknya, yah harus dijadikan sebagai suspect COVID-19," jelas Alghazali.

Baca juga: Lebaran Spesial di Masa Pandemi

Sementara itu berdasarkan hasil peninjauan dr. Meva Nareza dalam laman situs alodokter.com menuliskan bahwa flu biasa maupun COVID-19 sama-sama disebabkan oleh virus yang menyerang saluran pernapasan manusia. Namun, kedua virus ini berasal dari golongan yang berbeda dan memiliki karakteristik yang berbeda pula.

Senada dengan dr. Alghazali, dr. Meva Nareza menjelaskan, perbedaan gejala flu biasa dengan gejala infeksi COVID-19.

Gejala flu biasa, flu biasa terjadi ketika rhinovirus menyerang saluran pernapasan. Umumnya, keluhan yang muncul datang dari hidung dan tenggorokan (saluran pernapasan atas). Gejala-gejalanya diantaranya bersin-bersin, hidung tersumbat dan berair, sakit tenggorokan sakit kepala ringan, batuk dan demam (jarang).

Gejala-gejala tersebut biasanya muncul 1–3 hari setelah terpapar virus dari orang lain yang sedang sakit.

Sedangkan gejala COVID-19, sama seperti rhinovirus, virus ini juga menginfeksi saluran pernapasan. Oleh karena itu, orang yang menderita COVID-19 bisa mengalami gejala yang mirip dengan flu. Meski begitu, virus ini yang sekarang sedang mewabah lebih sering menyebabkan keluhan pada saluran pernapasan bawah. 

Baca juga: Lebaran, Wali Kota akan Silaturahmi Virtual Bersama Pasien COVID-19

COVID-19 bisa menyerang siapa saja, termasuk ibu hamil atau menyusui serta bayi dan anak-anak. Munculnya gejala COVID-19 ini disebabkan oleh reaksi tubuh untuk melawan virus ini.

dr. Meva Nareza merincikan bahwa ada 3 gejala utama yang dapat muncul pada COVID-19, yaitu demam tinggi, batuk dan sesak napas.

Pasien juga bisa mengalami nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, diare, mual, dan muntah. Namun, gejala ini jarang terjadi dan tidak khas pada pasien COVID-19.

Pada kasus yang parah, infeksi COVID-19 bisa menyebabkan komplikasi yang serius, seperti sindrom gangguan pernapasan akut, pneumonia (infeksi paru) yang berat, edema paru, dan kegagalan fungsi organ-organ tubuh, misalnya ginjal. Gejala infeksi COVID-19 yang berat ini lebih sering terjadi pada lansia dan orang yang memiliki kondisi medis tertentu.

Reporter: Musdar

Editor: Sumarlin

Baca Juga