Diprotes Saat Penertiban, PPKM Darurat di Jatim Kurang Sosialisasi
Try Wahyudi Ary Setyawan, telisik indonesia
Rabu, 21 Juli 2021
0 dilihat
Pelaksanaan PPKM di Jatim. Foto: Ist.
" Masih saja dijumpai perlawanan dari masyarakat yang menolak ketika dilakukan penertiban oleh petugas "
SURABAYA, TELISIK.ID - Ketua Komisi E DPRD Jatim, Wara Sundari Reny Pramana menilai, sosialisasi pelaksanaan PPKM Darurat masih kurang dilakukan sampai tingkat bawah.
Buktinya, masih saja dijumpai perlawanan dari masyarakat yang menolak ketika dilakukan penertiban oleh petugas.
“Banyak dijumpai masih dipenuhi protes-protes bahwa mereka merasa tidak boleh mencari nafkah, tidak boleh berjualan dan lainnya. Padahal yang tidak diperbolehkan orang makan di tempat, berkerumun dan hal-hal lain yang bisa memicu penambahan kasus positif civid,” katanya saat dikonfirmasi di Surabaya, Rabu (21/7/2021).
Politisi asal PDIP ini mengatakan, diakui saat ini untuk mengetahui proses PPKM Darurat berhasil atau tidak belum bisa terlihat secara signifikan, karena proses inkubasi dari terpapar Covid bisa terlihat setelah 4 - 10 hari, bahkan bisa sampai 14 hari.
”Tetapi saya yakin dengan kebijakan PPKM bisa menekan angka laju orang terpapar,” jelasnya.
Lebih lanjut, menurut wanita yang juga bendahar PDIP Jatim ini, dalam PPKM Darurat, memang ada plus minusnya, tetapi jika kebijakan tersebut tak kunjung diberlakukan tentunya kondisinya akan lebih buruk.
"Bayangkan saja rumah sakit penuh, tabung oksigen sulit, kalaupun ada tabungnya regulator dan isinya kosong,” terangnya.
Dibeberkan mantan ketua DPRD Kediri ini, masyarakat saatnya sudah harus memulai meningkatkan disiplin untuk diri sendiri, dan mematuhi peraturan pemerintah.
Baca Juga: Penuh Keganjilan, Ombudsman Temukan Maladministrasi Proses TWK KPK
Baca Juga: Akun Resmi Jokowi Ramai Dicibir Warganet, Ada Apa?
"Kita melihat negara Australia, tidak hanya dibatasi tetapi begitu diketahui ada penampahan kasus langsung LD(lock down), dan semuanya dipatuhi oleh warganya, sehingga bisa segera selesai,” jelasnya.
Ia pun lalu mencontohkan kedisiplinan di masyarakat berkurang soal vaksin COVID-19.
“Belum semua mau divaksin, sulitnya membujuk orang untuk mau divaksin sampai di beberapa daerah ada yang di iming-iming hadiah,” terangnya.
Wanita yang akrab dipanggil Reni menyakini vaksin sangat diperlukan untuk mencapai hight imunity.
"Memang hasilnya tidak instan, perlu waktu agak panjang dan hasil vaksin massal akan bisa dilihat 6 bulan setelahnya,” tandasnya. (C)
Reporter: Try Wahyudi Ari Setyawan
Editor: Fitrah Nugraha