Cerita Miris di Balik Rumah Eks Pengungsi Ambon di Buton Selatan

Deni Djohan, telisik indonesia
Sabtu, 11 April 2020
0 dilihat
Cerita Miris di Balik Rumah Eks Pengungsi Ambon di Buton Selatan
Penyerahan bantuan semen oleh anggota DPRD Busel, La Ishaka kepada warga eks pengungsi Ambon di Lingkungan Kalangana, Kelurahan Bandar Batauga, Kecamatan Batauga. Foto: Ist.

" Kalau di foto-foto dan ambil data itu sering sekali. Tapi kalau bantuannya turun itu tidak pernah. "

BUTON SELATAN, TELISIK.ID - Buton merupakan salah satu wilayah terbesar penampung pengungsi kerusuhan Ambon tahun 1998 silam. Hingga kini kita masih dapat menemukan titik lokasi pengungsian yang tersebar di Kota Baubau, Kabupaten Buton dan Buton Selatan (Busel).

Di Busel, titik lokasi pengungsian itu terdapat di Kelurahan Molagina dan Bandar Batauga, Kecamatan Batauga. Jika ke tempat itu, anda serasa berada di Kota Ambon manise.

Bahasa yang digunakan masyarakat setempat masih menggunakan dialek Ambon. Bahkan dialek khas Ambon itu kini mempengaruhi dialek asli masyarakat Batauga.

Meski pengaruh kedatangan mereka cukup kuat, namun terdapat cerita miris di balik kehidupan mereka selama berada di bumi Gajahmada itu. Misalnya salah satu lokasi pengungsian yang terdapat di Lingkungan Kalangana, Kelurahan Bandar Batauga.

Baca juga: Pemda Diminta Ambil Alih Komando Penanganan COVID-19

Disitu, mereka belum mendapatkan rumah layak huni seperti yang saat ini dirasa masyarakat eks pengungsi Ambon di Kelurahan Molagina. Hingga kini, mereka masih tinggal di rumah yang dinding dan badan rumahnya masih menggunakan papan. Tak ada material bangunan permanen pada rumah tersebut.

Kini, sebagian kayu rumah tersebut telah lapuk termakan usia. Beberapa atap telah bocor dan sebagian rumah lagi telah miring bahkan nyaris ambruk. Bagaimana tidak, rumah-rumah itu kini telah berusia hampir 20 tahun.

Lebih parahnya lagi, belum ada bantuan dari Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat yang diberikan kepada warga sejak tinggal tahun 2002. Padahal setiap tahunnya, pemerintah menganggarkan program bedah rumah.

"Kalau di foto-foto dan ambil data itu sering sekali. Tapi kalau bantuannya turun itu tidak pernah," kata ketua RT 01/ RW 03, Sam Wally.

Baca juga: Mengukur Kepedulian Calon Kepala Daerah di Masa Krisis

Kendati begitu, namun status lahan sudah menjadi hak milik pada 2018 lalu bersamaan dengan masuknya air bersih dari PDAM. Sebelum nya, warga hanya menikmati air bersih dari mata air gunung yang anggarannya hibah dari HNCR.

Ia berharap, pemerintah Busel terketuk dan bersikap adil dalam mengucurkan bantuan bedah rumah atau semacamnya, agar hunian mereka bisa sejajar dengan eks pengungsi lainnya.

"Disisi lain, supaya layak dipandang juga lokasi hunian kami atau kata lain rumah layak pandang," harapnya.

Melihat kondisi itu, salah satu Anggota DPRD Busel dari Partai Hanura, La Ishaka, memberi bantuan semen sebanyak 150 sak. Ini dilakukan sebagai bentuk komitmen dan kepeduliannya terhadap warga. Bantuan tersebut diterima langsung ketua RT 01, Sam Wally, yang disaksikan warga.

Baca juga: Pol PP Bombana Tertibkan Warga Tak Gunakan Masker

"Kami berterimakasih dengan bapak dewan yang telah membantu kami. Ke depannya kita doakan supaya terpilih kembali. Dengan begitu amal jariahnya juga terus berjalan. Karena baru juga beliau yang mau melihat kita disini," ungkapnya.

Di tempat berbeda, Anggota DPRD Busel, La Ishaka, mengatakan, bantuan ini merupakan komitmen politiknya dengan warga setempat saat pencalegan lalu. Ia berjanji akan memperjuangkan hak masyarakat agar mendapat keadilan.

"Ini langkah awal, masih ada bantuan berikutnya. Saya juga akan perjuangkan hak mereka pada Pemda," pungkas La Ishaka.

 

Reporter: Deni Djohan

Editor: Sumarlin

Baca Juga