Udang Langka yang Dikeramatkan di Pantai Koguna Buton

Iradat Kurniawan, telisik indonesia
Minggu, 12 September 2021
0 dilihat
Udang Langka yang Dikeramatkan di Pantai Koguna Buton
Hutan mangrove dan udang merah langka di pantai Koguna Buton. Foto: Iradat Kurniawan/Telisik

" Masyarakat sekitar masih menganggapnya angker karena konon hutan tersebut banyak dihuni makhluk tak kasat mata. "

BUTON, TELISIK.ID - Selain terkenal dengan keindahan pantainya, pesisir Desa Mapaano, Kecamatan Lasalimu Selatan, Kabupaten Buton juga terdapat hewan langka berupa udang merah penghuni sebuah danau di kawasan hutan mangrove.

Diketahui, udang merah tersebut pertama kali ditemukan pada tahun 1971 dan daerah tersebut menjadi daerah terlarang bermain air dan dilarang menangkap udang merah karena masih digunakan ilmuwan untuk diteliti.

 

Batu terbelah. Foto: Iradat Kurniawan/Telisik

 

"Menurut pengetahuan saya kalau di hutan Amazon udang merah itu sangat banyak, tapi kalau di Buton udang merah jenis tersebut hanya ada di pantai Koguna," ungkap Didin salah seorang warga Desa Mapaano, Sabtu (11/9/2021).

Adapun kalau tempat di sekitar berhuninya udang merah tersebut kata Didin memang masyarakat sekitar masih menganggapnya angker karena konon hutan tersebut banyak dihuni makhluk tak kasat mata.

Baca juga: Kisah Nathalie Holscher Memeluk Islam karena Mendengar Bisikan Syahadat

Baca juga: Mistik: Pramugari Cantik Diganggu Suara Gaib, Merinding Lihat Rekamannya

"Pernah katanya ada yang berkemah di sekitar danau hutan mangrove tersebut diganggu oleh sebuah teriakan dari makhluk halus," ujarnya.

Selain itu tidak jauh dari danau tempat hidup udang merah, terdapat juga sebuah danau di sela bebatuan yang juga dihuni oleh udang langka tersebut.

Danau tersebut oleh masyarakat sekitar biasa disebut batu terbelah dengan bentuk yang unik dan di antaranya terdapat danau air payau.

Cerita yang berkembang di masyarakat, udang merah ini merupakan pasukan Kerajaan Buton yang mendapat kutukan. Namun ada juga cerita, bahwa dahulu ketika Raja Buton sedang melarikan diri sampai di Pantai Koguna, pasukannya kelaparan. Dengan kesaktian raja, udang-udang itu menjadi merah dan langsung dimakan.

Apapun cerita tersebut, warga sekitar menganggap udang merah tersebut dikeramatkan, sehingga tidak boleh diambil dan dibawa pulang apalagi dimakan. (C)

Reporter: Iradat Kurniawan

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga