Warga Wakatobi Didorong Ikut Lestarikan Habitat Penyu

Boy Candra Ferniawan, telisik indonesia
Senin, 01 November 2021
0 dilihat
Warga Wakatobi Didorong Ikut Lestarikan Habitat Penyu

" hal yang menjadi faktor kepunahan penyu juga ada pada aktivitas berburu masyarakat secara liar. "

WAKATOBI, TELISIK.ID - Bupati Wakatobi H. Haliana melakukan kunjungan ke Kecamatan Tomia Kabupaten Wakatobi.

Salah satu yang dilakukan dari kunjungan tersebut yakni meninjau tempat demplot penetasan semi alami jenis penyu di Kelurahan Waha, Kabupaten Wakatobi.

Orang nomor satu di Kabupaten Wakatobi ini menyaksikan tempat penangkaran penyu maupun tukik yang berada di demplot. Sekaligus melihat penetasan penyu semi alami, juga memberi makan para tukik yang berusia sebulan hingga tiga bulan.

Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wakatobi Wilayah III, Iwanuddin mengungkapkan, demplot penetasan penyu secara semi alami memberikan perlindungan dan perhatian pada penyu secara alami.

"Kami ada monitoring rutin lima sampai sepuluh kali setahun. Dimana kami akan berkunjung ke pulau-pulau untuk konservasi. Dimana hampir setiap bulan itu ada penyu yang naik bertelur, kemudian akan kami bawa ke sini lima puluh sampai enam puluh hari sudah menetas dan kami besarkan di demplot ini,” ungkap Iwanuddin. Senin (1/10/21).

Ia juga menjelaskan, dengan adanya demplot hal ini dapat menjaga keamanan penetasan telur penyu. Hal ini dikarenakan banyaknya predator maupun satwa laut yang akan memangsa telur-telur mereka.

"Kegiatan dilakukan saat monitoring terhadap indukan penyu yang ditemukan naik bertelur yaitu mengukur panjang dan lebar karapas untuk menduga umur indukan penyu.  Sarang telur penyu di ukur kedalamannya, posisi telur juga di beri tanda untuk kemudian di perlakukan dan diletakkan sama saat telur-telur tersebut di tetaskan di demplot semi alami yg ada di Kelurahan Waha,"Ujarnya 

Baca Juga: Hati-Hati Gunakan Pinjaman, Bupati Muna Tegaskan Saran KPK Jadi Prioritas

Baca Juga: Berkunjung ke Pulau Kabaena, Yuk Kenali Oleh-Oleh Khas Kabaena yang Bisa Dibawa Pulang

"Nantinya Tukik akan dilepaskan dua sampai tiga bulan, sekaligus bisa dijadikan sebagai salah satu tempat wisata bagi wisatawan maupun edukasiobserfasi bagi anak sekalah atau pelajar," sambungnya.

Selain predator pemangsa, tambah dia, rupanya hal yang menjadi faktor kepunahan penyu juga ada pada aktivitas berburu masyarakat secara liar.

"Penyu ini dilindungi secara hukum sesuai Undang-undang Nomor 5 tahun 1990. Dengan harapan masyarakat Wakatobi tidak lagi mengkonsumsi daging maupun telur penyu karena penyu ini mempunyai nilai ekosistem yang luar biasa di laut, jadi mari kita sama-sama untuk melestarikan,” katanya.

Sementara itu, Bupati Wakatobi, Haliana dalam kunjungan tersebut mengajak kepada seluruh masyarakat untuk menjaga kelestarian serta melindungi habitat penyu.

"Mari kita jaga lingkungan kita. Kita harus jaga ekosistem penyu ini karena merupakan hewan yang dilindungi dan merupakan nilai jual kita di Kabupaten Wakatobi. Ini bisa menjadi daya tarik sekaligus dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Wakatobi,” kata Haliana.

"Bukan hanya penyu, banyak hal yang menjadi upaya Taman Nasional dalam bekerjasama dengan pemerintah daerah tentang pelestarian dan konservasi. Wakatobi sebagai daerah konservasi, maka diharapkan kelestarian semua sumber daya alam baik dilaut maupun didarat," lanjutnya.

Diketahui, terdapat 2 jenis penyu yang tersebar di Pulau Wakatobi. Yaitu penyu sisik dan penyu hijau yang tersebar di beberapa pulau seperti Pulau Runduma, Anano, Kentiole, Cowo-cowo, dan nda'a. Sekali bertelur, penyu dapat menghasilkan 80 -130 butir telur.

Telur yg diperoleh dari  hasil kegiatan  monitoring Tingkat Keberhasilan penetasannya di demplot semi alami dapat mencapai 70 -90 persen.. (B)

Reporter: Boy Candra Ferniawan

Editor: Fitrah Nugraha

Artikel Terkait
Baca Juga