Baru 80 Persen Warga Jatim yang Berusia 50 Tahun Melek Huruf

Try Wahyudi Ary Setyawan, telisik indonesia
Jumat, 13 November 2020
0 dilihat
Baru 80 Persen Warga Jatim yang Berusia 50 Tahun Melek Huruf
Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim), Emil Dardak. Foto: Try Wahyudi/Telisik

" Inilah yang kemudian menjadi tantangan, bahwa realitanya belum tentu bisa mengoperasikan gadget tapi memiliki kedalaman dalam berpikir, berkreasi bisa terbatas sehingga seolah-olah hanya menjadi konsumen informasi, bukan produsen karya. "

SURABAYA, TELISIK.ID - Angka melek huruf di sebagian besar kelas usia telah mencapai 99 persen lebih, dari jumlah penduduk Jawa Timur (Jatim) yang hampir 40 juta orang.

Namun, pada kelas usia di atas 50 tahun masih menunjukkan presentase 80 persen yang baru melek huruf atau bisa baca. Meskipun kecil, namun angka buta huruf di kelas usia ini perlu menjadi perhatian.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim), Emil Dardak di Surabaya, Jumat (13/11/2020).

Menurut Emil Dardak, dengan berkembangnya gadget maka melek literasi ini bukan sekedar bisa membaca melalui gadget, namun mampu memahami sesuatu yang dibaca sehingga kemampuan nalarnya meningkat.

Baca juga: Pemkab Konawe Aplikasikan SIPD untuk Tranparansi Keuangan Daerah

Hari ini terlalu mudah memperoleh informasi, akhirnya kedalaman untuk menggali literasi menjadi berkurang, termasuk ketekunan membaca.

"Inilah yang kemudian menjadi tantangan, bahwa realitanya belum tentu bisa mengoperasikan gadget tapi memiliki kedalaman dalam berpikir, berkreasi bisa terbatas sehingga seolah-olah hanya menjadi konsumen informasi, bukan produsen karya,” terang mantan bupati Trenggalek ini.

Emil Dardak menambahkan, banyak informasi yang beredar melalui media sosial yang antara judul dan isi tidak sesuai. Terkadang, orang yang memperoleh informasi tersebut hanya sekedar membaca judulnya kemudian menyebarkan ke orang lain tanpa membaca apa isi dari berita tersebut.

“Semangat membaca di tengah masyarakat ini harus kita tingkatkan. Jangan sampai gadget ini justru membuat orang semakin sering mengkonsumsi informasi tanpa mengasah sisi kritisnya. Kalau asal share sebelum dibaca isinya artinya kemampuan literasinya kurang. Ini yang menjadi tantangan kita saat ini,” jelasnya. (B)

Reporter: Try Wahyudi Ari Setyawan

Reporter: Fitrah Nugraha

TAG:
Baca Juga