Akhir September, Tingkat Penularan COVID-19 di Jatim Terendah se-Indonesia
Try Wahyudi Ary Setyawan, telisik indonesia
Rabu, 30 September 2020
0 dilihat
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Foto: Ist.
" Alhamdulillah, Operasi Yustisi yang diikuti dengan testing PCR yang terus naik dan isolasi yang lebih agresif dengan jemput bola ini cukup efektif untuk menekan kasus baru COVID-19 di Jawa Timur. Ketika jumlah testing sampel PCR di Jatim terus naik hingga menjadi tertinggi kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta, kasus positif COVID-19 yang ditemukan justru menurun, positivity rate kita juga terus konsisten menurun. "
SURABAYA, TELISIK.ID - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Operasi Yustisi untuk meningkatkan kepatuhan bermasker diikuti dengan testing dan isolasi yang masif dalam dua minggu terakhir ini membuahkan hasil yang cukup memuaskan.
“Alhamdulillah, Operasi Yustisi yang diikuti dengan testing PCR yang terus naik dan isolasi yang lebih agresif dengan jemput bola ini cukup efektif untuk menekan kasus baru COVID-19 di Jawa Timur. Ketika jumlah testing sampel PCR di Jatim terus naik hingga menjadi tertinggi kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta, kasus positif COVID-19 yang ditemukan justru menurun, positivity rate kita juga terus konsisten menurun," ungkap Khofifah di Gedung Grahadi, Surabaya, Rabu (30/9/2020).
Mantan Mensos ini mengatakan, dalam dua minggu ini tindakan tegas untuk mengawal protokol kesehatan diberlakukan dengan pelaksanaan Operasi Yustisi oleh Tim COVID-19 Hunter dari Polda Jatim, Kodam V Brawijaya dan Forkopimda Jatim. Hal ini sesuai dengan Pergub No. 53 Tahun 2020 sebagai landasannya. Pelaksanaan operasi tersebut berjalan secara massif dan serentak di 38 kabupaten/kota sejak 14 September.
Kombinasi Operasi Yustisi, lanjut wanita yang juga Ketum Muslimat NU ini dengan testing massif dan treatment yang optimal ini dirasakan menjadi format yang cukup efektif menekan kasus COVID-19 di Jawa Timur. Berdasarkan kurva tren tambahan kasus harian yang dirilis Kemenkes RI, di saat kurva DKI, Jawa Tengah dan Jawa Barat cenderung naik, Jawa Timur cenderung melandai.
Baca juga: Sekda Warning ASN Terlibat Politik Praktis di Pilkada 2020
Lebih lanjut disampaikan Khofifah, Operasi Yustisi di Jatim sampai hari ini telah dilakukan di 40.745 titik, dengan total yang terjaring sebanyak 592.634 orang dengan rincian jumlah teguran sebanyak 484.044 teguran, hukuman sosial kepada 87.862 orang, denda administratif kepada 20.728 orang, penyitaan KTP sebanyak 10.249 buah, percobaan kurungan kepada satu orang dan penutupan tempat usaha kepada 36 lokasi.
Tim COVID-19 Hunter juga menyisir pasien OTG dan melakukan penjemputan bagi mereka yang isolasi mandiri yang rumahnya belum memenuhi syarat.
Sekedar diketahui, berdasarkan data yang dirilisi Kemenkes RI, Senin (29/9/2020), kasus aktif COVID-19 yang masih dirawat di Jatim merupakan yang terendah dibandingkan provinsi besar lain di Pulau Jawa, yaitu sebanyak 3.580 pasien.
Kemudian diikuti oleh Jateng sebanyak 4.962 kasus aktif, Jabar 8.075 kasus aktif, dan DKI Jakarta terdapat 12. 106 kasus aktif COVID-19. Sementara itu, dalam dua minggu terakhir testing PCR yang dilakukan cukup masif yakni 77.953 test, angka ini sudah mendekati target WHO.
Reporter: Try Wahyudi Ari Setyawan
Editor: Kardin