Dengan Gerobak Kecil yang Usang, Lansia Ini Memulung agar Bisa Makan
La Ode Muh Martoton, telisik indonesia
Kamis, 14 Juli 2022
0 dilihat
Burhan sedang duduk beristirahat di trotoar, sebelum melanjutkan bekerja mencari botol plastik bekas. Foto. La Ode Muh Martoton/Telisik
" Di bak penampungan sampah dia mencoba mengais rezeki demi bisa menyambung hidup "
KENDARI, TELISIK.ID - Burhan (79) berjalan perlahan sambil mengayuh gerobak plastik menuju bak penampungan sampah di Jalan H.E.A. Mokodompit, Kelurahan Lalolara, Kecamatan Kambu, Kota Kendari.
Burhan adalah seorang pemulung yang terus berjuang di tengah kerasnya kehidupan. Dia membuat gerobak kecil tempat penampungan botol-botol plastik yang dipungut di pinggir jalan ataupun di tempat sampah.
Setiap hari, dia menunggu orang membuang sampah di bak penampungan dan terus berkeliling dari wilayah Anduonohu hingga di depan kampus Universitas Halu Oleo Kendari, hanya untuk mencari botol plastik bekas.
Di bak penampungan sampah dia mencoba mengais rezeki demi bisa menyambung hidup. Berbagai jenis sampah yang bisa dimanfaatkan dan dijual kembali seperti botol bekas, kardus bekas, dia kumpulkan.
"Kalau saya jual sehari bisa dapat Rp 10 ribu. Tapi saya kumpulkan dulu supaya banyak, nanti dikilo satu kali," tuturnya saat ditemui Telisik.id, Kamis (14/7/2022).
Burhan mengaku sudah 11 tahun bekerja sebagai pemulung. Namun sudah satu tahunan ini dia sering kecapean, hingga membatasi waktunya mencari botol plastik bekas. Kondisi itu yang membuat Burhan hanya bisa bekerja dari pagi sampai siang saja. Selebihnya dia gunakan untuk istirahat.
Baca Juga: Perjuangan Seorang Ibu, Hidupi Anak dari Jualan Tisu dan Air Mineral
Gerobak kecil yang sudah usang, hanya cukup untuk mengisi sampah plastik, sekaligus sebagai kendaraannya berkeliling mengais rezeki dari bak sampah yang satu ke bak sampah lainnya.
"Asli saya orang Bugis, dari selatan. Punya anak dua sudah menikah semua ikut suaminya. Saya cuma berdua dengan istri saja tinggal, seadanya saja ini gerobaknya", ucapnya, Kamis (14/7/2022).
Sudah banyak orang yang datang dan menjanjikan memberikan bantuan kepada Burhan. Tapi sampai saat ini, belum ada yang terealisasi.
Terlepas dari itu, terkadang ada juga masyarakat yang memberinya makanan, ada juga yang menawarkan pekerjaan, namun pria itu dengan halus kerap menolak dengan alasan tetap ingin hidup bebas.
"Saya pernah bekerja, bantu-bantu rumah tangga. Nyapu, beres-beres. Tapi enggak betah takutnya malah jadi beban orang. Kalau sekarang saya nunggu sampah di bak, kalau ada plastik saya kumpulin," ujarnya.
Baca Juga: Ditinggal Wafat Suami, Janda Ini Bertahan Hidup dari Buruh Cuci
Salah satu warga di depan kampus UHO yang tidak mau menyebutkan namanya, pemilik warung kecil yang lokasinya di seberang jalan tempat Burhan sering lewat mencari botol plastik bekas, menceritakan kondisi Burhan. Ia mengenal Burhan sebagai orang yang tekun dan ulet dalam mencari nafkah.
"Dia makan, minum, dari saya. Sejauh yang saya tahu orangnya baik dan tidak neko-neko. Kadang kalau ada botol plastik bekas saya kumpulkan dan ketika dia lewat saya kasih sama Pak Burhan," ungkap ibu pemilik warung makan itu.
Burhan berharap agar kehidupannya makin membaik, agar sebagai rakyat kecil dia bisa merasakan kehidupan yang layak dengan bantuan dari pemerintah, bukan sekadar dijanji saja. (A)
Penulis: La Ode Muh Martoton
Editor: Haerani Hambali