Bintang Film Porno Jepang Rina Arano Tewas Terikat di Hutan Tanpa Busana, Begini Kronologinya
Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Minggu, 03 Juli 2022
0 dilihat
Bintang film porno Jepang, Rina Arano jadi perbincangan di media sosial. Rina ditemukan tewas mengenaskan terikat di hutan tanpa busana. Foto: Tribuntanggerang
" Kasus tewasnya bintang porno Jepang, Rina Arano masih jadi misteri dan buah bibir di media sosial "
TOKYO, TELISIK.ID - Kasus tewasnya bintang porno Jepang, Rina Arano masih jadi misteri dan buah bibir di media sosial.
Melansir detik.com, Rina Arano ditemukan tewas terikat di sebuah pohon di hutan Ibaraki, Jepang. Ia terakhir terlihat pada 5 Juni dan tiga hari setelahnya wanita 23 tahun itu dilaporkan hilang oleh keluarga.
Pada saat itu, Rina Arano terlihat keluar dari stasiun Ibaraki Prefecture yang terpantau dari CCTV. Wanita berambut panjang ini kemudian terlihat memasuki mobil pria yang diketahui bernama Hiroyuki Sanpei.
Sebelumnya, Hiroyuki mengirim pesan singkat ke Rina Arano sebelum dia menghilang. Setelah hampir dua minggu, jasadnya ditemukan di hutan, kawasan Hitachiota.
Mayatnya ditemukan dalam kondisi diikat di pohon dan tanpa busana.
Baca Juga: Madame Claude, Punya Segudang PSK dengan Langganan Presiden
"Rina Arano diikat di pohon tanpa busana dan telah meninggal sekitar dua minggu. Kami masih menyelidiki penyebab kematiannya," ungkap polisi dalam pernyataan resminya, seperti dikutip dari Marco.
Melansir Sindonews.com, berdasarkan hasil autopsi, kematian Arano akibat patah tulang hyoid, yang terletak di bawah lidah dan rahang. Menurut para penyelidik, ada kemungkinan Arano dicekik sampai meninggal dunia.
Hiroyuki Sanpei, pria yang terakhir bersama Rina kini telah ditangkap. Dia dicurigai menculik dan mengunci model dewasa tersebut.
Baca Juga: Perselingkuhan Guru TK Terbongkar Akibat Salah Kirim Video Seks ke Grup Chat Tetangga
Rina Arano dikenal sebagai model seksi di Jepang. Setelah kematiannya, namanya menjadi perbincangan dunia.
Bayaran Rina Arano untuk pemotretan pun terungkap setelah kematiannya. Menurut majalah She The People, ia dibayar sekitar USD 1,000 atau sekitar Rp 15 juta untuk sekali pemotretan. (C)
Penulis: Ibnu Sina Ali Hakim
Editor: Musdar