Anak-Anak di Makolona Buton Selatan Banyak Putus Sekolah
Ali Iskandar Majid, telisik indonesia
Kamis, 20 Juni 2024
0 dilihat
Suasana di Lingkungan Makolona, Kelurahan Jaya Bakti, Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan. Foto: Ali Iskandar Majid/Telisik
" Anak-anak di lingkungan Makolona, Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan banyak putus sekolah karena diduga sering diajak orangtua berkebun "
BUTON SELATAN, TELISIK.ID - Anak-anak di lingkungan Makolona, Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan banyak putus sekolah karena diduga sering diajak orangtua berkebun.
Sampai hari ini fenomena anak putus sekolah masih sering dijumpai di lingkungan Makolona, Sampolawa, Buton Selatan.
Zuliati, seorang Guru TK Pertiwi Mambulu, mengungkapkan bahwa yang menjadi pemicu dari banyaknya anak-anak mengalami putus sekolah ialah kurangnya peran sosok seorang ibu saat anak berangkat sekolah.
Alhasil, anak-anak yang setiap pagi ditinggal oleh orangtuanya, utamanya ibu ketika berangkat ke kebun untuk mengelolah hasil pertanian. Muncul rasa malas serta kecendrungan untuk menghabiskan waktu dengan bermain.
Baca Juga: Buktikan Serius, Sekda Buton Selatan La Ode Budiman Siap Lepas Status ASN untuk Tarung Pilkada
Sehingga rasa keengganan anak-anak untuk berangkat ke sekolah semakin menjadi-jadi, yang mana berujung pada putus sekolah. Anak-anak yang mengalami putus sekolah rata-rata berasal dari tingkat Sekolah Dasar (SD).
Dengan usia rata-rata mulai dari enam tahun sampai dengan sembilan tahun. Kemudian acapkali para orangtua sering mengikutsertakan anak dalam aktivitas sehari-hari di kebun.
Anak-anak di Lingkungan Makolona, Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan yang mengalami putus sekolah banyak berasal dari Sekolah Dasar Negeri 1 dan Sekolah Dasar Negeri 2 Jaya Bakti. Berjarak sekitar satu kilometer dari lingkungan Makolona.
Dimana semakin menambah jarak rasa semangat anak ingin berangkat sekolah menjadi malas ke sekolah. Jarak antara permukiman warga dengan kebun milik warga memakan waktu tempuh sekitar satu jam untuk sampai ke kebun.
Zuliati kembali menegaskan bahwa fenomena tersebut sudah ada sejak dirinya juga masih duduk di bangku sekolah. Menurutnya, pada zamannya ketika masih menjadi seorang siswa Sekolah Dasar (SD) banyak teman-teman seusianya yang mengalami putus sekolah dengan penyebab yang sama.
"Pagi-pagi para ibu tidak lagi mengurus anaknya, sudah pergi ke kebun akhirnya anak-anak terlantar sudah tidak sekolah," katanya kepada Telisik.id.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Buton Selatan, La Hardin langsung memanggil pihak Kepala Sekolah yang bersangkutan untuk melakukan dialog lebih lanjut terkait upaya menghapus fenomena tersebut, khususnya di Lingkungan Makolona.
Dari hasil dialog serta diskusi tersebut pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton Selatan akan segera menambah satu unit gedung tingkat Sekolah Dasar untuk ditempati oleh para anak-anak dari lingkungan Makolona yang mengalami putus sekolah.
Satu unit gedung sekolah yang dimaksud ialah SD Negeri 3 Jaya Bakti yang rencana akan ditempatkan tidak jauh dengan permukiman warga Makolona sekitar satu kilometer dan dibangun di lintasan jalur menuju kebun warga Makolona.
Sehingga dengan demikian diharapkan dapat menekan dan menghapus angka anak putus sekolah diusia dini. Hardin berharap dengan bertambahnya satu unit sekolah di Kelurahan Jaya Bakti, Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan dapat menyelamatkan anak-anak yang putus sekolah.
Utamanya teruntuk orangtua di Lingkungan Makolona tidak perlu lagi membawa anak-anak ke kebun, anak-anak dapat dititipkan di SD Negeri 3 Jaya Bakti untuk menjadi peserta didik dan dapat melanjutkan mimpi mereka menjadi generasi unggul penerus untuk Buton Selatan kedepannya.
Ia menyebutkan, pendaftaran bagi peserta didik baru di SD Negeri 3 Jaya Bakti akan segera dibuka mulai tanggal 24 Juni sampai 30 Juni 2024 mendatang. Dimana pada awal proses pembelajaran masih meminjam gedung TK.
Baca Juga: Begini Pandangan Anak Muda Buton Selatan tentang Program Pemda Melayani
Sementara khusus peserta didik yang berasal dari Lingkungan Makolona yang pernah putus sekolah, akan mengisi kelas tersendiri.
Ia menambahkan, rencana mulai dibangunnya gedung sekolah tersebut pada awal tahun 2025 dengan jumlah rombongan belajar (Rombel) sebanyak tiga unit diawal pengoperasiannya.
Terkait jumlah anak putus sekolah di lingkungan Makolona, kata dia, sudah tidak banyak yang mana berasal dari anak-anak usia 6 - 7 tahun atau setara kelas satu tingkat sekolah dasar. Rata-rata pernah bersekolah pada SD Negeri 1 Jaya Bakti.
"Kami upayakan di 2025 akan dibangun 3 unit RKB entah itu melalui DAK, PAUMAR maupun DAU," katanya, Kamis (20/6/2024). (B)
Penulis: Ali Iskandar Majid
Editor: Fitrah Nugraha
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS