5 Fakta Mengapa Bulan Bisa Terlihat di Siang Hari
Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Senin, 31 Oktober 2022
0 dilihat
Bulan merupakan satelit alami terbesar di tata surya menurut ukuran planet yang diorbitnya, dengan diameter 27 persen, kepadatan 60 persen, dan massa ?¹??? dari Bumi. Foto: Repro Infoastronomy.org
" Bulan biasanya terlihat di antara pagi menuju siang hari, sekitar pukul 10.00 atau sebelum tengah hari, peristiwa ini terjadi karena bulan tak selalu berada di posisi yang sama "
KENDARI, TELISIK.ID - Siapa yang tak mengenal bulan? Satu-satunya satelit yang dimiliki oleh bumi. Bulan merupakan satelit alami terbesar di tata surya menurut ukuran planet yang diorbitnya, dengan diameter 27 persen, kepadatan 60 persen, dan massa ?¹??? dari Bumi.
Kita sudah tak asing lagi dengan kehadiran bulan yang menyinari gelapnya malam, tapi mengapa bulan terkadang terlihat di siang hari?
Dilansir dari berbagai sumber, ini penjelasannya.
1. Memantulkan Cahaya Matahari
Dikutip dari Livescience.com, kedekatan bulan dengan bumi membuatnya lebih terang daripada langit siang atau malam hari. Setelah matahari, bulan adalah benda langit paling terang yang bisa kita lihat.
Tapi bulan tidak selalu terlihat di siang hari. Hal ini disebabkan oleh atmosfer bumi dan siklus orbit satelit alami kita. Jika planet kita tidak memiliki atmosfer, bulan akan terlihat dari bumi sepanjang waktu.
2. Tak Selalu Terlihat di Posisi yang Sama
Melansir Grid.id, bulan biasanya terlihat di antara pagi menuju siang hari, sekitar pukul 10.00 atau sebelum tengah hari, peristiwa ini terjadi karena bulan tak selalu berada di posisi yang sama.
Baca Juga: Fakta Menarik Ikan Candiru, Ikan Kecil Ditakuti Penduduk Amazon
3. Partikel Gas di Atmosfer
Partikel gas di atmosfer terutama nitrogen dan oksigen menyebarkan cahaya yang memiliki panjang gelombang pendek, seperti cahaya biru dan ungu. Hamburan ini, yang melibatkan penyerapan dan pemancaran kembali cahaya ke arah yang berbeda, memancarkan langit biru.
Agar terlihat pada siang hari, bulan harus mengatasi cahaya yang tersebar dari matahari. Seorang profesor Astronomi dan Astrofisika di Universitas Villanova di Pennsylvania, Edward Guinan mengatakan, selama dua atau tiga hari di sekitar bulan baru, ia tidak terlihat oleh pengamat di bumi, karena posisinya di langit berarti bahwa cahaya matahari yang tersebar melebihi bulan.
"Seperti biasanya, kedekatan relatif bulan dengan bumi (238.900 mil rata-rata, atau 384.400 kilometer) berarti cahaya yang dipantulkannya tampak lebih terang bagi kita daripada objek yang memancarkan atau memantulkan cahaya yang lebih jauh, seperti bintang atau planet lain," seperti dikutip dari Livescience.
4. Kecerahan Permukaan Bulan Lebih Dekat
Para astronom menggunakan kecerahan permukaan sebagai cara untuk mengukur kecerahan objek di langit, seperti galaksi atau nebula, dengan mengukur jumlah cahaya yang mereka pancarkan melintasi area langit malam, seperti yang diamati dari bumi.
Karena bulan lebih dekat ke bumi daripada bintang, kecerahan permukaannya lebih besar daripada kecerahan permukaan langit, yang berarti kita dapat dengan mudah melihatnya bersinar di siang hari.
Baca Juga: Peneliti Temukan Spesies Baru Sunbird di Wakatobi
Namun, visibilitas bulan di siang hari juga dipengaruhi oleh faktor lain, termasuk musim, fase bulan saat ini, dan seberapa cerah langit pada hari tertentu.
5. Bulan Berada di Lokasi Paling Tinggi di Langit
Dikutip dari Kompas.com, bulan harus berada di lokasi paling tinggi di langit. Adanya rotasi bumi menyebabkan bulan akan berada di atas cakrawala sekitar 12 jam dalam setiap 24 jam.
Pada 24 jam tiap hari hampir tidak pernah bertepatan dengan 12 jam pada siang hari. Kemungkinan untuk bisa mengamati bulan saat siang hari, rata-rata sekitar 6 jam sehari. (C)
Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan
Editor: Haerani Hambali