Adi Hidayat Ulama Moderat

Haidir Muhari, telisik indonesia
Rabu, 21 Oktober 2020
0 dilihat
Adi Hidayat Ulama Moderat
Adi Hidayat Lc MA. Foto: Repro Instagram

" Dalam setiap ceramahnya, ia kerap menggunakan media papan tulis dan spidol. Beliau dikenal sebagai dai yang cerdas, santun, fokus, detil, dan moderat. Ceramahnya sejuk, hangat, dan mengupas hal-hal yang beragam, seperti tafsir, hadis, sejarah, fikih, dan lainnya, dari berbagai sudut pandang. "

BEKASI, TELISIK.ID - Ustaz kondang ini tidak hanya menghafal Al Quran saja, melainkan menghafal letak baris dan halaman Al Quran.

Ustaz Adi Hidayat namanya. Ia dilahirkan di Pandeglang, Banten pada 11 September 1984 dari pasangan Warso Supena dan Hj. Rafiah Akhyar.

Dalam setiap ceramahnya, ia kerap menggunakan media papan tulis dan spidol. Beliau dikenal sebagai dai yang cerdas, santun, fokus, detil, dan moderat. Ceramahnya sejuk, hangat, dan mengupas hal-hal yang beragam, seperti tafsir, hadis, sejarah, fikih, dan lainnya, dari berbagai sudut pandang.

Dalam dakwah Ustaz Adi tak pernah memilah-milih tempat. Ia juga tak memasalahkan berapapun jumlah jemaah yang hadir. Ia sering mengisi Kajian Musawarah. Kajian ini banyak diikuti oleh artis.

Alumni Kuliyya Dakwah Islamiyyah Libya ini dikenal juga dengan ahli Quran. Ia menuntaskan pendidikan pascasarjana di Islamic Call College, Libya.

Dilansir dari quantumakhyar.com, di Libya Adi Hidayat muda belajar berbagai ilmu keislaman, antara lain disiplin ilmu Al Quran, Hadis, Fiqh, Ushul Fiqh, Tarikh, Lughah.

Baca juga: Gus Baha: Ulama Fakihul Quran Menolak Gelar Doktor

Ia memang mendalami secara serius dua sumber syariat yaitu Quran dan Hadis. Itu mendorongnya untuk mengambil program khusus Lughah Arabiyyah wa Adabuha.

Dengan penuh keseriusan di luar pendidikan formalnya ia bertalaqqi pada masyayikh bersanad, di Libya maupun negara yang pernah dikunjunginya. Beliau belajar Al Quran antara lain pada Syaikh Dukkali Muhammad al-‘Alim (muqri internasional) dan Syaikh Ali Tanzania (riwayat ad-Duri).

Dalam ilmu tajwid ia belajar dari Syaikh Usamah (Libya). Guru tafsir beliau antara lain Syaikh Tanthawi Jauhari (Grand Syaikh al-Azhar). Ilmu Hadits beliau pelajari dari Dr. Shiddiq Basyr Nashr (Libya).

Dalam bidang Ilmu Fiqh dan ushul Fiqh ia belajar daru Syaikh ar-Rabithi (mufti Libya) dan Syaikh Wahbah az-Zuhaili (Ulama Syiria). Mendalami ilmu lughah antara lain melalui Syaikh Abdul Lathif as-Syuwairif (Pakar bahasa Dunia, anggota majma’ al-lughah) dan Dr. Abdullâh Ustha (Pakar Nahwu dan Sharaf). Ilmu tarikh dipelajarinya antara lain dari Ammar al-Liibiy (Sejarawan Libya).

Setelah dari Libya, dia memutuskan kembali ke Indonesia pada tahun 2011. Ia mula-mula mengkhidmatkan ilmunya di Pondok Pesantren Al Quran al-Hikmah Lebak Bulus. Dua tahun setelahnya hijrah ke Bekasi dan mendirikan lembaga yang bergerak pada bidang studi Islam dan pengembangan dakwah, Quantum Akhyar Institute.

Baca juga: Najwa Shihab: Mendobrak Kemapanan

Tak hanya itu, ia memasifkan dakwah di era menjamurnya media saat ini, pada 2016 bersama dua sahabatnya ia mendirikan Akhyar TV. Tujuannya adalah sebagai media dakwah utama.

Sejak kecil Adi dikenal sebagai siswa berprestasi. Sejak di TK Pertiwi Pandeglang, ia sebagai peserta didik terbaik. Begitu juga saat sekolah dasar. Ia juga dimasukkan dalam kelas unggulan.

Saat sekolah dasar itu juga, sorenya Adi nyambi di Madarasah Salafiyyah Sanusiyyah Pandeglang. Beliau didaulat sebagai penceramah cilik dalam setiap sesi wisuda santri di madrasah itu.

Pendidikan menengah (SMP dan SMA), ia kenyam di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah, Garut. Saat mondok di Darul Arqam ini, ia banyak terpengaruh dari Buya KH. Miskun as-Syatibi sehingga mencintai Al Quran dan pendalaman pengetahuan.

Banyak penghargaan yang didapatnya karena prestasinya, baik di tingkat pondok, Kabupaten Garut, maupun Jawa Barat. Bahkan ia pernah menjadi utusan termuda program Daurah Tadribiyyah dari Universitas Islam Madinah di Ponpes Taruna Al Quran Jogjakarta.

Kini Ustadz Adi Hidayat aktif menjadi narasumber keagamaan baik talim, seminar, dan selainnya. Di samping itu juga ia menulis beberapa buku antara lain Minhatul Jalil bi ta’rif arudh al-Khalil yang berbahasa arab dan Pengantin as-Sunnah. (C)

Reporter: Haidir Muhari

Editor: Haerani Hambali

TAG:
Baca Juga