Anak di Bawah 10 Tahun Sudah Menstruasi, Kenapa Bisa?

Muhammad Israjab, telisik indonesia
Sabtu, 14 November 2020
0 dilihat
Anak di Bawah 10 Tahun Sudah Menstruasi, Kenapa Bisa?
Jadwal menstruasi yang dituliskan. Foto: Repro HonestDocs

" Fenomena anak-anak lebih memilih makanan junk food atau pun makanan instan, akibatnya anak cenderung obesitas dan juga mempengaruhi hormon tubuhnya. "

KENDARI, TELISIK.ID - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan, ada fenomena baru terkait menarche atau menstruasi pertama yang dialami anak perempuan.

Di masa kini, menarche cenderung terjadi di usia lebih muda. Jika sebelumnya menarche dialami oleh remaja perempuan berumur 11–14 tahun, pada masa ini, di sebuah penelitian ditemukan bahwa anak perempuan sudah mengalami menstruasi pertama kali di umur 9-11 tahun.

Menurut Hasto, hal itu terjadi karena pengaruh perubahan pola makan dan gaya hidup.

"Fenomena anak-anak lebih memilih makanan junk food atau pun makanan instan, akibatnya anak cenderung obesitas dan juga mempengaruhi hormon tubuhnya," kata dia yang juga adalah dokter ahli kandungan, dikutip Tempo.co, Sabtu (14/11/2020).

Di sisi lain, Hasto menyebut literasi terkait menstruasi dan kesehatan reproduksi pada anak remaja masih rendah. Padahal persoalan tersebut penting untuk perempuan.

"Banyak anak-anak SD dan SMP yang tidak mengkomunikasikan menstruasi pertamanya (menarche) pada orang tuanya atau guru, karena alasan malu, sehingga tidak tahu bagaimana penanganan menstruasinya," kata Hasto.

Menurut Elizabeth Santosa M.Psi, Psi, ACC, ada banyak faktor untuk saat ini yang menyebabkan anak jaman sekarang lebih cepat menstruasi dibandingkan jaman dahulu .

Baca juga: Berapa Nilai Asam Urat Normal ? Begini Penyebab, Obat dan Perawatannya

"Hal pertama yang mendasar biasanya dikarenakan evolusi manusia makin matang dan cepat. Kita lihat sendiri tuh zaman dahulu biasanya banyak kematian yang dialami pada usia 90, makin kesini ada yang usia 70 dan 50 sudah meninggal," ujar Elizabeth.

Biasanya evolusi manusia ini dikarenakan makanan yang dikonsumsinya saat ini.

"Dulu kan makanan lebih sehat tuh, sekarang makanan lebih ada yang disuntik hormonlah dan segala macam," ujarnya

Dalam hal ini, makanan yang mengandung steroid. Steroid biasa digunakan dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan agar lebih cepat pada hewan ternak, seperti sapi, kambing, domba, dan ayam.

Penelitian yang dilakukan oleh Cornell University, anak yang sering mengonsumsi daging ayam atau sapi yang sebelumnya disuntik hormon, memiliki peluang mengalami menstruasi dini lebih tinggi.

Diketahui juga, mereka sudah mengalami menstruasi sejak usia 7 tahun. Sedangkan sebanyak 35 persen remaja perempuan yang mengonsumsi daging ayam negeri kurang dari 4 porsi dalam satu minggu, mengalami menstruasi pertamanya pada usia 12 tahun.

Hal ini yang membuat hormon estrogen lebih cepat tumbuh dan besar dalam waktu yang cepat. Hormon estrogen sendiri, berfungsi untuk mengatur siklus menstruasi pada perempuan.

Baca juga: 7 Gangguan Kesuburan pada Pria dan 10 Cara Mengatasinya

Kemudian faktor yang lainnya biasanya radikal bebas dan masalah media sosial alias pergaulan, mulai dari pergaulan di dunia maya, di dunia nyata, dan pengaruh tontonan.

Biasanya radikal bebas, ini ditandai dengan adanya polutan atau polusi. Polutan ini dikarenakan mengandung Phthalates.

Phthalates ini dikeluarkan oleh kantong plastik yang terbakar, zat dioksin yang dilepaskan PVC, sabun, sepatu karet, boneka mainan, dan lain-lain yang fungsinya untuk melunakkan bahan plastik, bahan coating cat dan peralatan elektronik yang umum digunakan, yang dapat menyebabkan gangguan hormon kesuburan.

Sedangkan masalah media, biasanya ini ditandai dengan tontonan yang mengumbar seksualitas.

Tontonan inilah yang membuat stimulasi atau rangsangan mata ke dalam otak hingga menyebabkan hormon esterogen meningkat.

Bila ini terjadi secara terus-menerus, pastinya menstruasi akan lebih cepat.

Faktor-faktor inilah yang menjadikan pemicu anak zaman sekarang lebih cepat menstruasi. (B)

Reporter: Muhammad Israjab

Editor: Haerani Hambali

TAG:
Artikel Terkait
Baca Juga