8 Budaya Unik Suku Toraja

Adinda Septia Putri, telisik indonesia
Minggu, 05 Maret 2023
0 dilihat
8 Budaya Unik Suku Toraja
Salah satu tradisi unik Suku Toraja, Sulawesi Selatan, Ma'nene. Dimana mengangkat jenazah dari petinya untuk dimandikan dan diganti pakaiannya. Foto: Repro Katadata.co.id

" Suku Toraja memiliki banyak kekayaan adat dan budaya yang unik, yang menjadi daya tarik bagi wisatawan "

TANA TORAJA, TELISIK.ID – Suku Toraja menjadi salah satu suku yang mendiami Sulawesi Selatan. Suku ini banyak tersebar dari Kabupaten Toraja Utara hingga Kabupaten Mamasa. Suku Toraja dikenal sebagai suku yang masih menjaga nilai-nilai budayanya.

Bukan hanya sebagai tatanan hidup masyarakatnya, mereka bahkan mampu mengenalkan keotentikannya yang unik dan tak biasa kepada orang-orang seluruh Indonesia atau mancanegara melalui pariwisatanya.

Dilansir dari Liputan6.com dan Detik.com, berikut beberapa budaya Suku Toraja yang terbilang unik dan magis.

1. Rambu Solo'

Rambu Solo' adalah sebuah ritual tentang kematian. Dalam tradisi ini, masyarakat Suku Toraja memberikan penghormatan dan mengantarkan arwah orang yang sudah meninggal.

Tradisi Suku Toraja Rambu Solo' sering disebut upacara penyempurnaan kematian. Sebab, seseorang baru akan dinyatakan benar-benar meninggal setelah semua prosesi Rambu Solo' dilaksanakan.

Selama prosesi ini, orang yang sudah meninggal akan tetap diperlakukan seperti masih hidup dengan membaringkannya di tempat tidur, memberinya hidangan makanan dan minuman, serta diajak bicara.

Rambu Solo' terkenal dengan kemeriahannya, dengan rangkaian acara seperti penyembelihan hewan-hewan kurban, atraksi budaya, sebelum proses pengusungan jenazah dilakukan.

2. Mapasilaga Tedong

Mapasilaga Tedong atau Tedong Silaga adalah tradisi adu kerbau yang dilaksanakan pada rangkaian upacara pemakaman. Kerbau yang biasa ditampilkan bukanlah jenis kerbau biasa, tetapi jenis kerbau tertentu yang berharga mahal.

Baca Juga: Karnaval Budaya Meriahkan HUT ke-63 Kabupaten Konawe

Beberapa jenis kerbau yang biasa digunakan pada ritual Mapasilaga Tedong adalah jenis kerbau bule, kerbau lumpur, kerbau salepo, lontong boke dan tedong pudu. Dalam tradisi Mapasilaga Tedong, kerbau akan dinyatakan kalah adalah kerbau yang nantinya berlari keluar dari arena.

3. Ma'nene

Tradisi Ma'nene juga merupakan tradisi Suku Toraja yang berhubungan dengan penghormatan kepada orang yang sudah meninggal atau ritual kematian. Ma'nene adalah ritual adat suku Toraja dimana jenazah para leluhur dibersihkan serta digantikan pakaiannya.

Bagi masyarakat Toraja, Ma'nene merupakan wujud dari pentingnya mengingat leluhur dan menjaga hubungan kekeluargaan. Selain itu, melalui ritual ini diyakini dengan memperlakukan jenazah dengan baik maka kehadiran para leluhur akan menimbulkan dampak positif bagi keluarga yang masih hidup.

4. Mangrara Banua

Mangrara Banua adalah tradisi masyarakat Suku Toraja sebagai perayaan atas selesainya pembuatan banua barung-barung atau tongkonan. Tradisi ini wajib dilakukan oleh seluruh keturunan dari pemilik tongkonan sebagai pengabdian terhadap tongkonan keluarga.

Tradisi Mangrara Banua dilakukan selama beberapa hari dengan melibatkan beberapa hewan sebagai pengorbanan.

5. Ma'bugi

Ma'bugi adalah ritual tolak bala yang menjadi suatu tradisi bagi masyarakat Toraja. Dalam tradisi Ma'bugi, masyarakat keluar dari rumah dengan menyanyikan lagu ritual, memasang umbul-umbul dari daun ijuk muda.

Beberapa tanaman berhias merah dan kuning dipasang di sepanjang jalan sebagai simbol permohonan perlindungan dari segala musibah kepada para leluhur.

6. Sisemba'

Sisemba' adalah permainan adu kaki yang dilakukan masyarakat Toraja baik anak-anak maupun orang dewasa. Permainan adu kaki ini dilakukan pada perayaan panen raya sebagai rasa syukur terhadap hasil panen.

Baca Juga: Kolaka Utara Punya 8 Cagar Budaya Baru

Tradisi Sisemba' dilakukan di lapangan terbuka dengan beberapa jenis permainan yaitu Sisemba Simanuk (satu lawan satu), Sisemba Siduanan (dua lawan dua), dan Sisemba Sikambanan (kelompok lawan kelompok).

7. Rambu Tuka’

Berbeda dengan Rambu Solo', Rambu Tuka' atau Rampe Mata Allo merupakan ritual upacara suka cita atau syukuran masyarakat Toraja atas syukuran rumah, hasil panen yang baik, dan kegembiraan lainnya.

Melansir laman resmi Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), upacara Rambu Tuka' diyakini telah berkembang sejak zaman purbakala beriringan dengan kedatangan manusia pertama di muka bumi.

Hal ini karena Rambu Tuka adalah bagian yang integral dengan sistem kepercayaan masyarakat Toraja kuno yang disebut aluk todolo. Upacara Rambu Tuka' digelar di sebelah timur rumah, barung-barung atau tongkonan. Serta dilaksanakan ketika matahari menanjak.

Ada beberapa jenis Rambu Tuka' dalam tradisi suku Toraja. Berikut jenis-jenis Rambu Tuka' mulai dari tingkat terendah hingga tertinggi.

- Kapuran Pangan, menyuguhkan sirih pinang

- Piong Salampa, menyuguhkan lemang bambu

- Ma'pallin atau Malingka Biang, upacara persembahan seekor ayam sebagai pengakuan kekurangan

- Ma'tadoran atau Menammu, persembahan satu ekor babi,

- Ma'pakande Deata Dao Banua, persembahan seekor babi sebagai hidangan bagi seluruh keluarga yang hadir

- Ma'pakande Deata Diong Padang, upacara kurban persembahan kepada deata di halaman rumah. --Seekor babi dikurbankan dijadikan lauk pauk untuk sanak keluarga dan sisanya dibagi-bagikan -kepada masyarakat

- Massura' Tallang, upacara yang dilaksanakan setelah semua upacara adat yang disebutkan di atas

- Merok, upacara persembahan tertinggi yang ditujukan kepada Puang Matua. Kurban persembahannya adalah kerbau, babi, dan ayam.

8. Ma’lettoan

Tradisi Ma'lettoan merupakan salah satu ritual dalam rangkaian Rambu Tuka. Dalam tradisi ini, orang-orang mengarak sebuah rumah-rumahan adat tongkonan yang berisi babi. Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk rasa syukur dan persaudaraan.

Makna tradisi Ma'Lettoan ini adalah sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas keberhasilan yang sudah diraih. Biasanya ketika seseorang selesai membangun rumah baru.

Selain itu, tradisi ini juga berfungsi untuk mempererat tali silaturahmi antar keluarga. Hal ini bisa dilihat dari keikutsertaan berbagai keluarga dalam prosesi ritual Ma'Lettoa ini.

Adapun tahapan tradisi Ma'lettoan yakni Digaragan Lettoan atau pembuatan lettoan (kotak yang menyerupai Tongkonan), kemudian babi dibulle (diarak), dirempun (dikumpulkan), lalu ditunu (disembelih). (C)

Penulis: Adinda Septia Putri

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga