Mengenal Lebih Dekat Asrun Lio Memperbaiki Sistem Pendidikan Sultra
Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Senin, 07 September 2020
0 dilihat
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra, Asrun Lio. Foto: Ist.
" Orangtua kami sangat tegas mengajarkan sikap untuk bersikap penuh syukur dan tidak menjadi beban bagi orang lain. Kami dididik justru untuk jadi orang yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. "
KENDARI, TELISIK.ID - Drs Asrun Lio, M.Hum, Phd merupakan lulusan S3 The Australian National University 2015. Mimpinya sederhana, menjadi guru, mendidik banyak orang dan membantu hidup orang berubah dengan meletakkan sistem pendidikan yang tepat.
Perjalanan hidup mengantarnya pada posisi yang paling dekat dengan mimpinya, Ia kini menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Sulawesi Tenggara.
Asrun Lio lahir di Buton 1968. Ia adalah anak kedua dari 8 bersaudara. Ayahnya merupakan guru di salahsatu SD Kabupaten Buton, ibunya memegang peranan tak kalah pentingnya, mengawasi Ia dan saudara saudaranya agar mampu tumbuh sehat dan kuat.
“Orangtua kami sangat tegas mengajarkan sikap untuk bersikap penuh syukur dan tidak menjadi beban bagi orang lain. Kami dididik justru untuk jadi orang yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain,” katanya.
Hidup dengan jumlah anggota keluarga yang cukup besar membuat Asrun Lio menyadari beratnya beban yang ditanggung kedua orangtuanya. Ia bertekad mengubah hidup.
“Saya belajar memegang kesabaran, ketekunan dan kesantunan.” Tentu ini tak mudah, masalah ekonomi seringkali cukup berat untuk ditanggung hanya dengan modal tekad. Tapi orangtuanya sangat gigih agar Ia dan saudara-saudaranya tetap bersekolah.
Masa SD, SMP dan SMA dihabiskannya di Baubau. Selanjutnya Ia meneruskan pendidikan di Universitas Haluoleo (UHO) Kendari, mengambil Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dan selesai di tahun 1990. Pasca lulus UHO, Ia mulai mencari-cari peluang untuk menjadi pendidik.
Karirnya terbuka perlahan, Ia mendapatkan kesempatan mengabdi di salah satu sekolah swasta Kota Kendari, dan beberapa tahun setelahnya, tepatnya di tahun 1993 Ia justru mendapatkan posisi sebagai Dosen Universitas Halu Oleo.
Ia kini sangat dekat dengan mimpi yang dibangunnya; mendidik dan mendorong mengubah nasib generasi muda.
Beberapa tahun setelahnya, Ia lalu mengambil S2 di Universitas Hasanuddin Makassar dan S3 di ANU (The Australian National University) dan kembali mengabdi di Universitas Halu Oleo pasca kuliah.
Karirnya mulai bergerak, Ia menjadi pelaksana Kepala UPT Bahasa UHO, Kepala Pusat Studi Eropa UHO, Sekretaris Dewan Kehormatan Kode Etik dan Sekretaris Senat UHO.
Di tahun 2018, Ia ditunjuk oleh Gubernur Sultra, Ali Mazi untuk menggawangi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Tenggara. Peran ini membuatnya berkesempatan mengelilingi pelosok Sulawesi Tenggara, bertemu langsung para pengajar dan murid serta melihat infrastruktur yang ada di sana.
Saat berkunjung Ia melihat banyak hal: guru tak ada, murid terbengkalai atau sarana dan fasilitas pendidikan yang jelek, sehingga melemahkan motivasi guru dan murid. Kunjungan lapangan ini mendorongnya melakukan banyak perombakan yang dinilai positif.
“Generasi kita perlu mendapatkan tenaga pengajar yang cukup dan kualitas tenaga pendidik kita perlu ditingkatkan,” jelasnya. Kini di sela kesibukannya memperbaiki sistem pendidikan di Sulawesi Tenggara, Asrun meluangkan waktu berolahraga. Keluarga kecilnya, istri dan dua putrinya, menjadi penyemangat. (Adv)