Catatan Perjalanan COVID-19 di Sulawesi Tenggara

Siswanto Azis, telisik indonesia
Senin, 26 Oktober 2020
0 dilihat
Catatan Perjalanan COVID-19 di Sulawesi Tenggara
Jubir Satgas COVID-19 Sultra, Dokter Ld Wayong Rabiul Awal. Foto: Siswanto Azis/Telisik

" Kita sudah 7 bulan masih belum selesai. Belum selesai itu dalam arti akan masih lama karena puncaknya saja belum ketahuan, separuh jalan aja belum kita ini. "

KENDARI, TELISIK.ID - Pandemi COVID-19 di Sulawesi Tenggara telah berlangsung selama tujuh bulan, sejak diumumkan pertama kali oleh Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19 pada pertengahan Maret silam.

Hingga hari ini, Senin (26/10/2020), kasus penyebaran COVID-19 di Sulawesi Tenggara belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Bahkan terjadi peningkatan yang cukup signifikan perharinya.

Berdasarkan data dari Satuan Tugas Penangan COVID-19 Sulawesi Tenggara, pada tanggal 25 Oktober 2020 tercatat penambahan 43 kasus positif baru, 71 kasus sembuh dan yang meninggal dunia sebanyak 2 orang.

Secara keseluruhan, total kasus positif COVID-19 di Sultra sebanyak 4.329 kasus, sembuh sebanyak 3.329 kasus dan meninggal dunia sebanyak 79 orang.

Baca juga: Baru Diresmikan Jembatan Teluk Kendari Sudah Makan Korban Kecelakaan

Juru Bicara Satgas COVID-19 Sulawesi Tenggara yang juga Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sulawesi Tenggara, Dokter Laode Wayong Rabiul Awal mengatakan, beban dokter akan bertambah berat dengan makin banyaknya penambahan pasien COVID-19.

Hal ini tidak hanya terjadi di Sulawesi Tenggara, tetapi sebagian besar di wilayah Indonesia mengalami hal yang sama dan mengakibatkan berkurangnya jumlah kamar perawatan.

"Apalagi pada posisi sekarang ini jumlah pasien makin meningkat. Rumah sakit rujukan di Kendari sudah penuh,” kata Dokter Wayong saat dihubungi Telisik.id, Senin (26/10/2020).

Menurut Dokter Wayong, dalam tujuh bulan ini, Indonesia belum mencapai puncak pandemi COVID-19.

Oleh karena itu, dia belum memiliki pandangan soal titik terang kapan pandemi COVID-19 di Indonesia akan berakhir.

“Kita bisa lihat secara nasional, kasus harian masih terus meningkat. Artinya, puncaknya belum terjadi,” tambahnya.

Ketua IDI Sultra ini mencontohkan, terdapat beberapa negara yang kasusnya juga tinggi, tetapi pandemi dapat segera teratasi.

"Kita sudah 7 bulan masih belum selesai. Belum selesai itu dalam arti akan masih lama karena puncaknya saja belum ketahuan, separuh jalan aja belum kita ini," imbuhnya.

Namun di sisi lain, Dokter Wayong menyayangkan masih banyaknya masyarakat yang tidak mematuhi imbauan pemerintah, sebab dengan begitu penyebaran COVID-19 bisa terus terjadi.

Baca juga: Jembatan Teluk Kendari Tarik Pengunjung Luar Kota

Maka itu, Dokter Wayong mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak menganggap enteng persoalan COVID-19. Menurutnya semua pihak juga harus saling membantu menyelesaikan masalah ini.

Segala upaya yang saat ini sedang dilakukan pemerintah, melalui langkah-langkah pembatasan sosial untuk membatasi penyebaran wabah virus menakutkan ini, tentulah akan berdampak kepada daya masyarakat dalam mengikuti imbauan pemerintah. Mulai harus tetap di rumah, menjaga jarak, hingga dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker.

Menurut Wayong, setiap aturan yang diterbitkan, pada umumnya ada dan akan menimbilkan konsekwensi dan sanksi dari peraturan itu sendiri.

“Masing-masing daerah menetapkan aturan berbeda-beda tergantung topografi dan karakter masyarakatnya,” tutupnya. (B)

Reporter: Siswanto Azis

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga