Ditantang Menjalankan Puasa, Gadis Pemabuk Ini Putuskan Memeluk Islam
Merdiyanto , telisik indonesia
Rabu, 31 Desember 2025
0 dilihat
Persephone Rizvi putuskan memeluk Islam usai ditantang untuk berpuasa. Foto: Repro BBC.
" Kisah perjalanan spiritual Persephone Rizvi, seorang wanita asal Inggris yang dulunya dikenal sebagai party girl atau gadis pemabuk "

JAKARTA, TELISIK.ID – Kisah perjalanan spiritual Persephone Rizvi, seorang wanita asal Inggris yang dulunya dikenal sebagai party girl atau gadis pemabuk.
Persephone, yang kini berusia sekitar 31 tahun, memutuskan memeluk Islam tujuh tahun lalu setelah ditantang oleh seorang rekan kerjanya untuk menjalankan puasa Ramadan sebagai uji coba pribadi.
Sebelum memeluk Islam, hidup Persephone penuh dengan pesta pora. Ia sering menghabiskan akhir pekan dengan minum-minum pra-pesta, clubbing hingga pukul 4 atau 5 pagi, dan pesta rumah yang berakhir dengan hangover parah, pertengkaran, dan bahkan insiden seperti rokok dilempar ke arahnya.
"Saya menggunakan alkohol sebagai coping mechanism di tengah pengalaman yang menguras emosi dan kurangnya tujuan hidup," cerita Persephone, seperti dikutip dari BBC, Selasa (30/12/2025).
Puncak kegelapannya terjadi saat ia mencoba bunuh diri di Greenhead Park, Huddersfield, setelah mabuk berat dan bangun telanjang di lantai dapur.
Baca Juga: Kisah Mualaf Jepang Kaiji Kadir Wada: Dari Pertukaran Mahasiswa sampai Temukan Tujuan Hidup dalam Islam
Perubahan dimulai saat Persephone bekerja di sebuah call centre musim panas sebelum kuliah. Rekan kerjanya yang beragama Muslim, Haleemah, menantangnya untuk berpuasa selama Ramadan.
"Ego saya bilang, 'Ini cuma 30 hari puasa, saya bisa lakukan itu'," ujar Persephone.
Awalnya, ia masih pesta dan minum, tapi pengalaman puasa mengubah sikapnya. Ia merasa lebih baik, lebih berharga, dan belajar sikap tidak egois, rasa syukur, serta perawatan diri.
Ia bahkan menjalani dua Ramadan sebelum resmi menjadi Muslim.
"Perasaan di akhir hari itu luar biasa," katanya.
Melansir Sindonews, Selasa (30/12/2025), pengalaman itu mendorong Persephone untuk mendalami Islam selama tahun pertama kuliahnya di Salford.
Ia mengunjungi Masjid Eccles di Salford, bertanya pada imam, dan akhirnya mengucapkan Syahadat: "Selamat, kamu sekarang Muslim."
Ia langsung pulang ke rumah orang tuanya di Huddersfield mengenakan hijab dan mengumumkan, "Saya sekarang Muslim."
Orang tuanya terkejut tapi mendukung, meski ayahnya sempat menganggapnya terlalu berlebihan.
Tantangan pasca-konversi tidak mudah. Persephone membuang pakaian tidak sopan, melepas kuku palsu stiletto, mengubah nama di media sosial, menghapus foto-foto seksi, dan memutus hubungan dengan teman-teman lama karena gaya hidup mereka tidak lagi cocok.
Ia sempat relapse minum alkohol saat kesehatan mentalnya menurun, tapi bangkit kembali.
"Islam menyelamatkan saya, karena sekarang saya tahu cara terbaik menangani masa-masa gelap melalui doa dan perawatan kesehatan mental," katanya.
Baca Juga: Taipan RI Takut Dosa karena Harta Melimpah, Tjio Wie Tay Putuskan jadi Mualaf
Kini, Persephone hidup damai sebagai Muslim. Ia menemukan sahabat seumur hidup di komunitas Muslim, lebih hormat pada diri sendiri, dan sadar akan dampak tindakannya terhadap orang lain.
Ia tidak lagi menganut prinsip "YOLO" (You Only Live Once) yang membuatnya sembrono. Orang tuanya pun ikut mendukung, sesekali berpuasa bersamanya, dan ibunya membantu dengan fashion modest.
Kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak orang, membuktikan bahwa hidayah bisa datang dari tantangan sederhana seperti puasa, yang mengajarkan pengendalian diri dan empati. (C)
Penulis: Merdiyanto
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS