5 Fakta Bisnis Esek-esek di Thailand Sebagai Pusat Pekerja Seks Global

Adinda Septia Putri, telisik indonesia
Rabu, 22 Februari 2023
0 dilihat
5 Fakta Bisnis Esek-esek di Thailand Sebagai Pusat Pekerja Seks Global
Thailand menjadi salah satu destinasi wisata seks yang banyak dikunjungi pelancong dari berbagai negara, hingga negara gajah putih ini disebut negara pekerja seks global. Foto: Belitung.tribunnews.com

" Negara tetangga, Thailand menjadi salah satu negara yang banyak di kunjungi di Asia Tenggara. Negara ini juga menjadi destinasi wisata seks para pelancong dari luar negeri "

BANGKOK, TELISIK.ID - Negara tetangga, Thailand menjadi salah satu negara yang banyak di kunjungi di Asia Tenggara. Negara ini juga menjadi destinasi wisata seks para pelancong dari luar negeri.

Meski masih ilegal, negara gajah putih itu disebut-sebut sebagai pusat pekerja seks global. Industri esek-esek disana bahkan menyumbang pendapatan domestik bruto (PDB) yang tinggi untu negara.

Dilansir dari Cnbcindonesia.com dan Viva.co.id, berikut beberapa fakta Thailand sebagai negara pusat pekerja seks global:

Baca Juga: Dilanda Resesi Seks, Pemerintah Jepang Berusaha Jodohkan Warga

Penyumbang PDB Thailand

Perkiraan kontribusi pekerja seks terhadap PDB Thailand memang masih sangat bervariasi karena industri ini beroperasi hampir seluruhnya di "bawah tanah". Pada tahun 2015, perusahaan riset pasar gelap Havocscope menilai industri seks menghasilkan sebesar US$ 6,4 miliar atau setara dengan Rp 97,2 triliun per tahun, sekitar 1,5 ?ri PDB Thailand tahun itu.

Kesaksian Pekerja Seks

Salah satu pekerja seks di Pattaya, berusia 37 tahun yang kerap disapa Anna, memberikan kesaksiannya. Ia telah menggeluti pekerjaan sebagai pekerja seks transgender selama 17 tahun.

Meskipun menghasilkan miliaran setiap tahun, industri ini secara efektif ilegal, kontroversial di kalangan warga Thailand, dan sangat terstigmatisasi. Kini, perdebatan tentang pekerjaan seks meluas ke forum publik, dengan seorang anggota parlemen yang progresif memperkenalkan Undang-Undang di parlemen untuk melegalkannya.

Pendukungnya berpendapat bahwa kriminalisasi telah merampas pekerja seks dari hak-hak dasar pekerja dan perlindungan yang dinikmati oleh pekerja lain. Ini membuat mereka lebih rentan terhadap risiko kesehatan, pelecehan, eksploitasi, dan kekerasan.

Mayoritas Perempuan

Mayoritas pekerja seks di dunia adalah perempuan. Proyeksi tahun 2017 oleh Departemen Pengendalian Penyakit Thailand secara konservatif memperkirakan bahwa 129.000 dari 144.000 pekerja seks di negara itu adalah perempuan.

Di Thailand sendiri, perempuan menduduki 16 % kursi parlemen pada 2021, sama dengan 10 tahun lalu. Sebagai perbandingan, perempuan merupakan 20 ?ri majelis pemerintahan Arab Saudi dan 28 ?ri Kongres Amerika Serikat tahun 2023 ini.

Baca Juga: Tak Perlu Bayar, Warga Miskin di Negara Ini Bisa Nikmati PSK Gratis

Sejarah Seks di Thailand

Dalam laporan sejarah tentang kerja seks yang ada di Thailand berasal dari tahun 1300-an. Industri seks modern di Thailand berkembang pesat saat melayani gelombang imigran China pada awal 1900-an, tentara Jepang selama Perang Dunia II, dan tentara AS selama Perang Vietnam.

Namun banyak orang Thailand membenci visibilitas dan ketenarannya. Akhirnya negara ini mengadopsi Undang-Undang Pemberantasan Prostitusi pada tahun 1960, diikuti oleh Undang-Undang Pencegahan dan Pemberantasan Pelacuran tahun 1996, yang melarang hampir semua kegiatan yang terkait dengan pekerjaan seks dan pendapatan yang diperoleh darinya. (C)

Penulis: Adinda Septia Putri

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkait
Baca Juga