Umat Muslim di Negara Ini Anggap Salat dan Puasa Ramadan Tidak Wajib

Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Kamis, 13 April 2023
0 dilihat
Umat Muslim di Negara Ini Anggap Salat dan Puasa Ramadan Tidak Wajib
Penganut Islam Cham berbeda dengan umat Islam pada umumnya, mereka tidak melakukan salat dan puasa Ramadan. Foto: Repro Vovworld.vn

" Komunitas Muslim Cham tidak berlandaskan Al-Qur’an, hadis, dan rukun Iman-Islam, tapi hidup berdasarkan adat dan istiadat "

NIN THUAN, TELISIK.ID - Di Vietnam, umat Islam masih bisa dijumpai, meski negara ini dikenal sebagai salah satu negara komunis. Agama Islam masuk ke Vietnam berkat hubungan perdagangan di masa lampau.

Datangnya para pedagang dari jazirah Arab ke Vietnam (dulu disebut Kerajaan Champa), bukan hanya untuk berdagang, tetapi juga menyebarkan agama Islam seperti dilansir dari Detik.com.

Catatan sejarah menunjukkan bahwa Islam masuk ke Champa pada abad ke-9. Sejak itu, Islam mulai diterima oleh masyarakat dan petinggi kerajaan. Namun, ada pembeda yang unik antara Islam di Indonesia dengan di Vietnam.

Merujuk riset "The Influence of Hinduism Toward Islam Bani" (2018), Islam di Vietnam kini terbagi dua. Pertama, komunitas Muslim yang berkembang di kota-kota besar. Komunitas ini berpegang teguh pada Al-Qur’an dan hadis, seperti dikutip dari Cnbcindonesia.com.

Kedua, komunitas Muslim Cham, yang beragama Islam, namun tidak berlandaskan Al-Qur’an, hadis, dan rukun Iman-Islam. Alias, mereka hidup berdasarkan adat dan istiadat yang terjadi di lingkungannya. 

Baca Juga: Warga Muslim Ukraina Tetap Puasa saat Perang, Berdoa Minta Masjid Tak Dihancurkan

Mengutip riset Ba Trung berjudul "Bani Islam Cham in Vietnam" (2008), mereka tidak diwajibkan menjalankan ibadah puasa layaknya umat Muslim di seluruh dunia.

Mereka berpandangan kalau Ramadan atau mereka menyebutnya "Ramuwan" bukanlah bulan puasa, melainkan hanyalah bulan pelatihan bagi pemuka agama baru, persiapan kematian, dan penyucian.

Selama bulan Ramadan, keluarga dari penganut Islam Cham mengantarkan persembahan berupa nampan berisi makanan kepada pemuka agama yang datang ke masjid. Tujuannya adalah untuk menunjukkan ketulusan mereka kepada Allah. 

Saat berada di masjid, para pemuka agama ini melakukan semacam meditasi. Mereka tidak berbicara, makan, dan minum selama tiga hari. Jika sudah lewat periode ini, maka mereka akan melakukan kegiatan dakwah di dalam masjid selama 15 hari di bulan Ramadan. Ya, bulan Ramadan versi mereka bukan 30 hari, tetapi 15 hari.

Selain bulan Ramadan, ada perbedaan mencolok lain antara umat Islam Cham dengan umat Muslim pada umumnya, yakni ibadah salat. Islam Cham tidak melakukan salat lima waktu, melainkan hanya mendirikan salat Jumat. Mereka berpandangan kalau kewajiban melaksanakan salat bisa diwakilkan melalui perwakilan yang disebut Acar. 

Baca Juga: Jutaan Warga Muslim di Negara Ini Buka Puasa Makan Daun, Ribuan Orang Tewas

Acar inilah yang kemudian "menitipkan" salat dari keluarganya agar kehidupan di dunia dan akhirat berlangsung baik. Lalu, mengapa Islam Cham memiliki perbedaan dibanding ajaran pada umumnya.

Ada yang menyebut perbedaan itu disebabkan karena mereka terpengaruh ajaran Hindu dan Budha. Namun, alasan lebih logis nampaknya ditemukan dari riset Jay Willoughby berjudul "The Cham Muslims of Vietnam".

Dalam paparannya diketahui kalau ajaran berbeda itu disebabkan karena saat proses Islamisasi, ajaran Islam terputus dan tidak tuntas. Jadi, saat proses Islamisasi berlangsung di kalangan aritokrasi Kerajaan Champa tiba-tiba terjadi pertempuran. (C)

Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga