Angka Stunting di Batauga Terendah se-Kabupaten Buton Selatan

Ali Iskandar Majid, telisik indonesia
Sabtu, 22 Juni 2024
0 dilihat
Angka Stunting di Batauga Terendah se-Kabupaten Buton Selatan
Kepala Puskesmas Batauga, Muslihin Mahmud (kiri), UPTD Puskesmas Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan (kanan). Foto: Ali Iskandar Majid/Telisik

" Satu-satunya wilayah dengan angka stunting terendah se-Kabupaten Buton Selatan, yaitu Kecamatan Batauga. Hal ini merupakan hasil dari implementasi Batauga Besti atau Batauga Bebas Stunting "

BUTON SELATAN, TELISIK.ID - Satu-satunya wilayah dengan angka stunting terendah se-Kabupaten Buton Selatan, yaitu Kecamatan Batauga. Hal ini merupakan hasil dari implementasi Batauga Besti atau Batauga Bebas Stunting.

Hasil tersebut bedasarkan hasil penguatan pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat (ePPBGM) Per Mei 2024, yang mana angka stunting pada anak-anak di Kecamatan Batauga mengalami penuruanan mencapai 13,8 persen dari 14 persen standar nasional.

Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Batauga, Muslihin Mahmud mengatakan, secara keselurahan wilayah Kecamatan Batauga memang yang paling terendah sampai saat ini di Kabupaten Buton Selatan.

Namun, apabila secara skala Desa atau Kelurahan ditemukan ada sebanyak dua desa dan dua kelurahan yang masih di atas 14 persen untuk angka stunting menurut wilayah Desa dan Kelurahan di Kecamatan Batauga.

Baca Juga: Anak-Anak di Makolona Buton Selatan Banyak Putus Sekolah

Dengan Desa Lampainari yang menjadi tertinggi angka stunting di wilayah Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan. Sedangkan tiga desa/kelurahan lainnya yang dimaksud adalah Desa Bola, Kelurahan Busoa dan Masiri.

Muslihin menuturkan, dibandingkan kelurahan skala Desa lebih cepat perihal penangan stunting.

Pasalnya, Desa mempunyai anggaran yang hanya terfokus pada satu wilayah, berbeda dengan Kelurahan yang masih harus terbagi-bagi dengan beberapa wilayah lingkungan didalamnya, serta beberapa prioritas pembangunan lainnya.

Hasil tersebut bedasarkan angka survei gizi yang dilaksanakan setahun sekali dan hanya mengambil sampel.

Kendati demikian, pihaknya menginginkan kedepannya pengukuran angka stunting, antara hasil survey kesehatan Indonesia (SKI) sudah dapat disandingkan dengan hasil e-PPGBM.

Penyebab dari belum dapat disandingkan hasil e-PPGBM dengan SKI karena angka kunjungan posyandu diwilayah Kecamatan Batauga baru mencapai sekitar 60,2 persen dibanding standar angka kunjungan posyandu 80 persen. Dari 1.468 sasaran yang diukur oleh pihaknya, hanya 884 yang datang saat posyandu.

Oleh sebab itu, harus perlu kerjasama lintas sektor yang melibatkan Pemerintah Desa/Kelurahan. Untuk upaya peningkatan D/S (skala pengkuran angka kunjungan posyandu). Agar pada saat pengukuran angka stunting berikutnya dapat disandingkan dengan Survei Kesehatan Indonesia(SKI).

Lebih lanjut, Muslihin mengatakan, keberhasilan implementasi inovasi Batauga “Besti” (Bebas Stunting) menjadi sumbangsih terbesar terhadap turunnya angka stunting hingga 13,8 persen.

Hal ini merupakan trobosan baru dari Puskesmas Batauga yang diperuntukan untuk Ibu Hamil sampai pasca melahirkan hingg anak memasuki usia 2 tahun untuk meminimalisir terjadinya stunting.

Inovasi Batauga “Besti “(Batauga Bebas Stunting) mulai diterapkan ketika seorang Ibu sudah nyatakan Hamil atau memasuki fase fertilisasi sehingga ketika memasuki periode bersalin, Ibu sudah dinyatakan siap.

Turut terlibat didalamnya ialah Gizi, Kesehatan Lingkungan, dan Imunisasi yang bertugas memantau perkembangan Ibu Hamil mulai dari kecukupan gizi serta kondisi lingkungan hidup Ibu Hamil.

Baca Juga: Buktikan Serius, Sekda Buton Selatan La Ode Budiman Siap Lepas Status ASN untuk Tarung Pilkada

Pada kesempatan itu, Ia menyatakan bahwa Kecamatan Batauga satu-satu wilayah di Buton Selatan yang sudah menerapkan Open Defecation Free (ODF) sejak 2023 silam.

Terlebih berbicara perihal stunting harus diperhatikan dari segala aspek. Utamanya bagi remaja putri sejak memasuki periode Haid pertama sudah diberikan tablet penambah darah (tablet Fe).

Diketahui, program Batauga Besti (Bebas Stunting) sudah berjalan 2 tahun terhitung mulai tahun 2022 sampai saat ini.

"Saat ini wilayah Batauga terendah untuk stunting se-Buton Selatan hasil dari kami menerapkan inovasi Batauga Besti (Bebas Stunting)," ujarnya pada Telisik, Sabtu (22/6/2024). (C)

Penulis: Ali Iskandar Majid

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga