Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara Optimal Cegah Penyebaran Penyakit TBC

Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Kamis, 20 Juli 2023
0 dilihat
Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara Optimal Cegah Penyebaran Penyakit TBC
Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Foto: Fitrah/Telisik

" Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Tenggara telah menyediakan obat terapi khusus menangkal penyakit TBC "

KENDARI, TELISIK.ID - Salah satu penyakit menular yang patut diwaspadai masyarakat adalah Tuberkulosis atau TBC. Untuk mencegah penyebaran penyakit ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Tenggara telah menyediakan obat terapi khusus menangkal penyakit TBC tersebut.

Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sulawesi Tenggara, Muhammad Ridwan. Menurutnya, jika ada orang terkena penyakit ini dalam lingkungan sekitar, pihaknya mengimbau masyarakat untuk mengonsumsi obat terapi pencegah penyakit menular TBC.

“Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya pencegahan dan eliminasi penyakit TBC ini,” katanya kepada Telisik.id, belum lama ini.

Kata dia, pencegahan TBC tidak hanya melibatkan individu yang terinfeksi, tetapi juga memerlukan partisipasi aktif dari orang-orang di sekitarnya. Untuk itu, Dinkes Sulawesi Tenggara telah menyediakan logistik obat terapi yang diperlukan untuk pencegahan penyakit menular tersebut.

Namun, sebelum mengonsumsi obat terapi tersebut, individu yang ingin menerima obat terapi itu harus melalui proses pemeriksaan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa obat terapi yang diberikan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing individu.

Baca Juga: Perlu Penanganan Cepat Tingginya Penderita TBC di Tulungagung

Muhammad Ridwan juga menekankan pentingnya memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam pemberian obat terapi pencegah TBC. Dinkes Sulawesi Tenggara telah melaksanakan prosedur ini sebagai langkah strategis dalam mencapai target eliminasi penyakit TBC pada tahun 2030.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dan Dinkes Sultra berkomitmen untuk melakukan upaya pencegahan yang komprehensif guna mengurangi beban penyakit TBC di Bumi Anoa.

“Jadi upaya pencegahan penyakit TBC ini sudah kita lakukan. Jadi logistik obatnya ini kita siapkan, namun tetap harus melalui pemeriksaan sebelum mengonsumsi obat terapi tersebut,” ujarnya.

Dinkes Sulawesi Tenggara ikuti sosialisasi pedoman penganugerahan SDM kesehatan teladan. Foto: Repro sultraprov.go.id

 

Lebih lanjut, Muhammad Ridwan mengungkapkan, penemuan penderita TBC ini sempat mengalami hambatan, khususnya pada masa pandemi COVID-19 lalu.

Dimana, kata dia, pandemi COVID-19 telah memberikan dampak signifikan terhadap upaya penemuan kasus TBC. Pembatasan aktivitas sosial, kebijakan physical distancing, dan penundaan layanan kesehatan selama pandemi, menjadi faktor utama yang memengaruhi angka penemuan kasus TBC.

Olehnya itu, pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan upaya penemuan kasus TBC setelah pandemi COVID-19 berlalu. Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara akan mengambil langkah-langkah strategis, termasuk distribusi obat-obatan dan fasilitas lainnya, serta melibatkan sumber daya manusia yang handal dalam penemuan kasus TBC.

Baca Juga: PJ Bupati Buton Tengah Prioritaskan Pencegahan Peredaran TBC

Setelah melakukan evaluasi terhadap kasus TBC di wilayah Sulawesi Tenggara, pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas kesehatan kabupaten/kota untuk meningkatkan penemuan kasus TBC.

“Kolaborasi antar instansi ini diharapkan dapat mengoptimalkan penemuan kasus TBC dan memberikan perawatan yang tepat kepada pasien,” pungkasnya.

Sebagai tambahan, dikutip dari alodokter.com, penularan tuberkulosis (TBC) terjadi ketika seseorang tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) saat seseorang yang terinfeksi TBC bersin atau batuk. Oleh sebab itu, risiko penularan penyakit ini lebih tinggi pada orang yang tinggal serumah dengan penderita TBC.

TBC pada paru-paru akan menimbulkan gejala berupa batuk lebih dari 3 minggu yang dapat disertai dahak atau darah. Selain itu, penderita juga akan merasakan gejala lain, seperti demam, nyeri dada dan berkeringat di malam hari. (B-Adv)

Penulis: Fitrah Nugraha

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga