Anak yang mengalami stunting lebih mudah terserang penyakit. Foto: Repro google.com
" Anak-anak yang mengalami stunting atau pertumbuhan terhambat pada masa awal kehidupannya, rentan terkena penyakit "
KENDARI, TELISIK.ID - Anak-anak yang mengalami stunting atau pertumbuhan terhambat pada masa awal kehidupannya, rentan terkena penyakit. Stunting bukan hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik, tetapi juga melemahkan sistem kekebalan tubuh anak, membuat mereka lebih rentan terinfeksi penyakit.
Menurut hasil survei status gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka stunting di Sulawesi Tenggara mengalami penurunan satu tahun terakhir. Dmana jumlah stunting pada tahun 2021 berada di angka 30,2 persen, namun pada tahun 2022, persentasi prevalensi stunting Sulawesi Tenggara ada di posisi 27,7 persen, mengalami penurunan 2,4 persen.
Hal ini membuat Provinsi Sulawesi Tenggara kini berada di urutan 9 dari 12 daerah prioritas nasional penanganan stunting, yang sebelumnya berada di urutan kelima.
Kendati demikian, seluruh elemen masyarakat harus tetap menjaga keluarga, khususnya anak, agar tidak mengalami stunting. Kepala BKKBN Sulawesi Tenggara, Asmar mengatakan, anak yang mengalami stunting lebih rentan terkena penyakit. Bukan hanya saat masih usia anak-anak, namun juga saat mereka memasuki usia 40 tahun ke atas.
Dimana kata dia, mereka yang mengalami stunting berisiko terkena penyakit metabolik disorder seperti kencing manis, dan penyakit kardiovaskular seperti hipertensi, penyakit jantung, dan stroke di usia tuanya.
“Dampak ini yang kita cegah agar tidak terjadi pada anak, lewat pencegahan stunting,” pungkasnya.
Dalam upaya cegah stunting dan meningkatkan kesehatan anak, BKKBN Sulawesi Tenggara juga mengadakan berbagai program, seperti pemberian makanan tambahan bergizi, imunisasi, dan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi masalah pertumbuhan anak.
Pentingnya juga perhatian terhadap gizi dan perawatan anak menjadi kunci dalam mencegah stunting dan mengurangi risiko penyakit pada anak. Para orang tua perlu memberikan nutrisi yang seimbang, termasuk makanan bergizi dan asupan zat-zat penting yang dibutuhkan oleh tubuh anak.
Salah satu penyakit yang rentan diderita oleh anak stunting, dikutip dari halodoc.com, adalah penyakit tuberkulosis atau TBC. Penyakit menular ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis. Biasanya, penyakit ini menyerang paru-paru. Meski begitu, TBC juga bisa menyerang organ lainnya, salah satunya tulang.
Stunting merupakan gangguan gizi kronis yang dapat dialami anak. Karena itu, stunting dan TBC memiliki kaitan yang erat. Sebab kekurangan gizi atau malnutrisi menjadi salah satu faktor risiko penyakit tuberkulosis.
Ketika seorang anak mengalami gangguan gizi, sistem kekebalan tubuhnya juga akan terganggu. Kondisi ini pada akhirnya membuat tubuh seorang anak yang stunting menjadi lemah dan mudah terserang infeksi. (B-Adv)