Najwa Shihab: Mendobrak Kemapanan
Haidir Muhari, telisik indonesia
Selasa, 06 Oktober 2020
0 dilihat
Najwa Shihab. Foto: Repro Instagram
" Selama ini Mba Nana, biasa ia disapa, aksinya kerap mendobrak kemapanan. Narasumber yang bertandang ke acara mata najwa dibuatnya kerap tak berkutik. Pertanyaannya mencecar seperti pendar kilat di langit yang menghitam. Sorot matanya tajam penuh siaga. Berani, kuat dan kritis, beberapa kesan yang bisa dicerna dari penampilannya di mata najwa. "
JAKARTA, TELISIK.ID - Aksi Najwa Shihab mewawancarai kursi kosong dalam acara Mata Najwa yang bertajuk #MataNajwaMenantiTerawan menjadi trending. Aksi itu menuai pro-kontra.
Selama ini Mba Nana, biasa ia disapa, aksinya kerap mendobrak kemapanan. Narasumber yang bertandang ke acara mata najwa dibuatnya kerap tak berkutik. Pertanyaannya mencecar seperti pendar kilat di langit yang menghitam. Sorot matanya tajam penuh siaga. Berani, kuat dan kritis, beberapa kesan yang bisa dicerna dari penampilannya di mata najwa.
Di channel Youtube Najwa Shihab yang dipublikasikan pada Senin (28/9/2020) dibanjiri komentar. Salah satu komentarnya adalah dari BAPAK MUSTOFA KEPALA JENGGOT yaitu "EPISODE TERHOROR MATA NAJWA WAWANCARA MAKLUK TAK KASAP MATA. MERINDING.
Relawan Jokowi Bersatu (RJB) melaporkan Mbak Nana ke pihak berwenang dengan dugaan "cyber bulling". Seperti dikutip dari antaranews.com mengungkapkan, Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto merupakan representasi presiden Jokowi.
"Kejadian wawancara kursi kosong Najwa Shihab melukai hati kami sebagai pembela presiden," kata Ketua Umum RJB, Silvia Devi, Selasa (6/10/2020).
Baca juga: Nur Adha: Bertarung dengan Takdir
Fadli Zon seperti dilansir oleh suara.com mengapresiasi aksi itu dan menyebutnya biasa dalam dunia demokrasi.
"Wawancara kursi kosong ini ide brilian Najwa Shihab. Sangat wajar dalam demokrasi. Jadi kalau hal seperti ini pun dilaporkan ke Polisi, ya demokrasi macam apa?," kata Fadli Zon.
Terlepas dari pro-kontra wawancara kursi kosong itu. Berikut sosok Najwa Shihab.
Najwa Shihab lahir di Bumi Anging Mammiri, Makassar, Sulawesi Selatan pada 16 September 1977. Dalam dunia jurnalis, ia dinilai menuai prestasi luar biasa. Sosoknya mampu memberi pengaruh positif terhadap pemerintahan dan politik dalam negeri.
Namanya di dunia jurnalistik melesat pada gempa dan tsunami yang melanda Aceh. Bencana pada Minggu, 26 Desember 2004 itu menggemparkan tidak hanya nasional, tetapi juga menjadi perhatian masyarakat internasional.
Nana memutuskan terjun langsung ke lokasi di awal bencana itu melanda. Melaporkan langsung situasi di Aceh melalui sambungan telepon. Putri cendekiawan muslim terkemuka, Quraish Shihab itu, menyaksikan langsung kondisi Aceh yang porak-poranda, mayat bergelimpangan di mana-mana dan seluruh hal yang bisa dikecap panca inderanya. Liputannya itu dinilai memberi andil bagi meluasnya kepedulian dan empati masyarakat luas terhadap tragedi kemanusiaan itu.
Baca juga: Muhammad-Samir: Harmoni Beda Agama
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) mengapresiasi sepakterjang penuh dedikasi itu. Apresiasi atas perannya sebagai jurnalis tidak hanya itu. Banyak penghargaan yang telah diraihnya. Tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga internasional.
Alumnus Fakultas Hukum Universitas Indonesia itu pernah sebagai Presenter Pemilukada Terbaik oleh Badan Pengawas Pemilu di 2017 dan Jurnalis Terbaik Metro TV Tahun 2006. Elle Magazine mendapuk Najwa sebagai The Influential Woman of The Year di tahun 2015. Di Tahun 2016 oleh Forbes Magazine menempatkannya sebagai Most Progressive Figure. Penghargaan lain yang didapatkanya antaralain pemenang Presenter Talkshow Berita & Informasi Terfavorit dari Panasonic Gobel Awards Tahun 2015. Tahun 2017 sebagai pemenang Presenter Talkshow Current Affairs & News.
Selain sebagai wartawan, istri Ibrahim Assegaf itu juga didapuk sebagai Duta Baca Indonesia (2016-2020) oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Tugasnya sebagai Duta Baca adalah menyebarkan minat baca ke seluruh penjuru negeri. Ia juga adalah duta pustaka bergerak. Dengan itu ia mengampanyekan pentingnya literasi di kalangan anak muda.
Najwa juga adalah ikon perempuan Indonesia. Mendobrak stereotip yang masih mengisi alam pikir umum bahwa perempuan harus memilih antara karir atau rumah tangga.
Ia berpandangan, perempuan sejak kecil sudah multi peran. Karena itu menjadi sukses dalam karir tidak berarti lantas harus meninggalkan perannya sebagai Ibu Rumah Tangga. Baginya karir dan rumah tangga adalah hal yang bisa diseimbangkan.
“Perempuan berdaya adalah mereka yang kuat, yang percaya diri. Perempuan yang berani unjuk gigi yang ketika gagal tidak takut mencoba lagi dan ketika berhasil tidak merasa bersalah,” ujarnya dilansir dari goodnewsfromindonesia.id. (C)
Reporter: Haidir Muhari
Editor: Kardin