AJI Kendari Perkuat Narasi Pemilu Inklusif dan Aksi Kolektif
Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Minggu, 04 Februari 2024
0 dilihat
Suasana workshop yang digelar AJI Kendari bertajuk Membangun Narasi Pemilu Inklusif dan Aksi Kolektif. Foto: Ist.
" Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Kendari menggelar workshop bertajuk "Membangun Narasi Pemilu Inklusif dan Aksi Kolektif" "
KENDARI, TELISIK.ID - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Kendari menggelar workshop bertajuk "Membangun Narasi Pemilu Inklusif dan Aksi Kolektif" di Hotel Plaza Inn Kendari, selama dua hari, Sabtu (3/2/2024) - Minggu (4/2/2024).
Workshop yang diikuti 20 peserta terdiri dari jurnalis, organisasi masyarakat sipil dan kaum marginal ini menghadirkan narasumber di antaranya Ketua Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Sulawesi Tenggara, Muhammad Nasir dan Pengurus AJI Indonesia, Nani Afrida.
Ketua AJI Kendari, Rosniawati Fikri mengatakan, kegiatan ini membangun kesadaran kepada peserta dan semua pihak bila memiliki hak yang sama dalam bernegara. Keragaman adalah bagian dari sistem demokrasi.
Olehnya itu, kata dia, harus saling menghargai dan tidak mendiskriminasi dalam hal apapun, baik itu politik, agama, ras, gender, dan lainnya.
Baca Juga: Dua ASN di Lingkup Pemprov Sulawesi Tenggara Adu Jotos Saat Bahas Anggaran
Ia berharap materi yang diperoleh selama kegiatan bisa diaplikasikan dan disebarkan di tengah-tengah masyarakat.
"Dengan begitu, bisa menimbulkan kesadaran kolektif bila semua perbedaan harus dihormati tanpa memandang latar belakang seseorang," katanya.
Ketua KIPP Sulawesi Tenggara, Muhammad Nasir mengatakan, pelanggaran pemilu sudah sangat rentan. Apalagi urusan politik uang. Ini adalah pelanggaran yang sangat sulit dicegah. Sebab suara dikonversi dengan uang ratusan ribu.
Para kontestan pemilu, kata dia, menganggap suara masyarakat bisa dibeli dengan uang. Bahkan, kini yang terbaru adalah bansos pemerintah seolah-olah berasal dari kandidat tertentu.
Baca Juga: Update Harta Kepala Daerah Terkaya di Sulawesi Tenggara, Ada yang Punya 42 Tanah dan Bangunan
"Ini yang harus kita bangun kesadaran kepada masyarakat, bila bansos itu tak ada hubungannya dengan peserta pemilu. Bansos itu sumbernya dari uang pajak rakyat yang diserahkan kepada pemerintah untuk dikelola," beber Nasir.
Sementara itu, Pengurus AJI Indonesia, Nani Afrida mengatakan, jurnalis harus menulis berita tanpa melibatkan suasana kebatinan. Harus objektif dan menyajikan data.
Selain itu, tambah dia, bila menulis berita sebuah masalah, mestinya memberikan solusi dengan mewawancarai orang-orang yang kompeten.
"Jurnalis bila menulis berita yang sumir, itu bisa menimbulkan bias di masyarakat dan juga dosa bagi jurnalis itu sendiri. Karena harus menulis berita dengan menjelaskan secara terang akar masalah, lalu berikan solusi," paparnya. (A)
Penulis: Fitrah Nugraha
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS